──O3. The Client

1.6K 282 9
                                    

Hari senin paginya berjalan cukup normal paska kejadian beberapa malam yang lalu. Jeongguk bekerja seperti biasanya. Berangkat pagi hari ke bank swasta tempat pemuda itu menghabiskan sebagian harinya sebagai customer service.

"Nanti tuan bisa langsung ke teller satu untuk bertanya perihal jumlah nominal yang akan dimasukkan dalam pembukaan rekening. Terimakasih, Tuan." Ujar Jeongguk dengan sopan.

"Selanjutnya, nomor dua puluh empat."

Seorang sosok dengan coat abu-abu, berpenampilan sedikit urakan─ sebab rambut lelaki itu tak rapih dan bau asap rokok menguar dari tubuh sosok di depannya ini.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

"Mau minum kopi, Jeongguk-ssi?"

Mata doe pemuda dengan marga Jeon itu membesar ketika sosok lelaki yang merupakan klien ini mengajaknya minum kopi. Tak lupa lelaki itu memanggilnya dengan nama.

Apa laki-laki dengan coat abu itu mengenal dirinya?

"Maaf, Tuan. Silahkan bicara perihal keperluan Tuan ke Customer Service."

Laki-laki itu tak bergeming. Masih setia menatap Jeongguk dengan tatapan yang seolah-olah ingin menelanjangi pemuda di hadapannya.

"Jeongguk-ssi."

"Ya, Tuan? Ada yang bisa saya bantu?"

Refleknya begitu ketika ada seorang klien yang memanggilnya.

"Mau jadi pacarku, Jeongguk-ssi?"

Yang barusan sungguh tak di duga olehnya.

"Tuan, maaf, tidak bisa. Ini sedang di kantor. Saya sedang bekerja. Jadi, mohon untuk bersikap profesional selayaknya klien dan petugas bank."

Jeongguk tak mengenal pria dengan coat abu itu. Sungguh.
Bahkan bertemu─ bertatap muka satu kali pun rasanya belum pernah.

Jadi, mengapa lelaki itu dengan lancar mengajaknya berpacaran?

"Arogan sekali, ya." Ujar laki-laki dengan coat abu.

"Maaf, Tuan. Silahkan katakan keperluan Tuan kemari untuk segera saya tindak lanjuti."

Pria depan Jeongguk merespon dengan kekehan kecil. Antara malu dan perasaan tak suka terhadap respon negatif Jeongguk akan ajakan berpacaran secara spontan barusan.

"Jalang arogan."

Ucapan kasar barusan cukup membuat Jeongguk untuk memanggil petugas keamanan.

Walaupun ia hanya mengisi pekerjaan rendahan di bank, bukan berarti siapapun dapat melemparkan kata-kata tak pantas ke wajahnya seperti yang barusan terjadi.

"Brengsek kau, Jeongguk-ssi." Umpat sang pria sembari meronta hebat. Namun tak bisa, sebab, lengan pria yang mengatainya 'jalang arogan' itu dipegangi oleh dua petugas keamanan berbadan besar.

"Maaf, Tuan. Petugas keamanan kami akan membawa anda keluar karena sudah membuat ketidaknyamanan di dalam bank ini. Terima kasih atas kunjungannya kemari, Tuan Park."

Jeongguk berujar dengan sopan. Namun ia dibalas dengan pria coat abu yang meludahinya.

"Awas kau, jalang. Menendangku ke luar sini bukan berarti membuatmu bebas. Tunggu, kau akan mati di tanganku, Jeongguk-ssi."

Ancaman disertai berontakan dari sang pria barusan, cukup membuat pemuda itu gemetaran.

Dasar laki-laki sinting.

Rasanya setelah ini ia harus lebih waspada lagi. Sebab, ia tahu bahwa pria coat abu itu tidak akan berhenti menganggunya. Kecuali, pria itu mati.

──────────

To be continued . . . .

Behind The Door +taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang