Coba lihat logika ini:
➡️Doni pergi ke rumah Agil, yang terletak tiga rumah jaraknya.Kalimat di atas seolah-olah benar, tapi bandingkan dengan kalimat berikut:
➡️Rumah, yang tak jauh dari rumah Doni itu milik Pak Reno.Jika dibandingkan kalimat kedua terlihat tidak benar. Mengapa? Karena 'yang tak jauh dari rumah Doni itu' merupakan frasa keterangan, bukan aposisi. Frasa ini menerangkan 'rumah'. Meski bisa dihapus, tidak bisa menggantikan subjek.
Bandingkan lagi:
1. Rumah Pak Reno—kudengar berhantu—sudah ditinggalkan pemiliknya.
>>
Rumah Pak Reno: subjek
Kudengar berhantu: aposisi
Sudah ditinggalkan: predikat
Pemiliknya: objek2. Rumah Pak Reno yang gosipnya berhantu sudah ditinggalkan pemiliknya.
>>
Rumah Pak Reno: subjek
yang gosipnya berhantu: keterangan utk subjek
Sudah ditinggalkan: predikat
Pemiliknya: objekKeterangan di sini bersifat langsung. Sementara dalam aposisi bisa berdiri sendiri dan belum tentu berkaitan langsung dg kalimat utama. 'Kudengar berhantu' sudah merupakan kalimat tersendiri. Ada subjek dan predikat di situ.
💡Cara lain mengingat, di dalam PUEBI tidak disertakan bahwa sebelum yang harus didahului tanda koma. Jadi setidaknya ini bisa jadi patokan.
⚠️ Menggunakan yang jika tidak tuntas membuat kalimat jadi gantung. Contoh:
➡️Rumah, yang tak jauh dari rumah Doni.Atau kadang ditulis
➡️Rumah yang tak jauh dari rumah Doni.
Yang kita lihat pada kalimat di atas, kalimat itu hanya punya subjek dan keterangan sehingga terasa janggal. Orang akan bertanya-tanya, rumah yang tak jauh dari rumah Doni itu kenapa? Ada apa?
Jadi lebih tepat jika ditulis
➡️Rumah yang tak jauh dari rumah Doni dijual.➡️Rumah yang tak jauh dari rumah Doni terbakar semalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Indonesia: Panduan Lengkap untuk Pengarang
Non-FictionJadi pengarang, kok, gak bisa meletakkan huruf kapital? Kok gak tahu fungsi tanda koma? Kok tata bahasanya berantakan? Cek di sini untuk perbaikan diri.