Dari beberapa hari yang lalu Bright terlihat tidak bersemangat, karena ia terlalu banyak beban fikiran.
Dimulai dari retaknya hubungan dengan sang kekasih, dan juga perselisihan antara kedua orangtuanya.
Bright tidak pernah menyangka bahwa kejadian rumit seperti ini akan ia rasakan hari ini.
"Bright kamu mau ikut mamah apa mau ikut sama papah ?" pertanyaan yang sangat Bright hindari pada akhirnya akan ia dengar juga.
"Mah, Bright gamau ikut siapa-siapa! Bright mau ikut mamah sama papah!" ucap Bright sedikit meninggikan suaranya.
Ia sangat amat kecewa dengan keputusan kedua orangtuanya itu, apakah tidak ada jalan lain selain berpisah ?.
Tanpa banyak kata, Bright memilih pergi dari hadapan kedua orangtuanya, ia ingin mencari udara segar agar pikirannya jernih.
---------------
Sementara itu di lain tempat seseorang tengah memeluk erat boneka wortel kesayangannya.
Metawin tengah terdiam membisu memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya terjadi pada ia dan sang kekasih.
Memory kelamnya berputar di kejadian beberapa hari yang lalu, dimana ia dan sanga kekasih terlibat adu mulut yang begitu menyesakkan.
Flashback On
"Kak aku tanya sama Kaka, dia siapa! Kenapa sih Kaka ga pernah jujur kalo selama ini kaka udah ga sayang lagi sama aku ?!" metawin bertanya dengan nada yang sedikit meninggi.
"Demi tuhan sayang itu temen Kaka, Kaka ga pernah main belakang sama kamu tolong percaya sama kaka ta," bright menjelaskan dengan sesekali meraih tangan kekasihnya namun sayang sang kekasih malah menghempaskan tangan Bright dengan kasar.
"Cukup kak, aku gak mau denger penjelasan Kaka lagi!! Hati aku sakit kak sakit banget,," selanjutnya Metawin pergi begitu saja meninggalkan Bright dan seorang perempuan dengan rasa teramat bersalah.
"Bright maafin aku sungguh! Aku ga bermaksud buat Metawin salah paham demi tuhan maafin aku Bright. Aku janji Bakalan minta maaf sama Metawin dan jelasin semuanya." jelas Luna, gadis yang sedang bersama Bright tadi.
"Gak usah lun, ini emang salah aku bukan kamu. Harusnya aku bilang dulu sama meta kalau aku mau pergi sama kamu. Udah ya biar aku yang jelasin semuanya kamu gapapa kan pulang sendiri ?"
"Iya Bright gapapa, sebentar lagi Gun jemput aku kok, sekali lagi maafin aku ya Bright demi tuhan aku gatau kalau akan seperti ini." luna semakin merasa bersalah, demi tuhan dia tidak ada niat macam-macam dengan kekasih sahabat nya itu. Ia hanya meminta bantuan kepada Bright untuk membantunya memberi kejutan kepada sang kekasih.
"Gapapa lun, kalo gitu aku duluan yaa salam buat gun," setelah berpamitan Bright segera mengejar Metawin yang sepertinya belum terlalu jauh.
Di tempat parkir terlihat Metawin sedang mengatur nafasnya yang mulai tersengal Karena menahan sesak dan juga berlarian di sepanjang lobi pusat perbelanjaan tersebut.