Lose

34 19 3
                                    

                   Happy Reading

Srek
srek

"Arghhhhh"

Brukkk

"Noraaaaaa"teriak Gaylen menghampiri lalu memukul orang yang menusuk sahabatnya itu.

Gaylen memeluk tubuh yang penuh dengan luka tusuk itu Gaylen meletakakan Kapala Nora di pahanya.

"Nora Lo harus bertahan okeyy" Gaylen menggenggam tangan dingin Nora dan merobek bagian bawah bajunya lalu membalut luka Nora untuk menghentikan pendarahannya .

Sedangakan Winnie dia masih asik bergulat dengan musuh bebuyutannya dia mengambil pistol MP40 nya dan menembaki anak buah orang didepannya.

"Ay bawa Nora kemobil" perintah Winnie tegas.

"Winn lu gila mereka bisa mati "teriak Gaylen.

Namun Winnie tidak menghiraukan Gaylen dia tetap melanjutkan aktivitasnya itu.

Tiba-tiba polisi datang dan membuat mereka berlari dan panik.

"Ay kemobil sekarang" perintah Winnie tegas.

Gaylen mengangguk tanda mengerti sebenarnya dia ketakutan melihat Winnie yang kesetanan menghajar musuhnya dia tidak pernah melihat sisi Winnie yang ini.

Saat hendak memapah Nora ada seseorang pria berbaju hitam dengan memakai masker dan membawanya begitu saja dan menggendongnya ala koala.

Brukk

Nora terjatuh pasalnya pria itu menepis tangannya dari gegagaman Gaylen.

"Mphhhh lepasssss" gumam Gaylen karna pria itu membekap mulutnya.

Winnie menoleh polisi sudah semakin  dekat dia tidak ada pilihan lain dia harus menyelamatkan Nora terlebih dahulu .

Winnie memasuki mobil dan membawanya dengan kecepatan tinggi bergegas menuju rumahnya yang berada di tengah hutan.

Winnie dengan telaten mengobati Nora untung saja luka tusukannya tidak terlalu dalam.

Selepasnya Nora menatap takut- takut kearah Winnie.

Merasa diperhatikan Winnie mengangkat sebelas alisnya.

"Shhh" Nora meringis sakit.

"Jangan banyak bergerak dodol" amuk Winnie.

"Win"panggil Nora dengan suara lemah.

"Jangan banyak berpikir semua bakal baik-baik aja walau sebenarnya gue gak yakin " jelas Winnie lalu beranjak pergi.

Nora meruntuki kebodohannya dia khawatir dengan keadaan Gaylen.

Dia yang menyuruh Gaylen untuk datang ke gedung tua karna mengikuti Winnie kesana.

Seharusnya dia meminta bantuan pada pihak yang berwajib mungkin sekarang Gaylen masih berada di dekatnya.

Nora dilanda kebingungan ada apa sebenarnya dengan Winnie kenapa dia seperti orang yang sudah ahli dalam hal tembak-menembak dan kenapa Winnie bisa berada di sana .

Nora pusing dan akhirnya memutuskan untuk tidur sejenak.

***

Brakkk

Pria itu melempar Gaylen dengan kasar ke kasurnya.

Dia mendekati Gaylen dan menatap Gaylen intens namun tersirat sebuah kekuatiran di dalamnya.

Gaylen menjauh dia sangat takut otaknya mulai berkelana apa yang akan dilakukan pria itu padanya.

Pria itu mengambil obat dan air putih diatas nakas lalu memberikannya pada Gaylen.

Gaylen menggeleng dia melemparkan gelas itu ke lantai.

Pria itu mulai tersulut emosi dia mengambil obat lain lalu mengapit kedua hidung Gaylen keras dan alhasil mau tidak mau Gaylen kehabisan napas dan membuka mulutnya.

Tidak membuang waktu pria itu meminumkan obat nya secara kasar pada Gaylen.

Gaylen merasa aneh kepalanya terasa berat dan mulai berkunang-kunang dan kesadarnya terenggut setelahnya.

Pria itu tersenyum smirk dia mencium kening itu sekilas lalu beranjak pergi dan tak lupa untuk menutup pintunya .

Sedangkan dikediaman Hawel diliputi dengan kekuatiran putri semata wayang belum pulang juga.

"Ayah Gaylen kemana sih udah malem  gini " kata Dannete frustasi.

Egan menenangkan istrinya itu dengan memeluk tubuh mungil itu erat dan mengelus pucuk kepalanya.

Dorrr
Dorr

Keduanya ambruk setelah tembakan itu melesat ke arah mereka berdua.

Satu peluru melesat di dahi Ethan sedangakan yang satunya di punggung istrinya Dannete.

Sedangkan disana ada orang yang tersenyum kemenangan.

Arran yang merasa kawatir dengan Gaylen bergegas ke rumah gadis itu.

Entahlah perasaannya saat ini sedang berkecamuk dia menepis egonya utuk tidak menghindari Gaylen untuk saat ini belum lagi mahluk alien yang berada disampingnya yang sibuk mengoceh membuatnya pusing .

"Diam"bentak Arran pada Gaynele.

Yah Gaynele ngotot ikut dan beralasan ingin melihat keadaan Gaylen sekalian ingin mengajak gadis itu kesuatu tempat yang sudah disiapkannya.

Sampai di kediaman Hawel Arran tidak melihat satpam disana dan akhirnya Gaynele.yang turun tangan untuk membuka gerbang rumah Hawel.

DEG

Arran terkejut dadanya sesak tak terasa air matanya mentes.

Disana pria dan wanita paruh baya ambruk dengan tubuh berlumuran darah.

Arran sudah menganggap keduanya sebagai orang tuanya sejak kematian bundanya saat masih berumur 7 tahun dan saat kematian ibunya pula ayahnya menikahi gadis lain kenapa harus saat hari itu Arran benci sangat benci pada ayahnya itu apalagi pada anak ibu tirinya yang tidak tau diri itu.

Arran terduduk lemas dia memeluk tubuh yang  sudah tak bernyawa itu.

"Bundaaa, ayah"  tangisnya pecah

"Hikss hilks arrggggg kenapa semua orang didekat gue selalu diambil " teriaknya pilu.

"Bangunn Bun bangun katanya kalian bakal jadi orang tua Arran selamanya"

"Kalian udah janji kenapa kalian tutup mata hah"

"Jangan tidur bangunn hiksss" Arran mengguncang tubuh keduanya .

Arran menepuk dadanya yang sesak terakhir kali dia menangis seperti ini sejak 7 tahun lalu.

Katakan Arran cengeng tapi memang itulah kenyataannya dia tidak sanggup untuk memberitahu pada Gaylen soal ini dia belum siap menerima reaski gadis itu saat mengetahui nya.

Gaynele yang sedari tadi memerhatikan merasa iba pada sahabatnya ini.

Dia tidak pernah melihat Arran serapuh ini , wajah dingin dan tegasnya sekarang dipenuhi dengan kesedihan jika tidak dalam keadaan seperti ini mungkin Gaynele akan menertawai Arran karena hal ini sangat langka dilihatnya.

             To Be Continued



























Gaylen For GayneleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang