Happy Birthday My Wife

545 21 1
                                    

Happy Birthday My Wife

"Uuuuuuch anak-anak Mama sudah pintar! Sudah habis makanannya? Iyah? Iyah?" Sanae mengajak berbincang kedua anaknya yang sedang makan bubur bayi. Mereka kini berumur 7 bulan. Mereka sudah mulai belajar merangkak dan mulai diberi makanan bayi. Tidak terasa waktu telah berlalu, rasanya Sanae baru kemarin melahirkan mereka.

"Mammm... Brrrfffff... Mam... Mammm... Brrffff"

"Brffff... Mammmm... Mam... Mammmm..."

Lihatlah betapa lucunya Hayate dan Daibu. Mereka sibuk mengecoh bersahutan. Sanae tersenyum bahagia melihatnya. Sekarang setelah makan siang waktunya mereka untuk tidur siang.

"Habis makan, kita tidur yah? Sudah waktunya kalian tidur siang. Yuk, pindah ke kamar." ucap Sanae mengajak berbincang kedua anaknya. Ia mengangkat kedua anaknya untuk menuju kamar mereka. Sebenarnya, ia cukup kesulitan membawa mereka bersamaan. Tapi, sekarang tidak ada siapapun yang dapat membantu. Tsubasa sudah pergi latihan sejak tadi pagi dan baru pulang sore atau bahkan menjelang makan malam. Sanae berpikir rasanya ia ingin Tsubasa membantunya merawat anak-anak. Tapi bagaimanapun itu sudah tanggung jawab Tsubasa untuk berlatih sepakbola. Untungnya setelah pulang, biasanya Tsubasa membantu merawat anak-anaknya.

Sesampainya di kamar Hayate dan Daibu.

"Ah, apa sebaiknya kita ke kamarku saja? Rasanya hari ini begitu panas dan aku begitu cepat lelah. Mungkin aku bisa tidur sebentar bersama mereka." Sanae pun tidak jadi membawa Hayate dan Daibu ke kamar mereka. Sebaliknya ia membawa putra-putranya ke kamar Tsubasa dan Sanae.

"Hayate, Daibu, Ayo, tidur siang. Hem?" Sanae membawa Hayate dan Daibu ke tempat tidur. Ia duduk dengan bersandar di tempat tidur sambil mulai menyusui kedua anaknya. Hayate dan Daibu sudah mulai bisa minum ASI dari botol susu dan itu cukup memudahkan jika mereka ingin menyusu bersama-sama. Tapi, terkadang mereka rewel dan Sanae cukup kerepotan sendirian. Untunglah sekarang mereka menyusu dengan tenang karena sepertinya sudah mengantuk.

Setelah memastikan kedua anak tertidur pulas dengan perlahan, Sanae membaringkan mereka di tempat tidurnya. Ia pun ikut berbaring di sebelah Daibu setelah menaruh bantal pembatas agar Hayate yang berada dekat sisi tempat tidur tidak terjatuh. Sanae pun memejamkan matanya berharap pusing dan sakit kepalanya reda setelah tidur siang sebentar.

Tidak berapa lama kemudian, seseorang memasuki rumah Tsubasa dan Sanae...

.

.

.

"Eng..."

Sanae mulai terbangun dari tidur siangnya.

"Hm? Jam berapa ini?" Sanae melihat jam dari atas nakas tempat tidurnya. Pukul setengah empat.

"Lho? Mana Hayate dan Daibu? Perasaan aku tidur bersama mereka tadi. Apa salah yah? Mungkin aku menidurkan mereka di kamarnya."

"Tapi, kenapa rumah sepi sekali. Apa mereka masih tidur? Ah, mumpung mereka belum bangun sebaiknya aku mandi dahulu sebentar lagi mereka pasti bangun."

Sanae pun bergegas mandi karena merasa gerah. Hari ini cuaca cukup panas ditambah lagi ia berkeringat. Sambil mandi ia merasa heran dan masih memikirkan kenapa Hayate dan Daibu tidak ada bersamanya di tempat tidur. Mereka mulai bisa tidur kira-kira pukul dua kurang siang tadi dan ia sendiri baru bisa tidur setelahnya. Jangan-jangan mereka diculik. Sanae mengenyahkan pemikirannya. Tidak mungkin ada pencuri masuk bahkan menculik kedua anaknya saat mereka tidur di sampingnya. Sesulit apapun ia tidur, pasti sadar saat ada orang yang akan membawa anak-anaknya. Sudah pasti aku salah ingat. Mereka pasti aku tidurkan di kamarnya. Sanae pun segera menyelesaikan mandinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oneshoot, Tsubasa SanaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang