semua akan baik baik saja

0 0 0
                                    

Setelah menuntaskan proses  pembentukan karang taruna Tanete. Aku berfikir untuk kembali ke Makassar esok hari lantas ada beberapa kepentingan yang juga tak kalah penting sedang menunggu. Hari ini aku berusaha untuk menuntaskan beberapa nama yang kemudian harus ku masukkan kedalam SK Kepengurusan. Menghubungi beberapa kawan dan menemui yang bisa untuk di temui. Hari itu aku disibukkan perihal hal tersebut hingga petang datang menyapa langit Tanete.

Setelah melaksanakan sholat 3 rakaat di masjid. Aku mendapat kabar dari sam untuk bertemu di warkop Pojok di depan pasar rakyat Tanete. Katanya beberapa ketua dari karang taruna yang terbentuk ingin bertemu dan berdiskusi. Akupun menyempatkan hadir bersama temanku. Di tempat itu kulihat ada beberapa orang yang sedang duduk saling berdiskusi mereka adalah pengurus dari karang taruna yang sudah terbentuk sebelumnya. Setauku saat itu karang taruna yang terbentuk baru KTAP Baruga Riattang, KT Tibona dan KT Balangpesoang yang kemudian menyusul terbentuk KT Bontomangiring kemudian Tanete dan setelahnya lahirlah Karang Taruna Karang Taruna lain di desa yang ada di kabupaten Bulukumba.

Banyak hal yang kemudian di diskusikan malam itu, selain membahas tentang bagaimana pergerakan pemuda di lingkup kecamatan Bulukumpa sampai pada bagaimana menghidupkan kembali semua ormas ormas di kecamatan Bulukumpa. Salah satunya adalah karang taruna kecamatan Bulukumpa yang telah lama mati suri.

Beberapa angkat bicara dan berargumen sesuai pandangan dan pendapat mereka. Pembahasan malam itu cukup mempunyai nilai buatku. Banyak hal yang kemudian ku pelajari dari mereka mereka yang berargumen. Mulai dari bagaimana melihat pandangan pemuda terkait organisasi sampai bagaimana kemudian organisasi kampus di benturkan dengan organisasi masyarakat. Malam itu, aku pamit kembali terlebih dahulu lantas besok pagi harus kembali ke Makassar untuk menyelesaikan urusan yang harus kuselesaikan. Salah satunya adalah kuliah. Akupun pamit kembali dan mengucapkan salam seraya beranjak dari berada warkop.

Di rumah, aku yang harusnya beristirahat malah harus kembali di perhadapkan dengan sesuatu yang sejak kemarin terus terbesit di kepalaku. Apalagi kalau bukan soal bagaimana menahkodai karang taruna kedepan. Jujur saja, aku belum sempat terpikir sebelumnya bisa menjadi ketua. Aku hanya punya niat untuk membentuk karag Taruna di tempatku. Diluar daripada itu aku tidak punya kepentingan apapun, apalagi harus menjadi ketua.

Malam itu pikiranku seakan ingin menembus masa depan. Aku ingin melihat bagaimana kemudian kapal ini aku arahkan kemana sebagai nahkoda. Aku ingin melihat bagaimana kemudian karang taruna tanete punya eksistensi di masyarakat. Aku ingin karang taruna Tanete menjadi cikal bakal lahirnya karang taruna kecamatan dan karang taruna kabupaten yang lebih baik lagi. Sejenak dapat kurasakan pula konsekuensi dari apa yang telah berani aku ambil. Aku seperti bisa merasakan bahwa kedepan sangat banyak ombak yang akan berusaha membuat kapal yang ku nahkodai karang bahkan tenggelam. Tapi disisi lain aku dapat pula merasakan bahwa kapal ini akan mengarungi samudera dengan tenang dan tetap kuat melawan arus.

Setelah lama larut dalam pikiran yang berusaha menembus waktu. akhirnya mataku menyerah untuk tetap bisa terjaga. Akupun menarik selimut dan memutuskan untuk istirahat.

Semua akan baik-baik saja ketika kita ingin berusaha. Kita cukup berbuat Tuhan yang menentukan .

SIPAKATAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang