LYP | Chap 4

87 11 2
                                    

Happy Reading!

Sudah beberapa hari ini Mini merasa Yunseong menjauhinya. Ia jadi bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Padahal mereka sudah cukup dekat tetapi semuanya kembali seperti sebelumnya.

"Pak"

Mini menghadang Yunseong yang hendak masuk keruangannya. Yunseong diam dan menatap Mini datar.

"Bapak kenapa? Saya ada salah ya sama bapak?" Tanya Mini, ia terlihat lesu bahkan waktu masih pagi.

"Minggir, saya sedang banyak urusan" Balasnya dingin, ia menggeser pelan tubuh mungil Mini dan masuk keruangannya.

Mata Mini memanas, baru kali ini ia merasa sakit hati diabaikan pujaan hatinya. Walaupun dari dulu memang dia sudah sering diabaikan, namun kenapa baru sekarang hatinya sakit?

Dengan perasaan sedih ia meninggalkan tempat itu. Yunseong berdiri bersandar dipintu dengan perasaan bersalahnya.

"Maafkan saya Mini"

"Mini, kok pagi pagi udah sedih aja sih?" Tanya Aura yang ikut sedih.

"Aku gak kenapa kenapa kok Ra" Jawab Mini tegar.

"Oi Mini, ayo dong barbarnya keluarin. Masa pagi pagi udah murung" celutuk Juno dari bangku belakang.

"Juno berisik" Mini membalasnya ketus.

"Kantin yuk, jam istirahat masih ada nih" ajak Esa sembari duduk didepan Mini.

Mini mengangguk tidak bersemangat, ia mengikuti langkah Esa yang menarik tangannya. Dibelakang ada Juno dan Aura yang mengikuti.

"Gak usah sedih, mungkin pak Yunseong lagi ada masalah. Biarin dia selesain masalah nya dulu" bisik Esa mencoba menenangkan Mini.

Mini mengangguk, mungkin perkataan Esa memang benar.

Esa memberikan semangkuk ramen dan sekotak susu stroberi yang dibelinya kepada Mini. Gadis itu dengan senang hati menerimanya membuat Esa tersenyum simpul. Setidaknya Mini bisa melupakan masalahnya untuk sementara.

"Mini doang yang dipesenin? Kita enggak ternyata Ra" Sindir Juno yang langsung memasang wajah sedihnya, begitupun dengan Aura.

"Pesan sendiri, mau tangan kalian diambil yang maha kuasa?" Balas Esa yang menohok dihati Aura dan Juno. Mini terkekeh melihat teman temannya itu.

"Makasih Esa, Mini kenyang banget. Jadi ngantuk"

"Habis makan langsung tidur? Melar badan kamu nanti" kekeh Juno yang baru datang dengan ramen ditangannya.

"Jangan dong. Mini gak mau punya badan melar kayak Juno"

"Enak aja kamu ngomong" sungut Juno dan membiarkan Mini berlari pergi.

.

Mini dengan semangat 45 melangkah menuju ruangan Yunseong dengan kotak bekal ditangannya. Waktunya tepat sekali, ia melihat Yunseong baru saja akan memasuki ruangannya.

"Pak" Panggil Mini mencegah Yunseong masuk. Pria itu menoleh dan menatap Mini datar.

Mini meneguk salivanya, ia takut melihat wajah datar pria itu.

"Saya bawain bekal buat bapak" Ucapnya seraya memberikan kotak bekalnya ke Yunseong.

"Maaf, saya sudah punya" Balas Yunseong memperlihatkan paperbag berisi makanan.

Mini menarik kembali tangannya yang menggantung diudara. Ia mengangguk kikuk dan segera pergi.

Yunseong menghela napasnya kasar, ia tidak suka dengan situasinya sekarang.

Hari hari Mini berlalu dengan cepat, ia merasa semakin jauh dengan Yunseong. Kalau benar Yunseong punya masalah, sebenarnya masalah apa yang pria itu hadapi? Kenapa sifat pria itu mendadak berubah? Berbagai macam pertanyaan selalu muncul dipikirannya, rasanya kepalanya hampir pecah.

Pagi ini Mini memilih menghabiskan waktu liburnya dikafe tempat biasa ia kunjungi ketika suasana hatinya sedang tidak bagus. Ia membaca novel romance yang sudah dibawanya dari rumah.

"Oppa!"

Suara yang terdengar menjijikan itu masuk kedalam pendengaran Mini yang otomatis membuatnya menoleh. Reaksi pertamanya adalah terkejut, bagaimana tidak. Orang yang sudah membuatnya sedih setiap hari ada ditempat yang sama dengannya, bedanya orang itu bersama seorang perempuan yang bergelanyut manja dilengan pria itu.

"Jadi dia yang bikin Yunseong jauhin Mini" gumam Mini pelan. Hati nya mendadak panas ketika perempuan itu bersikap lebih manja ke Yunseong.

"Awas kau tente genit!"

Setelah mengatakan itu, Mini lantas berdiri seraya membawa ice coffie nya. Gadis itu dengan sengaja berpura pura tersandung dan menumpahkan minumannya hingga terkena pakaian Yunseong.

"Aduh, maaf pak. Saya gak sengaja" ucap Mini dengan raut wajah penyesalan dibuat semaksimal mungkin.

"Mini?"

"Eh Yunseong? Maaf Mini gak sengaja" Ucap Mini. Tangannya segera meraih tisu dan mengelap baju Yunseong.

Yunseong meraih tangan Mini dan menjauhkan nya dari tubuhnya.

"Gak apa apa" balas Yunseong lalu pergi ke mobilnya untuk mengganti baju.

"Heh kamu pasti muridnya Yunseong kan? Gak sopan banget manggil nama" sinis perempuan itu.

"Tante gak tau ya? Saya kan gak punya sopan santun" balas Mini menantang, ia tersenyum mengejek kearah perempuan itu.

Perempuan itu bernama Somi Amelia Kim, mantan Yunseong yang sudah mencampakan pria itu beberapa tahun lalu.

"Mau kamu apa sih?"

Mini tak menggubris pertanyaan Somi, ia malas gencar membuat perempuan itu kesal.

"Tante pasti disana dikira orang gila ya? Setau saya make up dikorea natural, gak kayak tante yang malah mirip nenek nenek"

Somi menarik napas dalam dalam, ia harus menjaga imej nya saat ini. Jangan sampai ia membuat keributan dan membuat malu.

"Mendingan kamu pergi, jangan ganggu kencan saya sama pacar saya" Usir Somi.

Mata Mini memicing tak percaya walaupun terbesit rasa sakit dihatinya, ia menolak untuk percaya.

"Tante baru keluar dari rumah sakit jiwa atau kabur? Perlu saya antar balik ke sana?" Tawar Mini dengan sinis.

Wajah Somi memerah menahan amarah tapi sebaik mungkin ia tahan ketika melihat Yunseong sudah kembali.

"Saya gak bohong kok, tanya saja sama Yunseong" ucap Somi membuat Yunseong yang baru duduk menatap keduanya bingung.

"Bapak beneran pacaran sama tante ini?"

.

Gak sempet revisi:)

Maapkeun

Eh btw btw, Yunse dkk bakal debut kan ya?

Akhirnya, Junsang sama Hwangmini bisa punya kesempatan interaksi bareng:)

Love You Pak! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang