Gantungan

40 1 0
                                    

-- POV MANDA

Debar jantungku tidak juga kunjung menurunkan iramanya. Jujur saja aku takut kalau suara detak jantungku terdengar olehnya, dia yang selalu menarik tatapan ku arahnya, dia yang selalu membuatku mengaguminya dan saat ini aku sedang berdua dengannya.

Aku mencoba terlihat biasa saja tapi aku malah sering mencuri pandang padanya! Aku tidak mampu menahan dan Aku takut kalau ketahuan.. tapi sedari tadi dia tidak juga merubah posisi duduknya. Ia tetap menatap ke arah kaca jendela, sepertinya sedang ada yang dipikirkan atau jangan-jangan dia sebetulnya tidak nyaman pergi dengan ku?

Aku takut kemungkinan kedua.

Sepanjang perjalan tidak ada obrolan. Jadi aku mencoba memfokuskan menyetir dengan pandangan ku ke depan. Walau sesekali aku tetap melirik ke arahnya.

Dia masih belum merubah posisi duduknya.

Sebetulnya aku tidak menyangka kalau ia akan merubah pikirannya dan menemani ku untuk mencari buku. Walau sebenarnya aku pun tidak tahu buku apa yang akan aku cari, terserah lah nanti tinggal ku ambil buku apa saja.
Betul. Semua hanya alasan ku saja untuk mengajaknya pergi bersama.

Tetapi satu hal yang aku bingung kan, mengapa kami harus pergi menggunakan mobil Dirja? Padahal mobil ku ada di parkiran kampus...

---

Kami sampai di parkiran mall, aku sengaja parkir mobil di basement yang tidak jauh dari pintu naik ke lantai atas, kebetulan sekali terdapat tempat kosong disana.

Aku sedikit gugup, walau basement tidak terlalu gelap tapi aku tidak merasa nyaman untuk menparkirkan mobil ini.

Pertama, ini bukan mobil ku. Kedua Kevin terus saja menatap ku.

"Bisa kah?" Tanyanya sambil terus menatap ke arahku, walau aku pura-pura fokus melihat ke spion tapi di ujung mataku tetap terlihat sosoknya.

"Bisa kok tenang hehe." Jawabku agar terlihat tidak gugup.

"Bagus deh kalo gitu, nanti kalo baret bisa-bisa gua di gorok Dirja."

"Haha, aman kok," jawabku sambil menginjak pedal untuk mundur. Huh, sedih juga ku kira dia khawatir denganku.

Dah aku pun akhirnya berhasil parkir dengan selamat.

Kevin langsung beranjak keluar mobil, lalu ia berjalan mengitari mobil, berdiri di samping pintu mobil tempat ku duduk dan menarik handle pintu.

"Sudah beres?" Wajahnya muncul dari balik pintu yang dia buka kan untukku.

Aku hanya mengangguk tersenyum menanggapinya, sambil berpura-pura mencari handphone ku. Jujur saja aku nervous, tidak tahu harus berkata apa.

Aku turun dari mobil, membuka pintu belakang untuk mengambil tas ransel yang berisikan laptop serta beberapa buku di dalamnya.

"Sini, gua aja yg bawa itu," ucapnya sambil meraih tas yang baru saja aku ambil dari jok belakang.

"Engga usah, Kev. Gua aja yang bawa tas itu lumayan berat soalnya."

"Ngeremehin gua ya?" Tanyanya mantapku tajam.

"E-engga kok." Balasku panik.

Dia pun tersenyum menggoda dan berkata "Nah, kalo gitu biar gua yang bawa, gak terima protes!"

Aku lagi-lagi hanya bisa mengangguk melihatnya seperti itu dan mengikuti langkahnya yang berjalan di depanku dengan tas merah muda milikku.

***

-- POV KEVIN

Anjir!

Ini tas Manda berat banget deh. Buset ini dia ke kampus bawa lemari belajar dia kali?

Bocah TengikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang