Peliharan

275 13 1
                                    

Hayoo siapa yang engga pernah punya peliharaan? Ck ck ck kasihan banget!

Peliharaan saja engga punya, gimana pacar pfffft.

Ngomong-ngomong tentang peliharaan, gua pernah melihara hewan yang gua kasih nama Jonh.

Jonh ini jago terbang kalau sudah terbang kadang sampai engga keliatan dan cuma kedengaran saja suaranya. Jonh juga nurut banget, banget! Kalau gua rentangin tangan pasti dia bakal nemplok di tangan gua sambil ciumin tangan gua, walau kadang suka gatel kalau Jonh lagi cium tangan gua.

Gua merawat Jonh dari kecil, dari masih jadi encu. Gua temuin dia di kamar mandi rumah gua terus gua masukin ke dalam toples sampai akhirnya dia jadi nyamuk.

Iya. Jonh itu nyamuk.

Gua ngerawat Jonh dengan sungguh-sungguh, gua bener-bener perhatian sama dia sampai melebihi perhatian gua sama Malika.

Saking sayangnya gua sama Jonh hampir setiap malem gua ambil karet gelang punya mami dari dapur, buat berburu cicak di kamar. Gua takut si Jonh di makan Cicak!

Kamar selalu gua kunci rapat, takutnya Jonh keluar kamar dan mengalami kecelakaan di tabrak truk atau mobil tidak bertanggungjawab jadi gua selalu menutup rapat kamar gua.

Tapi sayangnya kebahagiaan gua memelihara Jonh tidak bertahan lama.

Malam itu malam rabu, gua ingat sekali. Malam kesedihan yang gua alami. Gua pulang dari kampus agak malam, karena harus mengurus kepanitiaan di kampus, karena gua ketum, jadi mau engga mau gua harus stay di kampus sampai malam dan memastikan kalau persiapan untuk acara sudah benar dan sesuai jalur yang di rencanakan.

Stress dan lelah, sesampai di rumah gua langsung memilih untuk rebahan di kasur, dan langsung sibuk buka sosmed. Engga pakai mandi. Alias males mandi.

Disitu gua sedang asyik-asyiknya buka twitter dan manas manasin war yang sedang terjadi di dunia Twitter biar makin panjang dan seru untuk di tonton. Hingga gua merasa kalau pipi gua gatal. Dengan refleks gua yang cepat, tangan kanan gua langsung memukul ke arah pipi, niat hati untuk menghilangkan rasa gatal di pipi. Tetapi ketika gua lihat ke telapak tangan gua, gua melihat sesuatu. Ya gua melihat hitam kecil ancur di tangan gua...

"TIDAAAAAAKK JONHHH!!!!??!!!" teriak gua.

Betul. Jonh mati karena gua pukul. Dia hancur menjadi serpihan-serpihan hitam dengan sedikit darah gua yang menempel di telapak tangan gua sendiri...

Gua langsung depresi sekali. Gua menyesali hal yang gua lakukan barusan...

"Jonh... Kenapa, Jonh... Banguuun... Kenapa lo ninggalin gua secepat ini Jonh..."

Gua menyesal. Sungguh menyesal. Seharusnya gua mandi saja malam itu!!! Kalau saja gua mandi dan engga langsung rebahan, gua engga bakalan gaplok pipi gua sendiri.

Jonh... Selamat jalan kawan, semoga tenang di alam sana.

Sekian cerita sedih gua.

Bocah TengikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang