Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya:
➡️ Alangkah luasnya Kota New York!
➡️ Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
➡️ Datanglah tepat waktu!
➡️ Masa! Dia bersikap seperti itu?
➡️ Merdeka!Contoh dari saya yang lebih ke arah kutipan fiksi:
➡️ "Duduklah dulu! Nanti baru kau cerita."
➡️ "Makan dulu, Pak!" tawar Budi.
➡️ "Halah!" Budi mendengus. "Alasan saja kau ini."🔔 Jadi, tanda seru tidak selalu penanda orang sedang marah, ya. Ini harus saya tekankan karena ada orang yang menganggap memakai tanda seru artinya sedang marah. Kalian harus lihat konteks kalimat dan situasi untuk bisa menilai apakah dia sedang berseru, marah, terkejut, memberi perintah, atau apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Indonesia: Panduan Lengkap untuk Pengarang
Non-fictieJadi pengarang, kok, gak bisa meletakkan huruf kapital? Kok gak tahu fungsi tanda koma? Kok tata bahasanya berantakan? Cek di sini untuk perbaikan diri.