Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gerhana Matahari Sandi
Beberapa hari yang lalu di desa Jati Bening..
"ngger.. mencintai sesuatu itu jangan terlalu berlebihan.. dan belajarlah melepaskannya, ketika sesuatu itu harus diambil kembali oleh pemilikNya.." ucap Eyang Anjani kepadaku..
"kenapa harus seperti itu Eyang..? bukannya kalau mencintai itu harus sepenuh hati..? bukannya cinta itu ditakdirkan memang milik kita sebagai hambaNya..?" tanyaku dengan hati yang sangat sedih sekali.. Eyang Anjani hanya tersenyum lalu membelai rambutku..
"dengar ya sayang.. kita lahir kedunia ini tidak membawa apa – apa dan tidak memiliki apa – apa.. kita lahir dalam keadaan 'polos' (telanjang) ngger.. jadi apa yang harus kita akui sebagai milik kita..? nyawa..? raga..? cinta..? kasih sayang..? pasangan..? Ayah..? Ibu..? saudara..? teman..? atau apa..? apa yang menjadi milik kita..?" ucap Eyang Anjani dengan lembutnya..
"ngga ada.. itu semua milikNya dan hanya dititipkan kepada kita.. oleh karena itu, belajarlah melepaskan sesuatu yang pasti akan pergi, sesuatu yang pasti akan mati, dan sesuatu yang pasti akan lepas dari genggaman tangan kita.." ucap Eyang Anjani lagi dan aku langsung menatap wajah beliau..
"sangat sulit sekali eyang.." ucapku pelan..
Ya.. memang sangat sulit sekali melakukan apa yang disampaikan Eyang ini.. melepaskan sesuatu milikNya yang sudah diberikan kepada kita.. untuk apa..? terus kenapa harus diberikan kalau ujung – ujungnya harus diambil lagi..? jahat banget sih.. oh iya bukan diberikan tapi dititipkan kepada kita, tujuannya apa coba..? kenapa kita harus diberikan kenikmatan yang semu seperti itu..? untuk belajar menerima..? menerima apa..? apa setelah selesai kehidupan didunia ini, kita akan menghadapi kesakitan – kesakitan yang melebihi sakitnya didunia ini dialam keabadian sana..? aahhhhh.. gilaaa...
"memang sangat sulit dan itu baru tingkatan pertama dalam menjalani kehidupan, yaitu belajar melepaskan.. kalau Angger sudah bisa melepaskan, selanjutnya tingkatan kedua Angger harus belajar menerima.. menerima semua yang telah Angger lepaskan, setelah itu Angger akan menikmati indahnya yang dinamakan dengan ikhlas.." ucap Eyang Anjani sambil membelai rambutku..
"ikhlas..?" tanyaku dengan suara yang pelan..
"ya.. ikhlas.. orang yang telah menemukan ikhlas, adalah orang yang terkuat.. karena orang iklas itu bisa menaklukkan dirinya sendiri terhadap rasa cinta, ketakutan, amarah, kebencian dan nafsunya sendiri.." ucap Eyang Anjani..
"berat..? pastilah.. sangat sulit...? ya.. karena hanya dengan keikhlasan, kehidupan didunia ini akan terasa sangat indah.. dan itu akan menjadi bekal kita menuju alam keabadian kelak.." ucap Eyang Anjani lagi dan kembali aku menunduk..