Valdo, cowok dengan tubuh tegap dan tinggi dengan rambut acak-acakan yang menambah kesan kegantengannya sedari tadi melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sedari tadi ia menunggu Vanya kembaranya yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya membuat Valdo berdecak kesal, semua temannya juga sudah pulang meninggalkan dirinya sendiri.
Cowok itu sedikit risi karena banyak siswi yang memperhatikannya sedari tadi membuatnya mengumpati Vanya di dalam hati.
Tak lama kemudian orang yang ditunggunya datang membuat Valdo menghela napas lega.
"Kenapa lo?" Heran Vanya.
"Karatan gue nunggu lo, lain kali gausa pulang bareng gue," kesal Valdo membuat Vanya menarik kedua sudut bibirnya dan mencubit gemas pipi kembaranya.
"Iih, gemes deh," ucap Vanya membuat Valdo mendengus kesal.
Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka bahkan tak banyak pula yang menganggap mereka pacaran, ya, hanya sedikit yang tahu kalau Valdo dan Vanya saudara kembar karena Vanya yang lebih menutup identitasnya begitupun dengan Valdo yang cuek bebek tidak menyangkal rumor yabg beredar.
Vanya menaiki motor Valdo dan menepuk bahu saudaranya itu, "ayo kang jalan."
Valdo mendelik kesal, "lo pikir gue tukang ojek."
Tawa Vanya pun pecah semakin menarik banyak perhatian, tidak mau banyak pasang mata lagi melihat mereka Valdo dengan segera melajukan motornya membuat Vanya dibelakangnya terpekik karena Valdo yang menjalankan motornya tanpa aba-aba.
"Val, lo serius gaada pacar?" Tanya vanya ditengah jalan sedikit berteriak agar Valdo dapat mendengarnya. Valdo hanya membalasnya dengan deheman pertanda 'ya'.
"Masa iya di gaada yang mau sama lo, lo udah ganteng tenar lagi, klo gue bukan saudara lo udah gue kejar-kejar lo," ujar Vanya membuat Valdo menggelengkan kepalanya mendengar ucapan ngaur kembaranya, begitulah Vanya memiliki banyak kepribadian yang berbeda-beda membuat banyak orang heran dengan gadis itu.
"Hidup gaselalu soal cinta van," ingat Valdo membuat Vanya bungkam, dan terjadilah hening beberapa saat.
"Hubungan lo sama dia gimana?" Tanya Valdo kembali membuka suara membuat Vanya memeluk Valdo dan menyandarkan kepalanya dipunggung cowok itu, "gausa dibahas."
Valdo memilih diam dan fokus melajukan motornya.
Sedangkan dilain tempat Arana, Gita dan Nesya yang tadi melihat Valdo bersama Vanya pulang bareng membuat ke kepoan gadis itu meningkat kecuali Arana yang seakan tidak peduli apa pun.
"Ih sumpah! Itu Valdo sama Vanya pacaran ya?" Kepo Gita yang dibalas Arana dengan gedikan bahu tak peduli, tak penting, dan tak ada urusanya dengan dirinya.
Nesya mendengus kesal, "kalo gue lihat mereka emang cocok, potek hati dede bang," ucap nesya mendramatisir membuat Arana memutar bola matanya malas.
"Arana masa iya si lo gatertarik sama Valdo yang gantengnya luar binasa itu? Klo lo sama Valdo pasti lebih cocok deh," ucap Gita membuat Arana memasang wajah datarnya.
"Gue pulang dulu ada urusan," pamit Arana dan berlalu begitu saja meninggalkan Gita dan Nesya yang apa-apa selalu membahas Valdo dan geng Respect membuat Arana jengah.
Nesya yang ada dibelakangnya pun berteriak agar Arana dapat mendengarnya, "Atau jangan-jangan lo belok?"
Arana yang mendengar itu menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menatap tajam Nesya membuat Nesya seketika merinding dan menggaruk tengkuknya.
Arana kembali melanjutkan jalanya yang terhenti dengan langkah angkuhnya membuat beberapa siswi berbisik-bisik tentangnya.
Arana menaiki taksi dan tak lama kemudian ia sampai dirumah besar milik keluarganya, gadis itu tersenyum tipis namun seperkian detik senyum itu berubah menjadi senyuman sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valdear [PINDAH KE DREAME/INNOVEL]
Ficção AdolescenteSEBAGIAN PART AKAN SEGERA DIHAPUS Tidak ada yang namanya mengejar cinta, mereka bahkan saling cuek dan tidak peduli satu sama lain. Namun, jika takdir menyatukan mereka, apa yang bisa mereka perbuat? Karena mereka adalah sebuah takdir yang dipersatu...