bagian satu : halaman satu

5.4K 438 6
                                    

Jaemin, Na Jaemin namanya. Pemuda berumur 17 tahun yang saat ini termenung menatap langit malam melalui balcon kamarnya.

"Abang?" panggil Jaemin lirih melihat bayangan sang Kakak di hadapannya.

"Hai, gimana kabarnya?" sapanya, Na Jaehyun, kakak satu satunya Jaemin.

Pemuda itu tersenyum lembut. "Baik, Abang sama Bunda gimana?"

Jaehyun membalas senyuman sang adik dan berkata, "Baik banget, udah jam segini, enggak tidur?"

Jaemin menggelengkan kepalanya. "Nunggu Abang." katanya.

Jaehyun terkekeh mendengar perkataan sang adik. "Abang telat, besok Abang usahakan. Ayo sekarang ke kasur kamu, tidur..." ujar Jaehyun lalu berjalan ke kasur sang adik.

"Ayo, Abang ga punya waktu yang banyak..." kata Jaehyun yang langsung dituruti oleh Jaemin.

Jaemin menidurkan dirinya di kasurnya, mengarah ke arah Jaehyun yang terduduk di samping kasurnya masih dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

"Abang..." panggil Jaemin.

"Hm?"

"Nanti kalau Jaemin udah capek, Abang sama Bunda harus jemput Jaemin ya..." pinta Jaemin. Jaehyun terdiam sejenak.

"Kamu harus kuat, Dek... Biar Tuhan yang menjemput kamu... Abang sama Bunda cuma nemenin kamu... Biarkan Tuhan jemput kamu, seperti Tuhan menjemput Abang sama Bunda...

...jangam mempercepat kematianmu, Jaemin—

—Tapi adek divonis leukimia, Bang..." ucap Jaemin memotong perkataan Jaehyun.

"Abang tau kamu kuat, jangan terlalu cepat, Ayah masih butuh ka—

—enggak, ayah enggak butuh Jaemin lagi. Ayah cuma butuh Lami sama Mama, Bang..." kembali, perkataan Jaehyun kembali Jaemin potong.

Jaehyun termenung. "Ayah udah pulang?" tanya Jaehyun pada sang adik.

"Ayah? Ayah kan dirumah Mama, Ayah kesini cuma sebulan sekali! Abang gimana sih?! Jaemin disini cuma bareng Simbok!" jawab Jaemin, terdengar seperti emosi.

Jaehyun termenung sesaat hingga suara sang Bunda terdengar untuk memintanya kembali. Ia menoleh dan mendapati sang Bunda berdiri di sana.

"Abang pergi dulu, besok kita masih bisa bicara lagi... Selamat malam..."

Jaehyun menghilang dari pandangan Jaemin. Senyum yang tadinya terpatri manis di wajah tersebut dengan binar bahagia kini menghilang.

Matanya ia pejamkan, berharap tertidur dan dalam 30 menit, ia akhirnya dapat menyalami bunga tidurnya.

to be continued

rendirse ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang