(7) : Gambaran dan Payung Hitam

12 2 0
                                    

"Ah, boleh gue tebak? Lo pasti.." Rehan menggantungkan ucapannya sembari mengelilingi Agri

Agri hanya mengernyitkan dahinya heran

"Lo anu kan?" Tunjuk Rehan pada Agri

"Apa?"

"Ngaku aja lo!"

"Apa an???"

"Emang budeg ni ya otak lu"

"Mana ada? gue bisa denger"

"Otak lu yang budeg"

"Ya udah gue ga jadi ngomong"

"Ya elah lu kek bocah kecil aja ngambek"

"Ini yang mau ngomong lu apa gue sih?" Tanya Agri

"Lo aja dulu kali ya?"

"Ternyata lu yang budeg"

Rehan melototkan matanya ke Agri

"Ini nih,sifat lu yang ga lu sadarin sewaktu masih di jambang, lo itu ga peka tolol kalo ga digertak duluan"

"Gue salah apa?"

"Lo apain tu cewe?"

"Hah? Cewe yang mana?"

"Yang kemaren lo cegat? tapi lo diemin doang, kaya mesin atm lu kalo gak dipencet gak keluar"

"Kalo ngomong to the point aja gua ga ngerti bahasa rumit kaya cewe aja lu"

"Emang, makanya gue bilang otak lu budeg"

Agri langsung menarik kerah baju Rehan

"Lo bisa? Kesini jangan ngebacot? Huh ?

"Dan lo bisa lepasin gua? ga bisa nafas njir!"

Rehan terlihat mengatur kuat hembusan nafasnya sedangkan Agri semakin menguatkan cengkramannya

"Gue punya masalah apa sama lu? Datang-datang lo bikin gue emosi ?"

"Lo peka emosi, tapi ga peka dihati"

Agri melepaskan tangannya dari kerah baju Rehan

"Bener lo kek cewe!" Ejek Agri pada Rehan

Rehan mengehembuskan nafas kasarnya, temen gilanya yang satu ini memang belum benar-benar faham dengan apa yang dimaksud dirinya

"Lo ngasih apa kemaren ke dia?"

Otaknya refleks pada cewek yang dimaksud Rehan. Agri kembali mengingat kejadian berurutan semalam dari dia jalan berdua dengan Ferta, adik kelas yang merupakan selebgram terkenal. Lalu dia dihampiri oleh Nayna saat latihan futsal dan memintanya untuk berfoto bedua dengan anak pengusaha kaya raya tersebut. Malamnya ia bertemu dan memberikan kejutan dengan Fidga pemilik Mall dan minimarket di beberapa kota. Dan yang terakhir,yang hampir ia lupa bahwa ia telah memberikan gumpalan kertas yang teremas oleh tangannya kepada gadis yang merupakan teman sekelasnya.

"Banyak" sahut Agri singkat

"Yang terakhir ri?"

"Gue kasih.."

"Gambaran dan payung hitam yang lo remuk jadi gumpalan kertas?"

"Lo tau darimana?" Agri terkejut saat Rehan mengetahui apa yang telah ia berikan kepada Xena.

"Gue tau karena itu syaratnya"

Rehan menepuk bahu Agri dan berlalu meninggalkan dirinya sendirian ditaman belakang sekolah.

                        📌📌📌

Xena menutup laptop dan kembali menghempaskan tubuhnya kekasur yang beralas warna pink tone. Ia pusing sendiri dengan tugas harian yang diberikan oleh teman-teman sekelas melalui emailnya. Sudah 5 hari ia tidak masuk sekolah karena sakit semalam. Sebenarnya ia bisa saja masuk sekolah. Namun karena efek samping obatnya tidur saat jam pelajaran, maka ibunya menganjurkan agar ia beristirahat dahulu sampai kondisinya memang benar-benar pulih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Phobia ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang