Pshyco

73 48 7
                                    

Terkadang rasa takut seseorang memang tak beralasan.

______________________________________

Gaynele dengan semangat 45 mengampiri kelas 11 ipa 3 untuk mengampiri wanita pujaannya.

Sedangkan warga kelas 11 Ipa 3 yang masih dikelas cukup heran dengan kehadiran Gaynele pasalnya pria itu tidak pernah menginjakkan kaki di wilayah mereka.

"Ada yang liat Gaylen gak" tanyanya.

"Kantin kak" balas seorang siswi dan Gaynele hanya manguk-manguk tanda mengerti lalu bergegas pergi.

Slurp
slurp
slurp

Gaynele mengambiskan minuman hasil rampasannya dengan sekali teguk.

"Kak, apaan seh itukan punya gue" tungkas Gaylen.

"bisa dibeli kali" Santai Gaynele.

"Gue pinjam temen kalian yeh" ucap Gaynele pada Nora dan Winnie

Gaynele menarik tangan Gaylen dengan lembut dan emmabawanya ke rooftop yang disana sudah ada beberapa orang.

"Kak Arran disini juga" tanya Gaylen menghampiri Arran.

"hmm udah makan" tanya Arran mengusap kepala Gaylen dan Gayllen hanya menggeleng pelan.

"Wess ada bau-bau pengen jadini" semprot Hazel.

"ckck brisik lu"sembur Gaynele lalu duduk disamping Gaylen.

"Nih makan" ucap Gaynele memberikan kotak makanannya pada Gaylen.

"Buat gue gak ada Gay, jaat lu" ucap
Hazel mendramatiskan keadaan yang membuat Gaynele dan Arran memutar bola mata malas.

"Ehh btw si Albern kenapa gak masuk sekolah sih, akhir-akhir ini dia jarang nongol juga" ucap Hazel.

"Ada masalah mungkin, nanti kita kerumahnya"balas Gaynele sambil menyuapi Gaylen yang kadang menolak tapi dia memaksa.

"Aylen entar tunggu gue yah gue anter pulang" ucap Gaynele.

Gaylen melirik Arran untuk melihat tanggapan lelaki itu namun Arran langsung melenggos pergi tanpa mengucap sepatah katapun.

"Tapi..."ucapan Gaylen terpotong dengan tatapan tajam Gaynele yang seolah menyiratkan tidak ada penolakan.

Akhirnya Gaylen pasrah dia pulang bersama dengan Gaynele.

Sorenya Gaylen hendak pergi kerumah Arran untuk meminta maaf.

"Kak Arran" ucap dari luar hingga wanita paruh baya membuka pintu.

"eh tante hehe apa kabar "ucapnya

"Eh sayang udah gede yah, kapan datang dari Bali, mau ketemu Arran" balas mama arran.

"Iya tan" ucapnya.

"Itu Arran ada dikamarnya, samperin aja" balas mama Arran lembut.

Gaylen menyelonong masuk kekamar Arran tanpa mengetuk pintu.

Arran menatap Gaylen dengan dingin dan tajam.

"eheh maap kak, gak sengaja shh " Gaylen meringis pelan melihat Arran hanya memakai boxer dengan bertelanjang dada.

"Kalo mau masuk ketuk , keluarrrrr" Sentak Arran.

"I.iiya ka maap" ucap Gaylen lalu keluar dan mengggigit bibirnya kuat dia merasa takut dengan Arran tidak biasanya pria itu bersikap dingin padanya.

"Apa" ucap Arran ketika sudah keluar dari marnya lengkap dengan pakaian santainya.

"Eumm maap ka ya tadi gk sengaja" ucapnya menunduk.

"Udah" tanya Arran.

"Eumm itu tadi Ay pulang sama Kk Gaynele karna dia maksa tadi  itu.."ucalnya terpotong oleh Arran.

"Terus ,lo mau apa" tanya Arran dingin.

"Kk Arran marah yah" ,ucalnya menunuduk dan meremas ujung bajunya.

Arran menghembuskan napasnya kasar dia sedikit pusing dengan masalah dengan ayahnya dan hal lain yang membebani pikirannnya.

"Pulang Ay, jangan keluyuran udah sore" Finish Arran lalu masuk kekamarnya.

Gaylen menatap pintu coklat itu sendu pikirannya berkecamuk dia bingnung dengan sikao Arran kepadanya dia sperti kehilangan sosok pria yang sudah dianggap sebagai kakanya itu.

Gaylen tidak menuruti perkataan Arran dia malah pergi ke taman untuk sekedar jalan- jalan dan memutari taman itu berulang kali hingga para pengujung heran dengan dirinya namun dia tidak perduli.

Hari sudah mulai malai malam dia tidak sadar dia sudah ditaman ini selama lebih dari 2 jam.

Gaylen akhirnya beranjak untuk pulang namun saat diajalan dia mendengar suara minta tolong .

Disebuah gang sempit yang sepertinya tidak ada orang.

ahh jangannnnn

Suara itu makin kuat hingga Gaylen memberanikan diri oergi ketempat gelap itu.

Gyalen menutup mulutnya, kakinya bergetar kuat, air mata bercucuran dari matanya dia takut sangat.

Seorang pria berposur tinggi berwajah tampan sedang membelah tubuh seorang wanita dengan ganasnya, darah berceceran dimana-mana dan bola mata wanita itu terlempar kekaki Gaylen.

"Akhhhh " Gaylen tersentak dan menjerit ketakutan kala Lelaki itu menatapnya dengan tersenyum miring tercetak jelas diwajah tampannya.

Pria itu mendekat dengan seringaian yang semakin lebar dia menjilat tengannya yang oenuh darah.

Gaylen takut dia melangkah mundur dengan kaki yang bergetar.

"Hikss, kumohon jangan bunuh akuu a..a aku tidak akan memberitahu siapapaun tentang kejadian ini hikssss ku..kumohon hiks" ucap Gaylen histeris.

"A...aku aakan melakukan aa..aapapun tapi tolong ja..ngsn bu...bunuh aku hiks " ucapnya menunduk takut.

Pria itu Albern Kallen menatap gadis itu penuh arti lalu memegang dagu Gaylen untuk mendongkak angar menatapnya.

"Aku tidak akan membnuhmu kitten, kau terlalu cantik untuk disia-siakan " Desisnya tepat ditelinga Gaylen.

"hiksss aa...apa mau" ucap Gaylen terbata samabil meringis menahan rasa sakit akibat cengakraman Ethan yang kuat dagunya.

Ethan terkekeh pelan lalu mengambil pisau lipatnya lalu menggoreskan pisau itu sedikit diwajah Gaylen.

"Shhh " Gaylen meringis merasakan Perih di pipinya.

"kau cukup pintar kitten" ucapnya lalu menggoreskan pisaunya tepat dibahu gadis itu dengan cukup dalam.

"Arkkkkghhg sakitttt" Gaylen mencengkaram kedua bahu Albern lalu ingin medorong Ethan kuat namun Albern tidak sebanding dengannya.

"Melawan lah lagi , cukup menarik aku suka itu, hari ini akan jadi hari yang menyenangkan" ucap Albern dengan suara beratnya.

 
                       TBC















Gaylen For GayneleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang