Arana menutup pintu kamarnya dan melempar asal tas sekolahnya dan menghempaskan tubuhnya keatas kasur, lelah, itu lah suatu rasa yang ia rasakan saat ini, lelah jiwa dan raga.
Gadis itu menatap langit-langit kamarnya yang bewarna putih dan memegang dadanya yang terasa sakit, "kenapa sesakit ini?" Gumamnya.
Suatu bayangan masa lalu kembali memasuki pikirannya, rasa bersalah, itulah yang dapat digambarkan dari raut wajah gadis itu.
Arana bangkit dan berjalan menuju lemari nya dan mengambil sebuah buku berukuran sedang dengan warna merah hati, Arana tersenyum menatap buku itu dan berjalan menuju meja belajarnya.
Arana membuka buku itu dan mulai menuliskan sesuatu diatasnya.
07 september 20**
Rasa sakit, sebuah penyesalan dan memori itu selalu menghantui ku.
Aku tak pernah ingin melakukanya, tapi aku tak pernah bisa mengendalikan raga ku...
Apa kau tau? Ini begitu menyakitkan, ketika ragamu bergerak tak sesuai dengan hati mu, aku ingin berhenti namun aku tak bisa
Maaf untuk kesekian kalinya.Setetes air mata gadis itu terjun membasahi bukunya membuat gadis itu dengan segera menghapus sisa air matanya dan menutup buku merah itu, ia kembali menyimpan buku itu kedalam lemari.
Sungguh, dadanya terasa sesak saat ini, ia ingin mengatakan semua isi hatinya dan berteriak sekeras mungkin tapi ia tak bisa, ya, dia takkan pernah bisa melakukanya.
***
Seseorang mengetuk pintu kamar gadis yang terlelap didalam sana membuat gadis itu melenguh karena tidurnya yang terganggu.
"Masuk!" Perintah gadis itu masi dengan setengah nyawa yang baru terkumpul.
"Maaf menganggu tidur nona, tapi tuan meminta saya untuk mengingatkan nona tentang acara malam nanti," ucap seorang pelayan yang baru saja memasuki kamar Arana.
Arana melirik jam yang ada dinakasnya baru menunjukan pukul 18.25, ia pun menghela napasnya dan menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, terimakasih."
Setelah itu, pelayan tersebut pun berjalan keluar kamar gadis itu dan kembali menutup rapat pintu kamarnya.
Waktu yang ditunggu pun datang, Arana telah siap dengan penampilan sederhana nya namun ia masi terlihat sangat cantik dan memukau.
Ia berjalan kebawah menghampiri Bara, papa nya. Sedikit yang perlu kalian ketahui, Arana anak tunggal dan ibunya telah meninggal disaat ia masi kecil dan ia hanya hidup berdua bersama papa nya ditemani banyak pelayan dan pengawal.
"Arana! Ini bukanlah acara yang pertama kali kamu datangi, tetapi kenapa kamu memakai gaun lusuh itu? Bukankah saya selalu membelikan mu gaun mewah," ucap Bara ketika Arana baru saja menghampirinya.
"Tapi gaun ini juga bagus pa, dan lebih cocok sama Arana."
Bara menggelengkan kepalanya, "cepat ganti, saya tunggu 15 menit."
Arana menghela napasnya dan kembali berjalan menuju kamarnya, setelah beberapa menit ia kembali dengan gaun bewarna hitam sedikit diatas lutut dengan kilauan berlian kecil yang menghiasi gaun itu.
Bara yang melihatnya tersenyum tipis, "ayo berangkat," ucapnya.
Arana menganggukan kepalanya dan mengikuti langkah bara yabg terlebih dahulu berjalan meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valdear [PINDAH KE DREAME/INNOVEL]
Fiksi RemajaSEBAGIAN PART AKAN SEGERA DIHAPUS Tidak ada yang namanya mengejar cinta, mereka bahkan saling cuek dan tidak peduli satu sama lain. Namun, jika takdir menyatukan mereka, apa yang bisa mereka perbuat? Karena mereka adalah sebuah takdir yang dipersatu...