" jadi kenapa kalian berdua bisa ada dibelakang sekolah?" Tanya buk wati dengan sedikit meninggi. Baik Diandra maupun Gabriel hanya diam tak mampu menjawab karena takut salah bicara.
" jadi tidak ada yang bisa jawab?" Tanya buk wati sembari menurunkan kacamatanya untuk melihat anak muridnya yang membuat suasana tambah mencekam.
" baik, jika kalian berdua hanya diam maka ibu anggap kalian bersalah. Kamu Diandra,kamu itu anak juara umum tahun ini harusnya kamu bisa jadi panutan buat siswa yang lainnya. Lah ini,kerjanya manjat tembok pagi-pagi." Ucap buk wati menasehati Diandra yang sejak tadi hanya menunduk.
" jadi kalau siang boleh dong buk?" Ucap Gabriel membuat buk wati dan juga Diandra menoleh. Buk wati melihat Gabriel dengan tatapan nyalangnya bagai pemangsa yang siap memangsa mangsanya,sedangkan Diandra sudah mengumpat didalam hati dengan mengabsen nama binatang. Diandra bukannya takut untuk melawan buk wati hanya saja buk wati adalah teman bundanya yang membuat Diandra hanya diam tak berkutik.
" diam kamu! Sekarang kalian berdua pergi ke lapangan terus lari sepuluh putaran setelah itu hormat tiang bendera sampai istirahat pertama. Tidak ada bantahan." Ucap buk Wati melihat Gabriel akan membuka suara lagi.
" silahkan kalian keluar dari ruangan ibu,lalu jalankan hukuman kalian. Ibu akan pantau kalian nanti."
Diandra keluar dari ruang BK dengan tampang lesunya. Harusnya dia tidak membantu kadal gurun tadi. Diandra sudah sering manjat tembok belakang sekolah tapi tidak pernah ketahuan sekalipun. Diandra tidak takut kena hukum hanya saja jika dia kena hukum dan buk Wati melaporkannya kepada bundanya maka tamatlah riwayat Diandra saat itu juga
Diandra dan Gabriel pun melakukan hukumannya. Awalnya semuanya berjalan lancar sampai Diandra dan Gabriel lari pada putaran yang kelima.
" rambut lepek banget sih cil." Ucap Gabriel menunjuk rambut Diandra yang sudah basah terkena keringat. Diandra melirik Gabriel tak minat lalu mempercepat larinya. Bukan Gabriel namanya jika gampang menyerah.
" itu kaus kaki lu panjang sebelah ya? Lo cewek apa bukan sih?" Ucap Gabriel sembari menyamakan larinya dengan Diandra.
" menurut lo gue cewek apa ha? Pertanyaan lo ngga berbobot." ucap Diandra sewot
" mana ada cewek yang tingkahnya kaya lu. Rambut ngga rapi,kaus kaki panjang sebelah terus bisa manjat."
" bodo amat." Ucap Diandra lalu hormat di depan tiang bendera setelah menyelesaikan hukuman pertamanya.
" kok lo cepet banget sih larinya. Biasanya ya kalau di novel,cewek itu lamban banget larinya abis itu pingsan di lapangan dan di gendong ama cogan ala bridal style. Lo ngga mau gitu modus ama gue?" Tanya Gabriel yang hormat di samping Diandra
" emang lo cogan?"
" ya jelas dong."
" menurut gue engga tuh. Satu lagi itu cuma ada di novel plus gue bukan cewek lemah kek yang lo jabarin tadi."
" apa? Lo bilang gue ngga cogan? Jadi definisi cogan itu gimana menurut lo?"
" bright. "
" bright? Masih gantengan gue kali."
" semerdeka lo aja." Ketus Diandra membuat mereka terdiam lama. Hingga Gabriel kembali mengganggu Diandra dengan tingakh usilnya.
" lo ngga mau di gendong ala bridal style gitu. Kalau iya lo pura-pura pingsan aja."
" ngga guna. Dan gue pastiin gue ngga akan pingsan hanya karena berjemur kek gini. Gue sih mikirnya lo bakalan pingsan deh. Sekarang udah jam setengah sembilan dan kita bakal istirahat jam setengah sebelas berarti ada dua jam lagi kita bakalan berjemur disini. Dan yang menurut pandangan gue lo itu cowok lemah." Ucap Diandra membuat Gabriel terdiam karena memang Gabriel tidak sekuat yang orang lain pikirkan, kehidupan Gabriel sangat memanjakannya sehingga dia tumbuh menjadi cowok manja.
" kita liat aja nanti." Ucap diandra dengan senyum miring
Sejam setelah perdebatan tadi,mereka masih senantiasa diam. Diandra yang masih fokus melakukan hukumannnya,sedangkan Gabriel sudah menahan pusing di kepalanya. Ya,Gabriel memang tidak terlalu kuat. Dia ikut ekskul basket pun latihannya hanya sebentar karena Gabriel orangnya gampang capekan jika sudah kecapekan dia akan mimisan kalau tidak ya pingsan. Tapi itu hanya sebentar.
Diandra pun menoleh ke arah Gabriel karena dari tadi Gabriel hanya diam sembari menjalankan hukumannya,tidak lagi beciloteh seperti tadi. Betapa terkejutnya Diandra melihat wajah Gabriel yang sudah pucat dan darah segar yang mulai mengalir dari hidungnya.
" lo kenapa?? Lo sakit?? Ayo kita ke uks sekarang." Ucap Diandra sembari menggoyangkan bahu Gabriel
" oh ini" ucap Gabriel dengan santainya mengelap darah tadi dengan punggung tangannya.
" ayo kita ke Uks" Diandra pun menarik Gabriel tapi Gabriel tidak mau bergerak sama sekali.
" gue ngga mau dibilang cowok lemah." Ucap Gabriel dengan tatapan sayunya yang membuat Diandra merutuki dirinya yang telah bicara seperti tadi
" ngga usah pikirin omongan gue tadi. Ayo." Diandra pun berusaha menarik Gabriel tapi Gabriel malah menahan tangan Diandra membuat Diandra menatap cowok itu dengan tatapan bingung
"Kok lo ada banyak sih cil?" Belum sempat Diandra menjawabnya Gabriel sudah ambruk di bahu Diandra.
"Yah pingsan lagi nih si kadal gurun.nih gimana lagi cara ngangkatnya. Mana berat banget lagi." Keluh Diandra. Diandra pun memikirikan cara untuk membawa Gabriel ke Uks bertepatan dengan itu,Diandra melihat Daffa berjalan di koridor.
" kak Daffa" panggil Diandra. Daffa yang merasa terpanggilpun menoleh dan menemukan Gabriel yang pingsan di bahu Diandra. Daffa pun berlari ke arah Diandra.
" dia kenapa bisa gini?"
" nanti aja kak ceritanya. Sekarang kita ke uks dulu."
Daffa pun membawa Gabriel ke uks dibantu dengan Diandra.
" dia sering gitu ya kak?" Tanya Diandra kepada Daffa sembari menunggu Gabriel yang sedang diperiksa dokter sekolah
" iya, dia tuh ngga bisa kecapean sama sekali."
" bukannya dia anak basket ya? Terus kata temen gue dia sering latihan pas hari lagi terik-teriknya."
" dia emang anak basket plus kapten basket. Gue rasa dia ngga sarapan tadi. Biasanya ini terjadi kalau dia ngga sarapan terus ngelakuin sesuatu yang lumayan berat." Tutur Daffa membuat Diandra mengerti.
" trus ini dia ngga akan kenapa-kenapa kan kak??"
" seharusnya sih engga. Palingan sebentar lagi dia sadar kok. Lo ngga usah cemas gitu." Ucap Daffa lalu mengusap lembut bahu Diandra.
" gue ngga cemas kok kak. Cuma ya agak takut gitu." Ucap Diandra diakhiri dengan kekehan.
"Sama aja kali." Ucap daffa lalu mengacak rambut Diandra yang membuat Diandra terdiam di tempat.
******
![](https://img.wattpad.com/cover/235145728-288-k290643.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra
FanfictionCover by : @yui_njee DIANDRA RAFASYA AYUDIA,seorang gadis yang berkelakuan absurd,hobi makan dan belajar,tingkahnya yang jauh dengan sikap perempuan yang sebenarnya namun siapa sangka dibalik itu ia mempunyai trauma terhadap cinta. Traumanya membuat...