Beberapa hari yang lalu, ibu bilang akan mengajakku ke tempat kerabat jauh untuk pertama kalinya yang ada di Busan. Tentu saja aku diajak untuk pergi ke sana bersama ibu.
Inilah harinya. Hari di mana kami akan terbang ke Busan menggunakan pesawat.
Aku tak ingin bertele-tele menceritakan pengalaman pertamaku mengudara di langit, tapi yang ingin kuceritakan adalah hal-hal aneh yang kurasakan saat berada di ambang pintu kayu mahoni bercat coklat tua.
Samar-samar aku mencium bau asap, tapi bukan asap dari putung rokok ataupun asap dari tempat pembakaran kayu yang ada di ujung tangga. Namun lebih mengarah ke bau kertas terbakar? Mungkin kerabat ibuku baru saja membakar tumpukan kertas? Tapi apa di Busan boleh membakar sampah? Mungkin iya, karena Busan bisa saja beda dengan Seoul tempat kelahiranku.
Tak begitu mengambil pusing, kuseret masuk koper kecil (karena kami berencana menginap beberapa hari sebelum tahun ajaran baru dimulai dan hari pertamaku sekolah di sekolah umum di mulai)
"Ah, Sohee-ya!"
Aku menoleh ketika nama lama ibuku dipanggil oleh seorang wanita yang kutafsir usianya di bawah ibuku karena terlihat lebih muda(?) Entahlah, perasaanku saja atau gimana wajah wanita itu terlihat muda sekali.
Sudah dua keanehan yang kudapatkan. Tapi berusaha kuabaikan, mungkin wajah kerabat ibuku ini babyface? Dan bau kertas terbakar yang tercium itu ya karena memang membakar kertas, bukan membakar hal aneh dan benar saja, di balik jendela dapur kulihat ada kepulan asap di sana.
"Ah, kamu Taehyung? Anaknya Sohee? Salam kenal, aku Hong Jiwon. Sepupu ibumu."
Terlalu lama menyelam pemikiranku, aku sampai tak sadar kalau ada seorang remaja lelaki yang sudah berdiri tepat di hadapanku, menatapku aneh dengan kelopak matanya yang besar itu.
"Dia Lee Taehyun, anakku."
——————————
Pontianak, 29 Juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Clandestine
FanfictionBahkan ketika Jisoo memberi disparitas mengklaim domain agar tak satupun orang terlibat di dalamnya, Taehyung tetap teguh pendirian dan membiarkan dirinya sendiri masuk ke dalam lubang nasib buruk hingga mungkin bentala tak sudi untuk menerima eksis...