Part 4

57 3 0
                                    

         Seperti yang dikatakan Azlan semalam hari ini tepat jam 10.17 dia sudah berada dirumah Qilla, dengan memakai kemeja berwarna Putihnya yang sudah dia gulung lengannya hingga batas siku.

"Katanya kakak nggak mau kekantor tapi kok malah pakai kemeja gitu kenapa nggak pakai pakaian biasa aja," ucap Qilla saat mereka sudah berada diruang tamu.

"Kalau aku pakai pakaian biasa dari rumah bisa ketahuan sama Papa dan Mama kalau aku mau bolos kerja, lagian aku juga udah telpon mbak Arini dan dia bilang hari ini nggak ada jadwal penting,"

"Ciee telpon mbak Arini, Hahahaha," ucap Qilla dengan tawanya

"Ushh Qilla udah berapa kali aku bilang nggak boleh gitu suara itu aurat," 

"Iya kak maaf,"

"Lagian ya untuk apa juga aku harus ingat masalah kemarin, itu tuh udah bagian dari masalalu, mungkin emang mbak Arini bukan jodoh aku," ucap Azlan santai tanpa ada kesedihan seperti kemarin.

"Syukurlah kalau gitu, yaudah Qilla ambilin kuenya dulu ya,"

Belum sempat Qilla melangkah Azlan langsung memanggilnya.

"Qilla, tante Fisya mana?" tanya Azlan

"Bunda lagi dibutiknya," ucap Qilla Santai tapi tidak dengan Azlan dia kaget dan langsung berdiri.

"Astaghfirullah, jadi kita cuma berdua tadi didalam rumah ini? Kalau terjadi fitnah atau sesuatu gimana?" ucap Azlan panik

"Ishh ngomong apa sih kakak, kalau cuma Qilla tadi dirumah ini mungkin Qilla udah nggak izinin kakak masuk tadi. Lagian ya Ada Bi Marni, sengaja Bunda suruh kerja disini untuk jagain Qilla kalau Bunda kebutik," 

"Ohh terus Bi Marni mana?" ucap Azlan

"Ada kok didapur, yaudah Qilla ambilin kuenya dulu ya," ucap Qilla dan berlalu pergi

~~~

"Kuenya enak," ucap Azlan setelah menyantap kue yang telah dibuat oleh Qilla. Qilla yang mendengar pujian Azlan hanya dapat menunduk dengan pipinya yang sudah memerah.

"Memang enak kan Qilla yang buat," ucap Qilla yang masih menundukkan pandangan.

"Iya deh asal kamu yang buat pasti enak," ucapan Azlan itu tambah membuat pipi Qilla merah padahal itu hanya ucapan biasa tapi kenapa responnya sangat besar pada Qilla.

 ~~~

      Malam ini tidak seperti biasanya, Qilla melihat banyak sekali makanan yang tersedia dimeja makan padahal yang mau makan kan cuma Ayahnya, Bundanya, dia dan Bi Marni,  tapi kenapa makanan ini banyak sekali.

"Bunda kok tumben masak banyak malam ini?" tanya Qilla

"Iya sayang sebentar ada tamu yang mau datang,"

"Siapa Bunda?"

"Nanti juga Qilla pasti tahu, yang pasti dia sahabat Ayah dan niatnya kesini ingin lamar Qilla buat anaknya," ucap Fisya yang langsung membuat Qilla kaget.

Ngelamar? Apakah memang Qilla tidak ditakdirkan bersama Azlan? Apakah Qilla harus menikah dengan orang lain? Tapi yang Qilla cinta cuma Azlan.

"Apa Bunda ngelamar Qilla?"

"Iya sayang, Ayah dan Bunda berharap kamu terima perjodohan ini, bukannya Bunda paksa cuma menurut Bunda dia itu cocok untuk kamu, dia itu anak baik dan dari keluarga yang baik, kamu pasti tahu sayang," ucap Fisya yang membuat Qilla tambah bingung apa Maksud Bundanya 'Kamu pasti tahu' memangnya siapa Laki-laki itu?

"Yaudah sekarang Qilla kekamar dulu aja siap-siap, nanti kalau tamunya datang baru Bunda panggil,"

"Tapi Qilla mau bantuin Bunda masak,"

"Nggak usah udah selesai juga apa yang mau Qilla bantuin, yaudah Qilla kekamar aja dulu," ucap Fisya  dan terpaksa Qilla pergi kekamarnya.

 ~~~

"Ya Allah, apakah kak Azlan yang sering Qilla sebut dalam doa Qilla memang bukan jodoh Qilla? Apakah Qilla harus menerima perjodohan ini? Sungguh Qilla nggak bisa lupain Kak Azlan, dia itu sahabat sekaligus cinta pertamanya Qilla, tapi kalau Qilla nolak pasti Ayah sama Bunda sedih," ucap Qilla pada dirinya sendiri sambil menangis.

Tok... Tok.... Tok...
ketukan dipintu kamar Qilla.

"Sayang, Bunda masuk ya," ucap Fisya sambil membuka pintu.

Qilla cepat-cepat menghapus sisa air matanya yang masih membanjiri pipinya.

"Qilla kok mata kamu sembab sayang, kamu habis nangis ya?" ucap Fisya yang membuat Qilla gelagapan.

"Kamu jangan sedih ya hanya karena perjodohan ini, Ayah sama Bunda nggak akan maksa Qilla kok, tapi Qilla ketemu dulu ya sama mereka, nanti keputusan semuanya diserahkan kepada Qilla,"

"Emangnya mereka udah datang Bunda?"

"Iya sayang, yaudah ayo kita turun nggak baik membuat tamu menunggu, tapi sebelumnya Qilla ganti baju dulu ya,"

"Iya Bunda,"

      Qillapun mengganti pakaiannya dengan gamis sederhana berwarna merah maroon dengan hijab senada yang sangat cantik bila melekat ditubuhnya.

~~~~

       Dari kamar sampai diruang makan Qilla terus saja menunduk tak berani melihat tamu yang datang kerumahnya.

"Qilla duduk sayang," ucap Fisya karena melihat Qilla yang tak kunjung duduk.

      Qillapun Akhirnya duduk dikursi samping Bundanya.

"Qilla Apa kabar nak," ucap seorang wanita yang suaranya tak asing bagi Qilla.

Qillapun langsung melihat kearah orang itu dan betapa kagetnya dia saat melihat siapa tamu dari orangtuanya yang akan melamarnya.

Jalan TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang