Ngapain sih?!

61 4 0
                                    

"WOI CUK KEMARIN PADA KEMANA LO KAMPRET!" Ucapku kesal, meneriaki dua orang bajingan yang sedang duduk berdua di ubin kampus Binus sambil bersandar ke tembok. Siapa lagi kalau bukan Dirja dan Rizky.

"HAHA. Sorry banget, Pin. Gua semalem ketiduran, suer ✌️" balas Rizky langsung sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.

Gua hanya membalas 🖕 kepadanya. Lalu menengok ke Dirja.

"Gua jemput Mira kemarin, maaf maaf. Haha." Ucap Dirja tanpa bersalah sambil menggaruk-garuk kepala belakang.

"Ha? Mira siapa lagi jingan!"

" Anak Unj, baru kenal kemaren." Balas Dirja santay sambil mengangkat bahu.

Gua sama Rizky cuma bisa geleng-geleng kepala. Sudah tidak heran dengan playboy cap kaos kaki itu.

"Kuy lah mabar pubg!" Ajak Rizky kepada gua dan Dirja.

"Kuy." ucap kami berdua berbarengan.

Sekitar sejam kami mabar pubg, tiba-tiba saja Rizky pamit pergi duluan.

"Cuk, gua duluan lah ya."

"Mau kemana lu buru-buru amat?" Cegah gua.

"Jemput Utari. Mau nemenin nonton."

"Hadeh, Ky. Mau sampai kapan lo jadi gitu terus." Dirja berkata sambil geleng-geleng kepala.

"Gua bukan lo ya, yang gampang banget baperin cewek." Elak Rizky

"Ya gimana gua kan ganteng." Balas Dirja dengan tampang konyol bin songong.

"Bacot!" Umpat gua.

"Yaudah gua duluan, bye. Jangan kelamaan berdua lo, nanti jadi homo. Haha." Oceh Rizky sambil pergi berlalu.

"Si kampret!" lagi-lagi aku mengumpat.

Begitulah Rizky, jika sudah berhubungan dengan Utari, maka kami dibuang begitu saja. Tapi nanti dulu. Kalian jangan pikir kalau Utari ini pacarnya Rizky. Kalian salah. Rizky tidak segampang itu melepaskan predikat jomblonya. Bagaimana ya menjelaskannya. Hm, pokoknya Utari ini bukan pacar Rizky, hanya teman dekat sejak SMP.

Alias si Rizky sudah suka dari SMP dengan Utari. Tapi Utari hanya menganggap Rizky cuma salah satu sahabatnya. Ya, begitu. Teman gua memang kisah cintanya selalu menyedihkan. Ck ck ck

Kapan-kapan gua ceritain kisah mereka deh. Tapi kalau inget.

Tidak lama setelah kepergian Rizky, datang seseorang yang menghampiri kami berdua. Perhatian ku langsung teralihkan ke arah orang tersebut.

"Hai," sapa nya kepada kami.

Seorang cewek dengan celana jins ketat, sepatu boot coklat yang tidak terlalu tinggi, kaos putih dan blazer pada bagian luarnya, terlihat cocok untuk rambut kecoklatan sebahu, dengan wajah yang terlihat kecil tapi dingin.

"Yo, Manda." Balas Dirja santay.

Manda hanya tersenyum tipis membalas sapaan Dirja.

"Masih aja jutek sama gua, dih." Keluh Dirja.

Terlihat Manda hanya menghela nafas malas meladeni Dirja.

"Ada apa, Nda?" Tanyaku langsung kepada Manda. Karena aku tahu sekali kalau Manda tidak akan mendatangi kami berdua disini atau hanya untuk sekedar menyapa Dirja yang pernah pacarin teman dekat Manda terus ditinggalin gitu saja. Makanya Manda pasti bakalan dingin ke Dirja.

Lalu, bukan kepedean tapi Manda memang cukup dekat dengan gua. Gua sering dapat kelas yang sama dengan dia, jurusan kami juga sama walau gua dan Manda beda satu semester. Ya, gua banyak ngulang karena mager.

Bocah TengikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang