Part 5

77 3 2
                                    


   "Jika memang dia yang ditakdirkan untukku, sejauh apapun dia pasti Allah Subhanahu wata'ala akan dekatkan hatinya untukku"
       

"Qilla Apa kabar nak," ucap seorang wanita yang suaranya tak asing bagi Qilla.

Qillapun langsung melihat kearah orang itu dan betapa kagetnya dia saat melihat siapa tamu dari orangtuanya yang akan melamar.

"Ta-tante Risma," ucap Qilla kaget

"Alhamdulillah baik tante," ucap Qilla lagi dan langsung menundukkan pandangannya.

      Entah Qilla harus bahagia atau sedih, ternyata tamu yang dimaksud Bundanya adalah orang tua Azlan dan Azlan, tapi saat Qilla melirik Azlan sekilas wajah Azlan terkesan dingin kepadanya, biasanya saat bertemu Qilla, Azlan akan banyak bicara masalah yang tidak penting pun dia bicarakan, tapi sekarang Azlan jauh lebih pendiam.

"Qilla sudah tahu kan kedatangan om Fariz, tante Risma sama Azlan kesini," ucap Farzan

"Hah? Iy-iya Ayah, tadi Bunda yang ngasih tahu Qilla," ucap Qilla yang masih menunduk.

"Maaf ya nak Qilla bukannya kami memaksa kalian berdua untuk menerima perjodohan ini tapi kami sangat ingin ada hubungan keluarga diantara kami, jadi Qilla dan Azlan kami jodohkan, lagian kan kalian kenal bukan satu dua hari tapi dari kecil pasti kalian udah tahu sifat masing-masing," ucap Fariz menjelaskan maksudnya.

"Bagaimana? Qilla terima berjodohan ini?" Tanya Fisya lembut.

     Setelah mendengar pertanyaan dari Bundanya, Qilla melirik sekilas kearah Azlan yang hanya diam dari tadi, entah apa yang ada dipikiran Azlan sekarang, Azlan terus saja mengalihkan pandangannya kearah lain asalkan ia tidak melihat Qilla.

Azlan sebenarnya sangat frustasi saat orang tuanya mengatakan bahwa dia akan dijodohkan dengan Qilla, Jujur sebenarnya Azlan tak ingin hal itu terjadi karena bagaimanapun Qilla adalah sahabatnya dan sudah dia anggap seperti adiknya sendiri, tapi Azlan tak ingin menolak permintaan orangtuanya jadilah dia menerima perjodohan ini.

"Kalau Azlan sudah terima perjodohan ini nak, kami sudah memberitahu Azlan saat dirumah tadi sore, sekarang kami hanya tunggu keputusan nak Qilla," ucap Risma seakan mengerti dengan tatapan Qilla ke Azlan tadi.

"Ayah, Qilla bisa minta waktu nggak? Qilla mau sholat istiqarah dulu," ucap Qilla pelan sambil menundukkan pandangannya kembali.

"Yaudah, kalau itu mau Qilla ayah tunggu keputusan dari Qilla," ucap Farzan sambil tersenyum menatap Putri bungsunya itu.

"Bukan cuma ayah mu yang tunggu keputusan kamu, tapi kami semua," ucap Fariz sambil terkekeh.

"Sekarang kita makan dulu ya, nanti kalau selesai baru lanjut lagi bicaranya," ucap Farzan

         Merekapun menikmati acara makan malam ini dengan hikmat. Selesai makan mereka kembali berbincang diruang tamu sementara Qilla memilih kekamarnya.

Beberapa menit kemudian pintu kamar Qilla diketuk oleh seseorang Siapa lagi kalau bukan Fisya.

"Assalamualaikum," ucap Fisya setelah membuka pintu kamar

"Wa'alaikumsalam, kenapa Bun?" tanya Qilla

"Azlan sama orangtuanya udah pulang tadi," 

"Kenapa Qilla nggak dipanggil Bun?" tanya Qilla lagi

"Bunda kirain Qilla udah tidur tadi, ini bunda baru mau lihat Qilla, ehh ternyata Qilla belum tidur,"

"Iya Bunda, Qilla lagi baca novel, hehehe,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jalan TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang