Senior

441 76 3
                                    

Sudah sebulan semenjak pertemuan pertama Sooyoung dan Chanyeol setelah sekian lama. Sejak saat itu pula keduanya sering berhubungan baik melalui ponsel atau bertemu langsung. Seperti saat ini misalnya, mereka tengah asik berbincang di lapangan basket yang berada di sekolah mereka. Mengenang masa-masa indah semasa sekolah.

"Ah sudah lama tak mengunjungi tempat ini."

Ujar Chanyeol sembari menyandarkan tubuhnya pada anak tangga.

"Kau tau? Aku sangat populer karena kemampuanku dalam bermain basket."

"Aku tau. Para siswi akan menggila saat menonton senior bermain."

Sahut Sooyoung menyetujui pernyataan Chanyeol sementara pria itu semakin melebarkan senyumannya.

"Apa kau juga termasuk salah satunya?"

"Hm?"

Sooyoung menoleh dan menatap bingung pada Chanyeol dengan sepasang mata bulatnya. Pria itu kembali tersenyum dan mengalihkan pandangannya kembali pada lapangan basket. Ia pun bangkit dan berjalan menuruni anak tangga. Saat berada tepat di bawah, Chanyeol berbalik dan sedikit mendongakkan kepala menatap Sooyoung yang masih terdiam pada posisinya.

"Kau tak akan turun?"

"Apa yang akan senior lakukan?"

"Bermain. Ayo bermain basket denganku."

"Aku tak tau caranya."

"Aku akan mengajarimu."

"Tapi.."

Gadis itu menggantungkan kalimatnya, terlihat ragu-ragu sementara Chanyeol masih setia menunggu hingga Sooyoung memutuskan untung bangkit dari duduknya. Berjalan dengan hati-hati menuruni tangga.

"Kau bisa mendribel bola?"

Tanya pria itu sembari menyerahkan bola basket yang sedari tadi ia genggam. Sooyoung mengambil alih bola tersebut dan menatapnya selama beberapa saat sebelum akhirnya kembali menatap Chanyeol dan menggeleng pelan.

"Kau benar-benar tak bisa melakukannya? Ini sangat gampang."

Ucapnya dan kembali mengambil alih bola dari tangan Sooyoung dan mulai mendribel.

"Sekarang, coba rebut bola ini dari tanganku."

"Aku?"

"Ya. Ayo lakukan."

Dengan menghela nafas pelan, gadis itu mulai melangkah mendekati Chanyeol yang berjalan mundur masih dengan kegiatannya mendribel bola.

Sooyoung begitu berusaha keras untuk merebut bola dari genggaman Chanyeol namun tak juga berhasil. Tenaga pria jangkung itu terlalu kuat untuk gadis sepertinya. Nyatanya Chanyeol tak mengajari Sooyoung bermain basket. Ia hanya membuatnya kelelahan.

Setelah merasa cukup, Sooyoung menghentikan langkahnya dan terduduk begitu saja di lantai lapangan. Berusaha mengatur deru nafasnya yang tak teratur sembari mengelap keringat yang membasahi pelipisnya.

Melihat hal itu, Chanyeol menghentikan kegiatannya dan berjalan mendekat. Mendudukkan diri di samping Sooyoung dan memberi gadis itu sebotol air.

"Lelah?"

Tanya Chanyeol sembari membantu mengelap keringat Sooyoung dengan tangannya. Membuat gadis itu tersentak kaget. Ia tak mampu mengontrol debaran jantungnya. Dilihatnya Chanyeol tengah tersenyum padanya, memperlihatkan lesung pipi yang begitu manis.

"Sooyoung, apa kau sakit? Mengapa wajahmu memerah? Maaf, seharusnya aku tak mengajakmu bermain."

"Ah tidak. I..ini.."

Sooyoung menangkup kedua pipi dengan telapak tangannya.

"Aku hanya kepanasan. Kulitku akan memerah saat kepanasan. Tapi aku tak apa-apa."

Ucap gadis itu sembari berusaha menghilangkan kegugupannya. Terdengar helaan nafas lega milik Chanyeol dan ia pun mengangguk mengerti.

"Syukurlah."

Pria itu pun bangkit dan memberi uluran tangannya pada Sooyoung. Menatap teduh pada gadis itu dengan senyumannya yang semakin menambah ketampanan seorang Park Chanyeol.

"Ayo pulang."

Sooyoung menatap Chanyeol cukup lama, seolah ia tengah berada di bawah pengaruh sihir yang membuatnya begitu terpesona. Setelah tersadar dari lamunannya, gadis itu pun berdehem pelan dan perlahan membalas uluran tangan Chanyeol kemudian bangkit dari duduknya.

Canggung. Lebih tepatnya hanya Sooyoung yang merasa canggung. Sementara Chanyeol tampak biasa saja. Ia memasukkan bola basketnya ke dalam tas dan mengenakan kembali jaket yang sedari tadi ia letakkan di pinggir lapangan. Chanyeol kembali tersenyum dan berjalan mendahului Sooyoung yang mulai melangkahkan kakinya mengikuti langkah pria itu.

~~~

Dear You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang