Chapter dua

1.4K 204 15
                                    




Harusnya Gulf sudah pulang sejak satu jam yang lalu, tapi anak itu berbelok menuju book store demi membeli komik limited edition yang akan ia hadiahkan untuk seniornya.

"Ung- yang mana ya?" Mata bulatnya mengedar mengelilingi deretan komik yang tertera, berhenti pada sebuah komik yang menarik perhatiannya.

"Uhh! Susah.. kenapa tinggi sekali~" Tanpa sadar bibirnya merengut lucu, masih posisi berjinjit dengan lengan yang berusaha menggapai komik. Tubuh tingginya bahkan masih tak sampai. Gulf nyaris menangis kesal-

"Biar ku bantu."

-sebelum sebuah lengan membantunya. Memberikan komik dengan raut datar luar biasa.

"Terimakasih Oh! Phi Mew."

Netra keduanya saling berpandang, cukup lama sampai salah satunya menunduk malu.

"Uhh~" Gulf mengintip seniornya malu-malu dibalik bulu mata lentiknya. "A-aku pergi dulu Phi. S-sawadee ~" lalu berlari lucu menuju kasir.

Meninggalkan Mew yang meringis gemas lantaran tingkah juniornya.



------------



Malamnya Gulf tidak bisa berhenti senyum sampai-sampai Mae khawatir gigi anaknya akan kering atau parahnya bibir Gulf akan robek saking lebarnya tersenyum.

"Hey Gulf, kau kenapa hum? Nilai ujianmu sempurna?"

"May chai~" anaknya menggeleng lucu dengan wajah malu.

"Ahh apa kau habis bermain dengan Tecno di game center?"

"Ihh bukan~" Mae mengeryit heran, anaknya bertingkah mirip perawan kasmaran. "Mae~ bagaimana dulu mae berpacaran dengan pho?"

Ahh. Mae langsung tersenyum paham. Anaknya jatuh cinta rupanya. "Apa Gulf sedang menyukai seseorang?" Tanyanya hati-hati.

"Hehehe..." Gulf kembali tertawa. "Mae aku menyukai Phi Mew~"

"Apa dia sangat tampan sampai anak Mae tergoda begini hum?"

Loh mae harusnya kan menjelaskan apa yang Gulf tanyakan tadi.

"Aw mae, kenapa jadi menggoda Gulf!! Kyaaaaa!!!" Berlarilah Gulf menuju kamarnya. Malu.



------------



Pagi-pagi sekali Gulf sudah berdiri tegak di depan loker senior favoritnya, beruntung tidak pernah terkunci. Meletakkan komik yang dibungkus kertas kado baby blue dengan pita lucu. Terkikik sebentar sebelum kabur menuju kelas.

Dua menit setelah kepergian Gulf, sang empunya loker tiba. Mew membuka lokernya pelan, mendapati sebungkus hadiah dari penggemar manisnya. 

Tersenyum lebar begitu ingat jika komik itu adalah komik yang sama saat kemarin ia ambilkan untuk Gulf. Bergumam sekilas dan kembali menutup lokernya.

'Ku dengar phi Mew menyukai komik. Aku berikan untuk mu. Semoga kau suka hehe..'

Astaga~ Mew jadi gemas, lucu sekali juniornya.



------------



Gulf menatap keluar jendela dimana seniornya sedang berolahraga, Tecno sendiri sedang sibuk mencuri perhatian Champ. Tersenyum lebar menunjukkan gigi lucunya pada dunia, Mew dilapangan tidak sengaja melihat ke arah Gulf. Dengan jailnya Mew mengedipkan sebelah mata dan itu berhasil-

"KYAAAAAAA!!!!"

-Membuat Gulf menjerit kegirangan bagai di notice idol terkenal. Bahkan Tecno harus rela telinganya tuli sesaat sedangkan pelaku sibuk menenggelamkan wajah malu.

"Hahhaa..."

Mew tertawa terbahak di lapangan, mengabaikan raut takjub teman-teman serta penggemar yang jarang bisa melihat Mew tertawa sebegitu lepasnya. Tampan.

"Hoih, kau kenapa?" Tanya Champ penasaran.

"Tidak." Singkat, padat, dan sangat jelas. Tipikal Mew sekali. Champ mengedikkan bahu acuh dan kembali melanjutkan olahraga setelah sebelumnya melambai pada Tecno.

Lalu adegan Gulf terulang untuk Tecno.



------------



"Uhh~ kenapa busnya lama sekali!" Ia tengah duduk sendirian di halte bus, mengayun kedua kakinya bergantian persis bocah taman kanak-kanak menunggu jemputan. Cuaca mendung omong-omong.

"Boleh aku duduk disini?" Suara rendah mengagetkan Gulf yang termangu, menganga lebar melihat seniornya berdiri tidak jauh darinya. Kepala Gulf mengangguk lucu.

Mew mendudukkan pantatnya di samping Gulf, sengaja berdempetan dengan si junior. Menimbulkan reaksi signifikan dari Gulf.

"Yahh... hujan~" pekiknya sedih, hari sudah hujan dan sangat gelap. Tapi bus yang ditunggu tak kunjung datang.

Mew yang melihat Gulf mulai mencari kehangatanpun berinisiatif memakaikan jaketnya. "Pakai ini." Walau gelap Mew masih jelas melihat bagaimana rona di kedua pipi gembil Gulf mulai menjalar. Tersenyum samar ketika Gulf mulai mengeratkan jaketnya.

"Ahh itu busnya aku duluan Phi, dada~ nanti jaketnya ku kembalikan setelah di cuci." Bergegas menaiki bus, melupakan fakta jika Mew mengekor di belakangnya.

Sedari tadi keduanya hanya diam, Mew yang sibuk membaca komik pemberian Gulf dan Gulf sendiri sibuk berandai-andai. Mengatakan jika ini seperti difanfiction dan series yang selalu ia saksikan. 

Uhhh- dipakaikan jaket ketika kedinginan, ditemani naik bus beriringan, dan kini jalan berdua bersamaan.

Sayang- seniornya terlalu keren dan Cool. Menjadikannya pelit bahasa.

"Anu Phi-" Gulf menggaruk kepalanya tidak gatal. "Kenapa Phi mengikutiku?"

Mew menatapnya datar. "Aku tidak."

Juniornya kebingungan.

"Rumah ku satu blok dari sini." Lalu melangkah mendahului Gulf yang ternganga tidak percaya. Sialan. Itu berarti Gulf kegeeran dari tadi. Ihhhhh.








TBC


😊Dahlah malu kalo inget mukanya Pimiu😶

I WUV YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang