Ren, MJ dan Thyme sudah berada di kafe 15 menit yang lalu, mereka masih harus menunggu Kavin yang sampai saat ini belum muncul juga batang hidungnya.
"Ini si Kavin kebiasaan banget deh ngaretnya .." kata MJ sambil terus menghubungi Kavin.
"Udah tungguin aja gue mau ke toilet dulu deh, kalo si Kavin dan sampe langsung pesen aja kaya biasa. " ucap Thyme lalu ia segera bangkit dari duduknya dan menuju ke toilet.
"Gue heran deh sama mereka berdua, sebenernya hubungan mereka tuh apa sih ?" celetuk Ren saat Thyme Sudah menghilang dari pandangannya.
"Teman rasa pacar Ojo nganti bubar ,," ren yang mendengar jawaban aneh dari MJ langsung menggeplak kepala anak itu.
"Sakit bego!!" mj mengusap pelan kepalanya.
"Ya elu gue lagi serius malah becanda ,," jawab Ren kesal.
"Ya harusnya Lo tau Ren, gimana sikap Thyme kalo lagi sama Kavin. Mana mamihnya Thyme sama bundanya Kavin juga kan udah lama temenan jadi yaa ga mungkin kalo di antara mereka gada apa-apa,," jelas MJ dengan sudut pandangnya.
"Bener juga kaya Lo, Thyme kalo lagi sama Kavin tuh kek anak ayam sama induknya ,,"
"Belum lagi kan, sekarang dia udah ga ngebully lagi, mana gara-gara ancaman Kavin lagi." timpal Ren.
"Nah tuh elo tau, ya mungkin emang mereka berdua belum siap aja ngasih tau kita, atau waktunya belum tepat ya kita tunggu aja ,," mendengar jawaban MJ, Ren menanggapinya dengan anggukan.
Selang 15 menit akhirnya Kavin datang juga. "Akhirnya Lo dateng Vin, dari mana aja sih?" tanya Ren.
"Huftt,, sory tadi pas mau ke sini bunda minta anter dulu ke rumah mamih jadi yaudah gue ke rumah si Thyme dulu ." jawab Kavin.
"Ngomong-ngomong Thyme kemana? Kata mamih udah berangkat ,,"
"Thyme tadi ke toilet, gatau tuh belum balik juga dari tadi .." jawab MJ.
"Yaudah gue susulin dulu deh .." kavin pun segera beranjak dari duduknya untuk menghampiri Thyme yang berada di toilet.
"Noh liat, kalo ga ada apa-apa ga mungkin si Kavin nyusulin Thyme ,," sahut MJ.
Sementara Ren hanya mengangkat bahu saja.
------
"Thyme ,, "
Thyme tidak menghiraukannya ia segera pergi dari situ, namun sebelum ia beranjak tangannya di cegah oleh orang tersebut.
"Lepas !!"
Orang itu melepaskan tangan Thyme dari genggamannya.
"Thyme, aku mohon dengerin aku dulu ,,"
Thyme menatap tajam orang tersebut lalu tersenyum meremehkan. "Atas dasar apa gue harus nurut sama Lo hah !!" ucapan tajam Thyme tidak menghalangi niat orang tersebut.
"Thyme, aku tau kamu itu orang baik. Jadi aku mohon sama kamu, kamu berubah yaa jangan kaya gini terus .."
"Apa ? Gue ga salah denger. Lo nyuruh gue berubah ?"
"Gorya dengerin gue baik-baik. Lo itu bukan Kavin Alexandra yang bisa ngatur gue! Lo itu cuman orang asing yang selalu jadi benalu dan parasit dalam hidup gue dan sahabat-sahabat gue ,,"
"Jadi jangan harap Lo bisa dengan seenaknya ngatur, atau nyuruh gue berubah, karena Lo itu cuman orang yang ga gue kenal !"
"Oh iya dan satu lagi .. "
Thyme menghampiri Gorya dan membisikkan sesuatu "Yang berhak ngatur dan nyuruh gue cuman Kavin Alexandra catet itu."
Setelahnya Thyme pergi meninggalkan Gorya yang masih terdiam dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.
....
Gorya masih termenung di tempatnya, apakah tidak ada cara lain untuk mendapatkan perhatian dari Thyme?
Saat ia hendak pergi seseorang menghampirinya dengan langkah yang angkuh.
"Kavin ,," lirih Gorya.
"Hallo Gorya Lo sama siapa di sini ?" tanya Kavin basa-basi.
Sebenarnya sejak tadi Kavin sudah memperhatikan Thyme dan Gorya yang sedang berbicara serius, namun ia tidak mendekati karena tidak penting juga. Namun jiwa posesif Kavin terhadap sahabatnya itu muncul saat Gorya meminta Thyme untuk berubah.
"A -- aku .. " gorya tergagap ia tidal tahu harus menjawab apa. Jangan lupakan fakta bahwa Kavin adalah salah satu Genk F4 yang terkenal di sekolahnya.
"Oh iya gue denger tadi Lo nyuruh Thyme buat berubah yaa ,,"
Gorya tidak menjawab ia hanya diam sambil menunduk.
"Terus Thyme nolak, ya kan ?"
"Hmm saran gue sih mending loe ga usah ngarep buat Thyme berubah jadi yang Lo pengenin deh, soalnya dia itu anaknya keras kepala banget ,,"
Gorya mengangkat wajahnya menatap Kavin agak takut.
"Tapi aku yakin bakalan bisa ngerubah sifat Thyme, dari yang arogan jadi pribadi yang halus !"
Kavin tertawa mendengar jawaban perempuan ini. "Gorya ,, mau sampai kapanpun Lo berusaha buat rubah sifat thyme, dia ga bakalan mau dengerin Lo."
"Oh iya gue mau tanya deh, Lo se ambisi kaya gini buat ngerubah sifat Thyme tuh atas dasar motivasi apa sih ?" tanya Kavin yang penasaran mungkin?.
"Aku suka sama Thyme, aku mau rubah sifat Thyme jadi lebih baik dan menghargai sesama ."
Kavin terkekeh bisa-bisanya perempuan ini mempunyai rasa kepada si keras kepala Thyme.
"Gorya , gorya gue fikir Lo itu cerdas. Tapi ... ternyata bodoh ,,"
"Bisa-bisanya loe suka sama orang yang udah nge-bully Lo habis-habisan sampe Lo nyaris celaka ?"
"Oh astaga lucu sekali, Lo itu cantik, manis kenapa harus suka sama Thyme?" kavin tidak habis fikir dengan perempuan satu ini.
"Aku udah maafin semua kesalahan dia di masa lalu, dan aku mau berusaha rubah sifat Thyme jadi lebih baik !!" jawab Gorya dengan sedikit meninggikan suaranya.
"Huhh yaudah terserah elo deh, suka-suka elo aja. Ya saran gue sih Lo mending sama Ren dia tuh suka sama Lo. Dan dia juga ga pernah kan nge bully elo ,,"
"Kalo Lo masih ambis mau deketin Thyme yaa silahkan ajaa,, "
"Tapi Lo itu aneh sih, masa suka sama orang yang udah ng bully elo ,, "
"Yaudah deh gue pamit dulu byee Gorya .."
Gorya menahan tangisnya sejak tadi, ucapan Kavin begitu membuatnya sadar. Thyme memang sudah membullynya dulu, tapi dia juga tidak menyangkal kalau ia mempunyai rasa terhadap lelaki arogan itu.
