08

582 123 53
                                    


Congrats, Yoya!

Yoya menatap cokelat yang Auriga berikan padanya. Cokelat tersebut diikat dengan pita dan di dalam ikatan pita itu Auriga menyisipkan note berisi ucapan selamat padanya. Yoya menimang cokelat tersebut, maksud Auriga ngasih dia cokelat apa ya?

Apa bener yang Winda bilang kalo Auriga naksir sama dia? Tapi apa mungkin?

Atau, ngasih cokelat saat temen seminar adalah hal yang wajar dilakukan di kampus Auriga dulu?

"Ra!"

"Apa Win?" Yoya menatap Winda. Ia lihat tangan Winda berada di depan wajahnya.

"Kamu ngelamun?" Winda menurunkan tangannya saat Yoya sudah menanggapinya.

"Hehehe." Yoya meringis kecil.

"Kenapa? Mikirin Auriga ya?" Winda menggoda Yoya. Sejak menerima cokelat tadi Yoya terlihat memperhatikan cokelat tersebut, udah pasti kepikiran sih.

"Enggak."

"Hahaha, dia naksir kamu itu Ra." Winda mengulang ucapannya tadi.

"Ngaco ah Win." Yoya menyangkal ucapan Winda. Ia meyakini bahwa cokelat ini hanya diberikan Auriga sebagai seorang teman. "Dia ngasih cokelat karena aku udah seminar, Win."

"Mana ada?"

"Ya kali aja di kampus dia ada kayak gitu?"

"Hmm, setau aku cowok ngasih cokelat sama cewek ya pasti ada naksir-naksirnya lah. Beneran deh, percaya sama aku." Winda meyakinkan Yoya lagi.

"Ya itu kan kamu Win, siapa tau dia enggak kan?"

"Yah suka nggak percayaan kamu tuh. Pegang omongan aku ya, si Auriga beneran naksir kamu, aku yakin."

"Udah ah Win, yuk makan aja yuk." Yoya menghentikan ucapan Winda karena Winda udah makin menjadi-jadi. Kalo ditanggepin terus jadinya nggak selesai-selesai.

"Kalo dia naksir kamu beneran, gimana Ra?"

"Win, mau makan nggak?"

"Hehehe, iyaa makan lah." Winda mengambil makanan yang tadi Auriga berikan. Sekilas ia melirik Yoya lagi. "Makanan dari Auriga nih?"

"WINDA!!"

"Hahaha."

***

"Ish!" Yoya menggoyangkan kakinya di atas kasur. Sial banget, mau tidur gini ia malah jadi kepikiran omongan Winda tadi siang. Masa iya sih Auriga naksir dirinya?

Yoya menatap cokelat pemberian Auriga yang ia letakkan di atas rak bukunya. Matanya kemudian beralih pada hape lalu meraihnya. Yoya membuka kolom chatnya dengan Raga. Bilang nggak ya sama Raga kalau ia dapet cokelat dari Auriga?

Yoya mengetikkan kata-kata untuk Raga yang mengatakan bahwa tadi Auriga memberinya cokelat, Yoya sudah hampir mengirim chat tersebut tapi ia menggelengkan kepalanya.

"Nggak usah bilang lah." Yoya menutup kolom chatnya dengan Raga. Ia nggak pengen malah jadi berantem sama Raga gara-gara masalah ini. Mendingan nggak usah bilang aja. Lagian kan dia nggak ada apa-apa sama Auriga.

drrttt

Yoya hampir terlonjak saat hapenya tiba-tiba bergetar dan muncul notif chat dari Raga. Bisa pas banget gini sih?

Nuraga : yang

Nuraga : gimana seminarnya tadi?

Aurora : lancar kok

Aurora : kamu baru pulang?

Nuraga : iya, sumpah capek banget ini aja belum kelar tapi aku pulang duluan

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang