Jadi?
Aku masih menerka apa yang akan di pertunjukan Vianvaro disini.
Sudah 5 menit aku duduk di kursi tinggi ini yang berhadapan dengan meja bar. Dan pria yang membawa ku masih saja meneguk cairan anggur berwarna merah, aku tau minuman itu kadar alkoholnya rendah tapi tetap saja aku tidak suka melihat Vianvaro menegak jenis minuman mengandung alkohol. Apalagi dia adalah sumia ku sekarang." Cukup segelas saja! Aku tidak suka bau minuman" Kata ku dengan suara tegas. Kali ini aku tidak mau bertoleransi lagi.
Gelas itu baru saja menyentuh bibir nya dan ia menyunggingkan bibir nya yang ikut memerah karena warna anggur yang di minum.
" Apa kamu lupa! Alkohol ini punya jasa besar tentang kita! "
Alis ku naik sebelas, bagaimana bisa alkohol punya jasa tentang aku dan dia! Aku mendeham kecil mengerti akan maksudnya. " Ya kamu benar kalau saja saat itu aku tak gila minum alkohol yang langsung membuat ku teler lalu secara ajaib melupakan kebejatan mu mungkin saat ini aku masih betah melajang... Atau mungkin saja sudah menjadi istri Arland" Sahut ku membuat nya garis bibir nya rata lagi, bahkan ia mengeratkan pegangan nya di gelas bulat itu dan menegak langsung air itu. Mungkin aku salah menyeret nama Arland.
" Karna itu aku bilang minuman ini punya jasa besar kan! " Tutur nya dengan ringan.
Brak!
Hingga Ia meletakkan gelas kosong ke meja dengan sedikit kasar melonggarkan dasi yang merekat di lehernya. Rasanya ada sisi rasa suka ku kalau melihat nya cemburu dengan nama mantan yang disemat." Ya! Dan aku juga mau berterimakasih dengan minuman ini, bagaimana kalau aku juga meminum"
" Berani sentuh! Aku akan mengurung mu di asrama khusus ibu hamil"
Tangan ku langsung disingkirkan saat menyentuh leher botol aku tergelak karena berhasil membuat nya marah.
" Aku juga ingin anak ku lahir sehat Vian! So! Kita nungguin siapa disini! ?? Aku bersedekap dengan udara ac yang memang rada dingin dan mata ini menjalar ke kumpulan pajangan botol botol disana. Suasana lampu yang terang sedikit membuat mata ku Lalu kuedarkan ke sisi lain. Ini sebuah bar yang seharusnya rame jam segini tapi ini tempat seperti di sediakan khusus untuk kami saja. Bahkan aku yakin seorang Bartender disana juga mulai bosan melihat pasutri yang seharunya pulang kerumah malah nyasar kesana dengan obrolan yang mulai garing.
" Sebentar lagi dia datang" Sahut Vian dengan tubuh menghadap kedepan. Jari nya memutar mutar garis gelas atas, suara yang seperti terendam parau dan memberi kesan kosong. Hingga didetik berikut nya aku bisa mendengar suara gesekan roda yang di dorong kuat dan kasar juga asa suara teriakan tertahan.
Aku langsung menoleh ke belakang.Darah ini seperti baru saja berhenti
Di depan sana Leo sedang mendorong Deasy diatas kursi roda dan keadaan Deasy dilihat tidak secantik saat di acara barusan. Rambut nya acak acakan dan mulutnya di ikat oleh lakban hitam. Bahkan kulihat ada memar di jidatnya." Ini?? " Aku menoleh pada Vian. Minta diperjelaskan. Bahkan jiwa wanita ku berontak melihat Deasy diperlakukan seperti itu. Dia wanita yang sekarang tak punya daya berjalan dan sekarang apa yang dilakukan Leo maupun Vian padanya.
Deguman pintu disana ditutup kasar beriringan suara roda yang di dorong cepat lagi hingga dari jarak pandang tak jauh. Aku bisa melihat kembali mata indah Deasy di sana. Mata itu tajam melihat ku dengan penuh dendam menusuk bahkan seperti serbuan pisau yang mengiris iris.
Aku mengeratkan jari di lengan Vian terus meminta nya penjelasan.
"Kenapa dia disini? Dan apa yang terjadi dengan kepalanya?? Vian" Cekat ku semakin dalam.Vian berputar kearah ku sebentar lalu menghadap kearah Deasy yang dalih melototi nya tajam.
Suara sepatu yang bergesekan dengan lantai mendengung nyaring saat Vian turun dari sana. Aku juga tertatih mengikuti nya perlahan lahan turun dari kursi yang aku tempati. Dan yang kulihat sekarang adalah kedua nya saling menatap tajam seperti dua pisau tajam hanya saja mereka punya arah pembicaraan sendiri. Itu bukan tatapan perasaan tapi kebencian dan sorot keserakahan yang aku lihat dari mata Varo, bahkan ia menunduk mensejajarkan pandangan di mata Deasy. Mereka cukup dekat hanya saja udara nya bukan aura percikan yang membuat ku cemburu seperti sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night With A Pervert Cousin
RomansaFOLLOW DULU SEBELUM BACA. ADA BAGIAN DI PRIVAT... Cewek kaku, irit bicara, judes dan pemarah. Itu adalah aku Fayza. Tapi begini begini aku punya pria yang sangat aku sayangi dan ku kagumi. Meski hubungan kami hanya berjalan sesuai alur aku sangat...