Summary :
Sebuah perjodohan kuno harus menjadi pedang diantara tali persaudaraan si kembar Choi. Kekalutan hati dan rasa cinta yang harus kandas menyertai pernikahan keduanya. Choi Changmin yang sudah mulai menaruh hati pada sosok Pangeran bijaksana...
#Subjudul diambil dari salah satu track di Full Album Reveal
AWAS! WASPADALAH! Typo berserakan!!!
PERINGATAN!!!! Chapter ini mungkin agar sedikit berbumbu boncabe. Harap siapkan minum jika kepedesan. Adegannya implisit sih.... cuman ya gitu.... Mohon kebijakannya aja ya....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Changmin menatap pantulan kaca di depannya dengan helaan nafas kasar. Jokduri melingkar indah di pucuk kepalanya. Ditambah adanya Dinyeo menambah berat kepalanya yang sedari kemarin sudah dibuat pusing dan berat dengan berbagai macam kemungkinan yang menhantuinya. Changmin menoleh pelan saat pintu kamarnya digeser. Taemin tersenyum melihat putra bungsu Omeganya sudah siap. Tadi setelah Sooyoung Ahjumma membantunya mengenakan pakaian dan segala aksesoris ribet ini, wanita bermarga Choi yang sudah berbakti pada keluarga ini pamit dan memberitahu sang Nyonya rumah.
Taemin duduk di depan Changmin, tangannya terulur merapikan Derimdaenggi yang menjulur ke sisi depan. Istri Choi Minho itu mengulas senyum hangat dan meraih tangan dingin Changmin di balik lengan besar Hwarot merah itu.
"Eommonim bangga padamu, Changmin-ah. Meski pernikahan ini terjadi karena terpaksa, Eommonim akan selalu berdoa demi kebahagiaan kalian. Seiring berjalannya hari dan banyaknya waktu yang kalian habiskan bersama, Eommonim yakin, hati kalian akan luluh dan berkasih. Younghoon itu... dia Alpha yang baik. Sifat halus dan lembutnya sangat mirip dengan ibu kandungnya. Meski wajahnya terlihat sedingin ibu tirinya, Bae Joohyun, dia mewarisi senyum menyejukkan ayahnya, Kim Junmyeon. Younghoon pasti memiliki alasan sendiri hingga nekat dengan pilihan sulit ini." Changmin yang semula menatap mata teduh sang ibu mulai menunduk. Isak kecil terdengar kemudian.
Taemin langsung memeluk putra bungsunya.
"Sudah. Jangan menangis. Riasan cantikmu bisa rusak. Sebentar lagi upacara akan segera dimulai dan sesuai permintaan Keluarga Kim, kau akan langsung diboyong kesana setelah pesta disini selesai. Bersiaplah." Taemin mengusap lembut pipi basah Changmin dengan senyuman hangatnya. Ibu anak kembar itu terkekeh melihat sesunggukan Changmin yang menggemaskan.
Changmin menarik nafas dalam saat suara aba-aba Pendeta terdengar. Di dampingi Taemin, Omega manis itu melangkah keluar kamar khusus dan berjalan pelan menuju mimbar upacara. Langkahnya dibuat sehati-hati mungkin agar jangan sampai kaki lincahnya tidak sengaja menginjak ujung Kkossin dan mereka tersandung lalu jatuh berguling di depan banyak orang. Alasan utamanya sebenarnya karena Changmin sedikit susah bergerak bebas saja. Hwarot ini saja sudah berat dan besar, ditambah Derimdaenggi dan kawan-kawannya. Mengingatnya saja, Changmin jadi heran dengan Chanhee yang dulu dengan mudah dan elegan melangkah sampai upacara selesai.
