o

571 47 14
                                    


PERINGATAN! PART INI MENGANDUNG KEJADIAN SENSITIF

MOHON MAAF SEBELUMNYA🙇

🏃🔙

Orang-orang berpakaian serba hitam hilir mudik disekitar koridor. Isak tangis, kesedihan, kecewa, penyesalan dan berkabung mengisi ruangan. Beberapa orang datang silih berganti mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.

Ibu Jonghyun beberapa kali pingsan dan dilarikan ke rawat inap. Sang adik yang terpukul pun kini sedang bersama saudaranya yang lain untuk ditenangkan. Jadilah keempat sahabat tersebut mewakili keluarga kedatangan para tamu yang akan memberi penghormatan terakhir.

Jinki alias Onew, pria itu terus menunduk dan sesekali tersenyum tipis menyambut kedatangan para tamu. Matanya tertutup poni panjangnya, matanya sudah lelah menangis sejak tadi.

Minho terlihat paling tegar, pria itu masih sanggup menaikan wajahnya menatap orang-orang yang datang. Hanya mengangguk dan berkata bahwa ia baik baik saja, walau sebenarnya saat berita itu datang dan melihat langsung kenyataannya Minho menangis paling keras diantara yang lainnya.

Kibum alias Key, pria itu masih saja menangis. Enggan melihat peti serta foto berbingkai hitam disana. Kibum hanya bisa menangis setiap orang-orang terdekat mendatanginya. Begitu pula saat Eunji datang memeluknya erat sembari mengucapkan kata-kata menyemangat untuk Kibum dan yang lainnya.

Dan Taemin, sang maknae. Adik kesayangan member. Ia lebih banyak diam, air matanya enggan jatuh. Penyesalan demi penyesalan terlintas dipikirannya. Tapi itu tidak berguna lagi, karena tidak akan pernah membuat hyungnya kembali kepadanya. Sejak tadi Taemin hanya diam dan menunduk setiap orang-orang menyemangatinya.

Hatinya sakit, pikirannya kacau. Berharap bahwa ini hanya mimpi dan sekali lagi ia menatap peti dengan foto itu. Kenyataan lagi lagi menamparnya, ini bukan mimpi.

"Taemin oppa..." panggil seseorang yang ia kenal, namun tidak mungkin orang itu datang dan ada dihadapannya. Taemin mengangkat wajahnya dan mendapati sosok yang ingin ia temui di masa tersulitnya, tangan kanannya diangkat mengusap pipi tirus gadis itu.

"Aku sedang bermimpi ya..." ucap Taemin gemetar. Gadis itu meraih tangan prianya, menggenggamnya erat. Menyakinkan bahwa ini bukan mimpi.

"Oppa, ini aku..." kata gadis itu lagi dengan suara serak. Sontak Taemin menarik tubuh gadis itu, kepalanya ia tenggelamkan pada sela leher gadis itu. Menghirup aroma yang selalu membuatnya tenang.

"Naeun-ah...hiks....a..aku..." pertahanan Taemin runtuh seketika dan gadis itu balas memeluknya erat, mengusap surai hitam pria dipelukannya dengan air mata mengalir dipipinya berusaha menguatkan, walau hatinya masih juga tak percaya.




"Naeun-ah..." panggil Minho, gadis itu menoleh.

"Mau gantian?" tawar Minho merasa tidak tega melihat Naeun yang menjadi bantai tidurnya Taemin.

"Tidak papa oppa, pasti dia kelelahan" tolak Naeun, Minho pun mengangguk mengerti.

Selama proses pemakaman yang diselenggarakan secara tertutup, Taemin enggan melepaskan Naeun. Tanganya terus bertautan erat dengan Taemin, berusaha untuk tegar dan menerima kenyataan.

Pria itu tidak menangis lagi, namun tetap diam dan kembali memeluk Naeun di sepanjang perjalanan pulang.

"Oppa, apa lebih baik bila Taemin oppa pulang ke rumahnya?" ujar Naeun, ia khawatir bila Taemin tinggal di dorm apalagi apartement nya seorang diri.

Back to You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang