"lo mau apa lagi?" Tanya Valdo kepada Vanya saudaranya yang tiba-tiba menarik tangannya menuju ruang rahasia yang ada dirumahnya.
Vanya menempelkan jarinya dibibir dan menyuruh Valdo untuk memelankan suaranya, "gue mau minjam senjata mama."
Valdo menaikan satu alisnya, "emang lo udah izin?"
Vanya nyengir menampakkan deretan giginya yang rapi, "udah dalam hati."
"Ketawan mama bisa dipenggal kepala lo," ucap Valdo menakuti.
Vanya mendelik kesal, "makanya suara lo pelanin biar gaketawan mama!"
"Ekhhhm!" Sebuah suara mengagetkan Vanya dan Valdo.
"Papa ngagetin aja!" Kesal Vanya yang hampir terjungkir saking terkejutnya.
Alex melipat kedua tangannya di dada dan melihat putra dan putrinya dari ujung rambut sampai ujung kaki, "Mau ngapain?" Tanya Alex dengan wajah datarnya.
Valdo menatap Vanya dengan wajah datarnya membuat Vanya menggaruk tengkuknya, "papa sama Valdo wajahnya napa datar gitu si, kayak papak triplek aja."
"Mau nyuri senjata mama kalian?" Tanya Alex to the poin membuat Vanya gugup seketika.
"Papa diam aja ya, tadi Vanya udah minta izin kok ke mama dalam hati," pinta vanya menarik ujung kemeja Alex, sepertinya Alex baru pulang dari kantor.
"Benarkah?" Tanya Lea tiba-tiba datang membuat Vanya meringis, tamatlah riwayatnya.
"Gue mau ke atas, lo urus sendiri," ucap Valdo dan berlalu begitu saja meninggalkan Vanya yang menatapnya tak percaya.
"Valdo sialan! Lo juga ikut napa ninggalin gue sendiri!" Kesal Vanya.
"Lo yang maksa gue," ucap Valdo santai dan terus berjalan.
"Bilang apa tadi?" Tanya Lea menatap nyalang putrinya.
"Valdo juga ikutan," jawab Vanya.
"Bukan, pas kamu neriakin Valdo tadi, coba ualangi tadi bilang apa?"
Vanya menggaruk tengkuknya, "Valdo."
"Setelahnya?"
Vanya memainkan tangannya tak berani menatap Lea, "sialan."
Tamat sudah riwayat gadis itu, ia melakukan dua kesalahan sekaligus sedangkan Valdo mendudukkan dirinya diruang tamu dan sibuk memainkan game yang ada diponselnya.
Ia menarik sudut bibirnya melihat saudara kembarnya berjalan menuju pojok hukuman dimana ada sebuah meja dan biasanya jika ada yang melakukan kesalahan akan Lea beri hukuman berdiri diatas meja dengan mengangkat satu kaki dan memegang kedua telinga dengan tangan menyilang.
"Ma kok gaadil, Valdo juga ikutan," protes Vanya tak terima.
Valdo menaikkan alisnya dan kembali fokus kepada game nya.
"Yaudah Valdo juga mama hukum," putus Lea membuat Valdo hendak protes.
"Valdo mama hukum jagain kamu disekolah selama seminggu, dan laporin apa pun yang kamu lakuin," ucap Lea membuat senyum yang sempat terbit di wajah Vanya seketika menghilang dan giliran Valdo mengangkat kedua sudut bibirnya.
"Siap ma," sahut Valdo membuat Vanya merenggut kesal.
"Sama aja boong, kalau gitu mending Valdo gausa dihukum," kesal Vanya.
"Udah keputusan mama, gaada yang bisa ngebantah," ucap Lea tak terbantah.
Kegiatan Valdo memainkan game terhenti ketika seseorang menelepon nya, Valdo berdecak kesal melihat nama si penelepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valdear [PINDAH KE DREAME/INNOVEL]
Teen FictionSEBAGIAN PART AKAN SEGERA DIHAPUS Tidak ada yang namanya mengejar cinta, mereka bahkan saling cuek dan tidak peduli satu sama lain. Namun, jika takdir menyatukan mereka, apa yang bisa mereka perbuat? Karena mereka adalah sebuah takdir yang dipersatu...