ANDARA
Sayang, hari ini aku berangkat sendiri ya. Mau berangkat bareng Amel dan Karla.VANO
Oke cantik. Kamu hati-hati ya.. Aku sayang kamu.. Aku kangen kamu cantik.. ❤Pagi ini Andara memutuskan menghubungi Vano terlebih dahulu. Sekedar ingin mengetahui kabarnya. Ia mengirim pesan yang langsung dibalas oleh Vano. Andara pun menjawab pesan Vano.
ANDARA
Aku kangen kamu juga.. Gimana weekend kemarin? Menyenangkan? Ada hal seru apa sayang?5 menit..
10 menit..
15 menit..Tak ada pesan balasan dari Vano. Andara melihat jam tangannya. Ah mungkin dia uda berangkat, pikir Andara berbaik sangka. Andara pun segera berangkat sekolah. Mengambil mobilnya dan segera menuju rumah Amel. Karla sudah menunggunya di rumah Amel. Dirinya dan Karla berniat untuk berangkat dan pulang sekolah bersama. Sekedar ingin berbagi rasa dengan Amel.
***
"Dara, Vano ke mana sih? Sakit dia? Kok gak masuk." Karla menengokkan kepalanya ke belakang, bertanya pada Andara.
Andara menggelengkan kepalanya. Ia pun bingung ke mana Vano hari ini, sampai bel berbunyi pun tidak terlihat batang hidungnya.
"Dia gak hubungi kamu? Kalian tengkar?" Cecar Amel.
"Tadi pagi kita masih chatting, dia ga bilang apa-apa sih?" Andara terlihat bingung juga.
"Coba gih kamu hubungi lagi dia." Amel memberi saran.
Andara mengangguk, segera mengambil telepon selulernya dan mengirim pesan ke Vano. Terlintas pikiran buruk di otak Andara, apa jangan-jangan dia kenapa-napa di jalan ya? Iish mikir apa aku ini!! Andara menepuk kepalanya dan menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menepis pikiran buruknya.
Andara
Sayang, kamu gak kenapa-napa kan? Kamu di mana? Kok belum datang? Kabari aku sayang, aku khawatir.. Aku sayang kamu ❤Lama tidak ada balasan dari Vano. Andara mendesah, membaca lagi runtutan pesan antara dirinya dan Vano, pesan terakhir darinya tadi pagi pun belum dibalas Vano.
Sampai sekolah usai hari ini, Vano sama sekali tidak memberinya kabar, lebih tepatnya tidak membalas pesannya meskipun dia telah membacanya.
Hati Andara diliputi kebimbangan yang teramat sangat. Kekasih yang dicintainya, dalam sekejap mata berubah menjadi orang asing dan lebih parahnya, ia sama sekali tidak mengetahui alasan sebenarnya.
"Dara, langsung pulang atau jajan cilok dulu nih?" Karla merangkul bahu Andara dari belakang. Mereka bertiga sedang berjalan menuju tempat parkir.
"Iya juga ya, aku masih males mau pulang nih. Ya udah kita jajan di depan sekolah dulu aja yuk." Andara menyetujui usul Karla.
"Bilang aja masih berharap Vano ke sekolah kan? Emang kalian kenapa sih, masa dia gak kasih kabar sama sekali?" Amel meninggikan suaranya.
"Tau lah. Aku gak ngerasa ada masalah sih. Udah ah, ayo kita beli jajanan aja." Andara menarik lengan kedua sahabatnya. Dia enggan bila sahabatnya mengetahui keresahan hatinya.
Akhirnya mereka bertiga memutar balik langkahnya menuju gerbang depan sekolah, dimana banyak para penjaja makanan berjajar di sepanjang jalan.
Setelah membeli apapun yang diinginkan, mereka duduk di trotoar pinggir sekolah. Bercerita dan bercanda tak henti-henti. Saling bertukar makanan dan minuman. Andara melupakan sejenak kegelisahannya.
"Orang kalau udah cantik mah bebas ya, meski duduk di trotoar sambil mulutnya kebuka dan ketawa ngakak gitu, tetep aja keliatan cantik."
Andara mendengar suara yang tidak asing baginya. Ia melihat ada sepasang kaki berdiri tepat di depannya. Andara pun mengangkat kepalanya diikuti Amel dan Karla yang sama-sama terkejut.
Andara membelalakkan matanya semakin terkejut.
"Kamu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNGKIR BALIK DUNIA ANDARA
RomanceAda kebahagiaan yang berselimut luka. Ada luka yang terbalut cinta. Sebuah perasaan yang akan membawamu menuju perjalanan panjang yang penuh liku.