Part 3

53 3 0
                                    

        Mencintai belum tentu memiliki, kadang kita harus ikhlas melihat orang yang kita cintai bahagia walaupun bahagianya bukan bersama kita, berani mencintai berarti kamu juga harus berani untuk mengikhlaskan

                         🌷🌷🌷🌷🌷🌷

        Hari ini adalah hari dimana Azlan akan mengkhitbah Arini, jujur masih ada perasaan sedih dihati Qilla, tapi Qilla kini berusaha menghilangkan semua perasaannya kepada Azlan, bagaimanapun Qilla tetap akan bahagia melihat Azlan juga bahagia, walaupun bahagianya Qilla diselimuti oleh luka hati yang sangat dalam. Qilla tak ingin ikut dengan Azlan untuk melamar Arini, biarlah Azlan dan keluarganya saja yang pergi, lagian jika Qilla pergi kesana hanya akan menambah luka dihatinya. Qilla terus berdoa disepertiga malamnya agar perasaannya kepada Azlan segera menghilang dari hatinya seutuhnya.

 ~~~

     Siang ini Qilla sedang berada  direstaurant bersama Misya Almeera Mahveen atau biasa disapa Misya seorang wanita yang dikenal oleh Qilla saat masa SMA dulu, Misya sudah seperti kakak bagi Qilla karena umur Misya yang sedikit tua dari Qilla.

"Hmm Qilla aku dengar kak Azlan mau khitbah seorang wanita ya?" ucap Misya saat mereka sedang menunggu pesanan makanan mereka.

"Iya, hari ini kak Azlan khitbahnya, mungkin udah selesai kali," ucap Qilla berusaha menahan rasa sesak dihatinya, berkali-kali Qilla berusaha menghilangkan rasa cintanya kepada Azlan tapi rasa itu belum sepenuhnya hilang.

"Kamu nggak sedih apa kalau Azlan nikah?"

Sedih? Jelas, siapa yang tidak sedih melihat orang yang telah lama kita cintai malah melamar gadis lain? Tapi mau diapa lagi memang bukan takdirnya mungkin.

"Nggaklah justru Qilla bahagia karena kak Azlan sudah ketemu sama pujaan hatinya,"

Bohong, semua yang Qilla katakan itu bohong.

"Hmm, padahal nih ya aku berharapnya Azlan sama kamu itu berjodoh, kalian kan udah sahabat, dari kecil lagi,"

"Ushh nggak boleh ngomong gitu, ini tuh udah takdir Allah,"

"Ya deh, Hmm aku berharap semoga kamu juga cepat ketemu sama jodoh kamu ya,"

"Iya, Aamiin Allahumma Aamiiin, Qilla doain juga semoga kamu cepat ketemu pelengkap Agamamu,"

"Aamiin Allahumma Aamiin," ucap Misya antusias

"Kebelet nikah banget kamu Misya, hahaha," ucap Qilla dengan tawanya

"Iya dong umur aku kan udah cukup untuk nikah, tapi belum juga ada yang khitbah," ucap Misya cemberut

"Sabar Sya, kalau jodoh pasti akan datang disaat yang tepat,"

"In Syaa Allah aku akan terus sabar Qilla," ucap Misya tersenyum.

~~~

     Ditempat lain tepatnya dirumah Arini, Azlan beserta Papa dan Mama nya sudah duduk disofa ruang tamu rumah Arini. Arini memang bukan berasal dari keluarga yang kaya, Arini harus banting tulang untuk kebutuhan keluarganya sejak ayahnya meninggal, untung Arini termasuk siswa yang cerdas dan berbakat jadi dia mendapat beasiswa untuk pendidikannya kejenjang universitas dan sekarang dia sudah bekerja di perusahaan keluarga Azlan selama 4 tahun yang dimana sekarang CEO nya adalah Azlan.

"Mohon maaf sebelumnya, Maksud kedatangan dek Azlan beserta pak Fariz dan Bu Risma kesini bermaksud untuk apa ya?" ucap Arini dengan sopan karena dia tahu siapa orang-orang yang berada dihadapannya itu.

Azlan sungguh sangat risih mendengar Arini memanggilnya dengan embel-embel 'dek' ya memang sih Arini terbiasa memanggil Azlan dengan sebutan itu karena dia sudah menganggap Azlan adiknya sendiri, dan juga umur Arini lebih tua tiga tahun dari Azlan.

"Hmm, kedatangan saya beserta kedua orang tua saya kesini adalah untuk melamar kamu Arini," ucap Azlan tegas

"Apa?" kaget Arini, jangankan Arini ibunya saja kaget mendengar perkataan dari bos anaknya itu.

"Maaf sebelumnya, bukannya saya lancang tapi saya nggak bisa terima lamaran dek Azlan, selain usia saya yang lebih tua, saya juga sudah menganggap dek Azlan seperti adik saya," ucap Arini yang menjelaskan penolakannya kepada Azlan

"Dan saya juga sudah punya calon suami, sebentar lagi kami akan menikah, mohon maaf sebelumnya pak Bu," ucap Arini lagi penuh sesal kepada orang tua Azlan.

"Iya nggak papa kok nak Arini, mungkin kamu bukan jodohnya Azlan," ucap pak Fariz sambil tersenyum

       Azlan beserta kedua orangtua nya pun pamit pulang dengan Azlan yang membawa kekecewaan akibat lamarannya yang ditolak.

 ~~~

     Malam ini selesai sholat Isya Qilla berkumpul bersama Ayah Dan Bundanya diruang keluarga mereka sedang menonton TV sambil menikmati kue buatan Fisya, bunda Qilla.

    Qilla melihat Handphone nya berbunyi dan ternyata menelpon adalah Azlan.

"Assalamualaikum," ucap Azlan saat panggilan telponnya dijawab oleh Qilla

"Wa'alaikumsalam kak

Lama tak ada sahutan dari sana Qilla melirik handphone nya dan ternyata masih tersambung ia kira Azlan mematikannya tadi.

"Halo, kenapa kak?" 

"Aku mau bicara Qilla,"

"Bicara apa?"

"Soal tadi waktu aku ngelamar mbak Arini,"

        Hati Qilla lagi-lagi sakit mendengar Azlan berucap itu, untuk apa juga Azlan mengatakan kepadanya lagian dia bukan siapa-siapa nya Azlan hanya sahabat tidak lebih.

"Arini nolak lamaran aku Qilla,"

       Ada nada sedih disaat Azlan mengatakan itu, Siapa coba Laki-laki yang tidak sedih lamarannya ditolak oleh seseorang yang ia cintai.

"A-apa? Ditolak?"

      Entah saat ini Qilla harus senang atau sedih mendengar itu semua.

"Iya Qilla, ternyata Arini itu udah punya calon dan sebentar lagi mereka akan nikah,"

"Sabar ya kak, mungkin Ada yang lebih baik yang ditetapkan Allah untuk kakak, jadi kakak yang sabar ya, kakak itu orang yang baik jadi In Syaa Allah akan bersanding dengan perempuan yang baik juga,"

"Iya makasih ya Qilla kamu memang sahabat aku yang paling baik,"

"Iya kak sama-sama, kalau gitu udah dulu ya kak soalnya sekarang Qilla lagi sama Ayah Dan Bunda,"

"Lagi ngumpul ya?"

"Iya kak sambil makan kue buatan bunda,"

"Wahhhhh enak tuhh, bagi dong,"

"Yaudah kakak kesini aja, nanti Qilla yang langsung buatin, soalnya masakan Qilla nggak kalah enak sama masakan bunda,"

"Iya deh besok aku kesitu, soalnya lagi Malas masuk kantor,"

"okeyy ditunggu ya kak, kalau gitu udah dulu ya Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,

"Anak bunda habis telponan sama Siapa pake senyum-senyum gitu," ucap Fisya karena daritadi dia melihat Qilla tersenyum sambil menatap Handphone nya.

"Ng-nggak kok Bunda, ini bukan siapa-siapa," ucap Qilla gugup

"Qilla nggak punya pacar kan?" tanya Farzan, ayah Qilla.

"Ihhh mana mau Qilla pacaran yah," ucap Qilla cemberut yang begitu lucu dimata kedua orangtua nya.

"Iya ayah percaya kok sama Anak gadis ayah Ini,"

Herman mengelus kepala Qilla yang tidak tertutup hijab.

"Qilla kan nggak mau nyeret ayah sama bunda keneraka, lagian untuk apa juga Qilla mengejar cinta yang haram, sementara Allah telah menuliskan kisah cinta halal untuk Qilla," ucap Qilla dengan senyum manisnya

"Pintarnya anak bunda,"

Fisya mencubit pelan hidung mancung Qilla.

"Aduh sakit bunda," ucap Qilla dengan nada manja yang membuat kedua orangtua nya geleng-geleng kepala.

Jalan TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang