Tecno selaku sahabat dari Gulf yang sedari pagi nyaris mati sedih persis kucing kehilangan pemiliknya ikut terheran-heran. Berbagai cara ia kerahkan guna menarik perhatian Gulf, namun sampai detik ini belum ada yang berhasil.
"Hoih! Kau kenapa hum? Bukankah semalam kau bilang pulang bersama Phi Mew mu itu. Kenapa sedih?"
Hanya dibalas dengusan malas, Gulf memalingkan wajahnya menjadi membelakangi Tecno. Ia belum menyerah, netra nya melebar begitu melihat objek yang sedari tadi ia nanti-nanti.
"Hoy! Gulf lihat disana ada Phi Mew!"
Berhasil, kepala bulat Gulf langsung mengedar mencari sumber telunjuk Tecno. Disana, sedang berdiri menghadap kelasnya -atau mungkin memang menghadap Gulf? Buktinya tersenyum menyapa dan turut menimbulkan cengiran lebar dari Gulf sendiri. Sebelum akhirnya harus berbalik melengkung ke bawah lantaran sosok perempuan dengan kurang ajarnya menghampiri Mew dan asik mengobrol ceria disana.
"Huhu~ Tecno..." yang dipanggil memandang horor Gulf. Perasaannya tidak enak. "Apa gadis itu yang Phi Mew sukai?"
Tecno menggeleng brutal karena sungguh demi Phi Champ yang doyan makan namun ia cintai, Tecno tidak tau apa-apa. Dan perasaannya makin tidak enak melihat Mew mengusak rambut perempuan tadi dengan santainya.
"Huweeeee.... Tecno... aku cemburu..."
Kan..
------------
Mew mengeryit heran, biasanya ketika ia membuka loker hal pertama yang ia temui adalah amplop baby blue dari junior manisnya. Tapi sekarang nihil, tidak ada amplop maupun hadiah. Ia berfikir sejenak, apa mungkin Gulf marah? Tapi kenapa.
Memilih abai Mew membuka sebungkus permen cola stick dan memakannya dengan gaya cool melewati deretan murid yang menjerit penuh damba.
"Oh kau?" Langkahnya terhenti begitu melihat Tecno berdiri disisi kanan Champ temannya. Kepalanya berputar mencari sosok lain dari dua mahluk di depannya. "Kau sendiri?"
Tecno mengangguk lalu menggeleng brutal, "Tidak, aku bersama Phi Champ kok." Ternyata Tecno sama polosnya dengan Gulf, pantas bersahabat.
"Gulf?"
"Phi Mew kalau bicara pelit sekali sih, heran kenapa sahabatku rela mencintai orang sepertimu. Pasti sepi kalau berjalan dengan mu hu-uh~ kalau kau mencari Gulf, ia sedang patah hati melihatmu bersama gadis lain. Dia sedang di tempat rahasianya di belakang kampus. Kau tidak boleh tau karena itu rahasia, aku sudah berjanji pada Gulf untuk tidak memberitahu siapapun soalnya."
Berakhir dengan Champ dan Mew yang menatap Tecno dengan raut datar tidak terkira. Kalau Tecno yang agresif saja sepolos ini, bagaimana dengan Gulf? Tidak sadar jika sedari tadi bicaranya sudah 100% membongkar rahasia teman sendiri.
Mew melenggang, tujuannya adalah taman belakang tentu saja. Ia hanya penasaran apa yang juniornya lakukan hari ini.
------------
Tubuhnya bersender nyaman dibalik pohon besar, mungkin Gulf terlalu sibuk dengan dunianya hingga lupa sekeliling. Mew sedikit mengintip kegiatan juniornya.
"Ini adalah foto Phi Mew ketika makan ramen di kedai kemarin. Rasanya dekat sekali."
Gulf menggeser layar kameranya lagi. Kali ini menampilkan Mew dengan pose tersenyum lebar sambil membaca komik di taman.
"Kenapa medekatimu sulit sekali huh? Bahkan sekarang rasanya semakin sulit karena kau menyukai orang lain." Wajahnya sedih, menunjukkan pada dunia bahwa ia sedang patah hati. Benar kata Tecno.
"Ekhem-"
Suara berat Mew berhasil membuat Gulf terjengkang ke depan, bahkan kameranya ikut jatuh untung tidak pecah. Mew mengulurkan tangannya niat membantu, disambut dengan pelan oleh Gulf.
"Sedang sedih ya?" Tanyanya. Pandangan masih fokus menelisik wajah menggemaskan Gulf dengan rona merah.
"Aku tidak."
"Kau iya."
Tidak mau berdebat, Gulf akhirnya mengangguk lugu. Ikut duduk di sebelah Mew karena lelaki itu sudah duduk duluan.
"Ayo cerita."
Gulf menggeleng ribut, mana mungkin ia menceritakan masalahnya padahal Mew lah sumbernya.
"Ya sudah aku pergi." Sebelum Mew benar-benar meninggalkannya, Gulf langsung menarik ujung kemeja Mew.
Mew berdiri dengan raut datar. Membiarkan Gulf duduk sendiri.
"Phi.. apa kau benar-benar menyukainya?"
Seniornya masih diam seribu bahasa, sebelum menyunggingkan senyum menawan yang mampu menyihir seorang Gulf.
"Ya aku sangat menyukainya, dia tau segalanya tentangku. Dia juga yang diam-diam jadi moodbosterku, dia sangat manis dan menggemaskan. Tidak ada alasan untuk aku tidak menyukainya."
Dan pergi meninggalkannya seorang diri. Gulf menangis sejadinya di sana, mencabut rumput dengan brutal dan terisak keras menahan sakit hatinya. Harapannya sudah hancur, untuk apalagi ia berharap kalau begini.
TBC
Kalo diposisi Gulf apa yang akan kamu lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
I WUV YOU
RandomGulf Kanawut mahasiswa angkatan pertama yang diam-diam menyimpan rasa pada seniornya. Perangainya yang pemalu membuat Gulf harus puas menjadi stalker dadakan Mew Suppasit dengan cara yang lucu. "Phi Mew sedang menyukai seseorang?" "Iya." . "Phi M...