Waiting

299 68 2
                                    

Senior Chanyeol

Aku sudah memakan || 23:01
bubur. Rasanya sangat
enak. Terima kasih dan
maaf sudah merepotkan.

Seulas senyum tipis terlukis di bibir Sooyoung begitu membaca pesan dari Chanyeol. Setidaknya ia bisa bernafas lega karena mengetahui jika pria itu sudah baik-baik saja kini. Ketika Sooyoung hendak meletakkan ponselnya, panggilan masuk berdering membuat gadis itu mengurungkan niatnya. Keningnya berkerut begitu membaca nama Chanyeol tertera di layar.

"Halo.."

Ucap Sooyoung dengan ragu-ragu. Hening untuk beberapa saat membuat Sooyoung kembali menatap layar ponsel. Berpikir jika mungkin saja Chanyeol tidak sengaja memencet tombol panggilan. Saat Sooyoung hendak mengucapkan kata, suara pria itu menginterupsinya.

"Kau belum tidur?"

Tanya pria itu di seberang telfon. Sooyoung menggigit bibir bawah dan meremas kuat ujung piama yang ia kenakan begitu mendengar nada suara Chanyeol yang terdengar parau baginya.

"Belum."

"Ahh padahal aku sengaja mengirimkan pesan larut malam berharap kau akan membaca pesanku keesokannya."

"Senior.."

"Aku baik-baik saja."

"Hm?"

"Jika kau bertanya keadaanku, maka aku baik-baik saja."

"Benarkah?"

"Em. Tak ada yang perlu dikhawatirkan."

Saat Sooyoung hendak bertanya, ia kembali teringat perkataan Sehun. Kakak kelasnya semasa SMA yang sudah seperti kakak baginya. Pria itu mengatakan agar ia tidak tergesa-gesa dan lebih memilih menunggu. Menunggu untuk Chanyeol mengatakan sendiri kepadanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu.

"Sooyoung?"

Suara serak Chanyeol kembali menyadarkan Sooyoung dari lamunannya. Gadis itu menggeleng pelan dan menarik nafas panjang.

"Syukurlah jika senior baik-baik saja."

"Tidurlah. Ini sudah malam."

"Senior juga."

Sahut Sooyoung dan tak lama setelahnya sambungan pun terputus.

Sooyoung meletakkan kembali ponselnya di atas nakas dan ia pun merebahkan diri di atas ranjang. Menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuhnya dan mulai memejamkan mata.

Sementara itu di lain tempat, Chanyeol bangkit dari duduknya dan berjalan menuju jendela kamar. Kedua tangan ia masukkan ke dalam saku celana. Menatap kosong pada pemandangan kota Seoul yang memancarkan cahaya dari lampu-lampu yang masih menyala.

Pria itu kembali menghela nafas pelan. Menoleh pada sebuah bingkai foto yang terletak diatas nakas samping tempat tidurnya. Tatapannya kembali berubah menjadi tatapan sendu. Matanya terasa memanas dan tubuh pria itu kembali bergetar hebat. Ia menjatuhkan diri dan memeluk erat kedua lututnya. Berusaha menenangkan dirinya sendiri malam ini.

-

Suara bel apartemen membuat mata yang semula terpejam itu perlahan membuka. Chanyeol berusaha menerima pantulan cahaya yang masuk menyapa indera penglihatannya. Bel kembali berbunyi membuat pria itu bergegas keluar dari kamar.

Begitu menyadari siapa sosok dibalik pintu yang sedari tadi berusaha membangunkannya, pria itu pun tersenyum. Tanpa menunggu lama Chanyeol segera membuka pintu yang bersamaan dengan itu Sooyoung menyapanya dengan senyuman manis.

"Senior.."

"Selamat pagi."

Sapa Chanyeol melebarkan pintu, mempersilahkan gadis itu untuk masuk.

"Aku membawakan sarapan untuk senior. Tidak terlalu banyak tetapi ini bisa membantu memulihkan tenaga. "

Ucap Sooyoung yang kini berada di dapur sembari mengeluarkan satu persatu wadah makanan yang ia bawa.

"Apa ada sesuatu yang ingin senior makan? Ah.."

"Ada apa?"

Tanya Chanyeol begitu menyadari perubahan raut wajah Sooyoung.

"Maaf. Aku mengganggu senior sepagi ini. Harusnya aku tidak datang secepat ini."

Seulas senyum tipis kembali tergambar di wajah pria itu dan berjalan mendekat. Mencicipi sup tahu yang telah terhidang di hadapannya.

"Ini enak."

Ucap Chanyeol membuat Sooyoung yang sedari tadi tertunduk kembali mendongakkan kepala. Menatap pria dihadapannya dengan tatapan antusias.

"Benarkah?"

"Aku tidak berbohong. Ini sungguh enak. Ayo duduk dan temani aku sarapan."

"Hm?"

Pria itu pun bangkit dan menuntun Sooyoung agar duduk. Ia pun berjalan menuju rak dan mengambil dua mangkuk kemudian mengisinya dengan nasi.

"Aku tidak suka makan sendirian. Jadi kau harus menemaniku."

Ujar pria itu lagi sembari tersenyum menampilkan sepasang lesung pipinya yang manis. Membuat Sooyoung yang melihatnya tak mampu menahan senyumnya. Ia pun mengangguk dan mengikuti perkataan pria itu.

~~~

Dear You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang