Missunderstand

327 66 7
                                    

Disinilah Sooyoung berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah Sooyoung berada. Berdiri di depan sebuah bangunan bergaya Jepang tradisional dengan bernaung di bawah pohon sakura yang bermekaran. Gadis itu tak henti memandang takjub pada kelopak bunga yang berguguran. Lagi, seolah ia diajak untuk bernostalgia. Kembali pada masa dimana ia pertama kali menginjakkan kaki di kota yang terkenal dengan nama dapur nasional itu.

"Pe..permisi.."

Ucap Sooyoung dengan malu-malu ketika ia menghampiri seorang pria berambut pirang yang tengah sibuk dengan ponselnya. Mendengar suara gadis itu, pria tersebut sontak melepaskan earphone yang ia kenakan dan menoleh keasal suara.

"Apa benar ini adalah tempat les tembikar untuk pemula milik guru Matsumoto Inoue?"

"Benar. Apa kau adalah siswi baru?"

"Benar."

"Perkenalkan aku Nakamoto Yuta. Aku juga siswa baru disini."

"Salam kenal. Namaku Park Sooyoung."

"Park Sooyoung? Wah kau dari luar negeri?"

"I..iya. Maafkan aku karena harus mengatakan ini di pertemuan pertama kita. Tapi.."

"Ya?"

"Apa kau tau dimana toilet? Aku..sangat ingin buang air kecil."

Mendengar penuturan Sooyoung, pria itu terdiam sejenak sebelum akhirnya terkekeh pelan dan mengangguk.

"Ikut denganku, Park-san."

Senyum di bibir Sooyoung tak henti-hentinya terlukis tat kala ia mengingat pertemuan pertama mereka yang terbilang cukup konyol.

"Jangan pergi."

Mohon Yuta seraya menahan pergelangan tangan Sooyoung. Membuat gadis itu berbalik dan menatapnya sendu.

"Yuta-kun.."

"Kau hanya butuh lebih banyak waktu lagi untuk melupakannya."

"Tapi.."

"Beri aku kesempatan untuk membahagiakanmu. Belum banyak yang bisa aku berikan. Kau belum menerima banyak hal dariku."

"Maafkan aku. Tapi aku tak bisa menerimanya lagi. Aku mohon biarkan aku pergi."

Genggaman tangan Yuta perlahan terlepas begitu mendengar kalimat bernada memohon dari gadis dihadapannya. Tanpa menunggu lama, Sooyoung berbalik dan berlalu meninggalkan Yuta yang hanya bisa terdiam menatap nanar kepergiannya.

Senyum di bibir Sooyoung perlahan memudar tat kala mengingat hari ketika ia memutuskan untuk meninggalkan pria yang dengan begitu tulus memberinya banyak cinta.

"Ternyata kau mengingat tempat kita pertama bertemu."

Sebuah suara membuat Sooyoung tersadar dari lamunannya. Gadis itu menoleh keasal suara dan tersenyum menatap pria yang berada tak jauh darinya.

"Tentu saja aku mengingatnya. Itu merupakan pertemuan yang memiliki kesan tersendiri."

"Dan di tempat ini juga terakhir kali kita berjumpa. Setahun yang lalu."

"Maafkan aku untuk itu."

Ujar Sooyoung tertunduk. Yuta menatapnya dan tersenyum sembari mengacak pelan puncak rambut gadis itu. Hal yang selalu ia lakukan dahulu.

"Guru Matsumoto sakit."

"Aku tau. Karena itulah aku kembali kesini."

"Ingin menjenguknya bersama?"

"Tentu. Tapi sebelum itu, beritahu aku alasanmu pergi mencariku."

"Nanti saja. Setelah menjenguk guru."

Sooyoung tersenyum dan mengangguk setuju.

-

"Terima kasih sudah mengantarku."

Ucap Sooyoung begitu tiba di depan kamarnya.

"Aku belum memberitahu alasanku pergi ke Seoul."

Ucapan pria itu membuat Sooyoung kembali berbalik.

"Apa?"

"Aku..ingin memastikan apakah kau bahagia dengan pilihanmu."

Ucap Yuta masih dengan senyuman manisnya. Pria itu sedikit membungkuk, menyamakan posisi wajahnya dengan Sooyoung. Menatap lekat sepasang mata gadis itu.

"Joy-chan, apa kau sudah menemukan keberadaannya?"

"Aku..berhasil menemukannya."

"Lalu apa kau sudah bahagia?"

"Aku menemukannya. Tapi, aku tak bisa bersama dengannya."

"Kenapa?"

"Ia tak menyukaiku. Tak sebanyak aku menyukainya."

Sahut wanita itu tersenyum paksa dan menunduk. Berusaha menyembunyikan gurat kesedihannya.

"Lalu, maukah kau kembali padaku?"

Mndengar pertanyaan tersebut, Sooyoung kembali mendongak dengan matanya yang membulat.

"Aku..masih menunggumu untuk kembali padaku. Selama satu tahun ini aku berharap kau bahagia. Tapi jika kau tak bahagia, aku berharap hanya akulah tempatmu untuk kembali."

"Yuta-kun.."

"Joy-chan, kembalilah padaku."

Rentetan kalimat yang pria itu lontarkan membuat Sooyoung tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Membuat ia merasa semakin bersalah karena pernah menyakiti pria sebaik Yuta. Dengan isakan ya, Sooyoung kembali tertunduk. Mengepal kuat kedua tangannya.

"Maaf.. Tapi aku tak bisa melakukannya."

Ujarnya memberanikan diri menatap Yuta yang memandangnya begitu teduh.

"Aku masih mencintainya. Tak peduli betapa keras ia memintaku untuk menyerah, pada akhirnya aku masih akan menunggunya."

"Joy-chan.."

"Yuta-kun, kau pria yang baik. Kau pantas mendapatkan yang lebih baik dari aku. Maafkan aku.. Aku mohon maafkan aku."

Tangis gadis itu pecah seraya membungkuk berulang kali. Melihat hal itu, Yuta memegangi kedua bahu Sooyoung. Menghentikan gadis itu agar tak lagi membungkuk. Perlahan ia menghapus air mata yang membasahi wajah cantik Sooyoung.

"Kau tak perlu meminta maaf seperti itu. Aku memahaminya."

"Yuta-kun."

"Jangan menangis. Kau jelek jika menangis."

Mendengar candaan pria itu membuat Sooyoung kembali tersenyum manis.

"Boleh aku meminta sesuatu?"

"Apa?"

"Bisakah aku memelukmu untuk yang terakhir kali? Setidaknya aku menginginkan perpisahan yang berakhir dengan baik."

Sooyoung menatap sejenak pria dihadapannya sebelum tersenyum dan mengangguk setuju. Ia melangkah mendekat dan memeluk Yuta begitu erat. Pria itu pun membalas pelukannya. Memejamkan matanya sejenak dan menghirup aroma lavender khas gadis itu. Tak menyadari kehadiran Chanyeol yang mengartikan apa yang ia lihat dengan makna yang berbeda.

~~~

Dear You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang