Gulf Kanawut adalah mahasiswa tahun pertama yang pemalu dan sangat polos. Sebagai seorang pria ia lebih dominan manis dari pada tampan, ia selalu bertingkah menggemaskan hingga membuat sekelilingnya memekik girang.
"Tecno kau tau tidak Phi yang disana itu siapa?"
Tecno teman sebangku sekaligus sahabatnya menyipitkan mata hingga rapat. "Aku tidak melihat apapun Gulf."
"Aww!! Buka dulu matamu Ai' Tecno! Lihat orang di sebelah Phi Mew itu siapa? Kau mengenalnya tidak?"
Tecno menggeleng lugu. "Tidak tau tuh, kenapa tidak tanya saja langsung."
"Aku malu~ lagi pula aku tidak dekat dengan Phi Mew." Cicitnya malu-malu, entah alasan apa pipinya jadi merona. "Aku suka dia Tecno!"
"Arai?!" Tecno sukses terbengong, bukan hal aneh jika sebulan terakhir ini Gulf menyatakan suka secara gamblang pada Mew Suppasit yang merupakan senior dingin namun sialannya sungguh tampan dan rupawan. "Kalau kau suka kenapa tidak kau dekati? Menjadi stalker dadakan dan mencuri pandang dibalik jendela kelas ataupun dipinggir lapangan tidak akan membuat senior dingin itu peka tau."
Gulf meringis ditempatnya, bibirnya mencebik lucu, mata indahnya berkaca-kaca. "Aku menyukainya Ai' No~"
Baiklah Tecno menyerah. Lebih baik mengalah dari pada membuat anak orang menangis. Lagipula ia tidak bisa membantu banyak soal Mew, Tecno saja harus mati-matian mengejar cinta senior galak bernama Champ belum kesampaian apalagi Gulf yang malu-malu kucing.
"Pulang nanti ayo kita mengintip kegiatan Phi Mew. Ya sekalian sih aku juga mengintip Phi Champ hehhee...." Tecno nyengir sampai matanya hilang, Gulf mengangguk polos.
------------
Perkataannya bukan main-main, kedua junior kini tengah bersembunyi di balik pohon tidak jauh dari lapangan. Melihat permainan basket yang dilakukan para senior mereka. Tecno datang membawa minuman, niat hati ingin memberikannya untuk Champ.
Lain dengan Gulf yang memotret Mew dalam diam. Benar saja setelah permainan selesai Tecno sudah melesat menggoda seniornya.
"Huhu.. kenapa Tecno meninggalkan ku sendirian disini? Apa yang harus ku lakukan."
Gulf menggerutu di balik pohon, memilih berteduh sebentar dengan kesibukan melihat foto-foto Mew yang ia curi diam-diam. Jika ini tindak kejahatan tolong ampuni Gulf na Phi-Phi.
"Tampan sekali~" Cengirannya terbit. "Aku mau jadi kekasihnya-" Lalu cengirannya luntur seketika. "Tapi bahkan kita tidak saling kenal."
Dari kejauhan Mew mengamati sosok juniornya yang duduk penuh ekspresi di bawah pohon, menelisik lebih jauh apa yang dia lakukan disana sendirian. "Ekhem." Mew berdehem, mendapat lirikan dari Tecno dan Champ. "Apa kau temannya?"
Tecno mengikuti arahan Mew. "Hengg.. dia sahabatku, dia kemari untuk melihatmu- Ups!" Tecno segera memukul mulutnya yang mendadak keceplosan, bisa dihajar nanti jika temannya tau.
"Ahh benarkah?"
"I-iya Phi." Mew hanya mengangguk paham, mengabaikan Tecno yang dilanda penyesalan.
------------
Besoknya Gulf datang pagi sekali ke kampus, membawa amplop warna baby blue untuk ia letakan di loker mew. "Baik-baik na disini hehehe... semoga Phi Mew membacanya." Gulf berjalan menjauh dari sana menuju kelas paginya.
Tidak sadar jika pemilik loker mengamati dari jauh, kebetulan ia juga selalu berangkat pagi.
Gulf langsung mendudukkan diri pada kursi tepat di sebelah sang sahabat saat ia sudah sampai di kelas. "Ai' hia Tecno! Kenapa kemarin kau meninggalkan ku? Jahat."
"Ssst-" Tecno meringis. "Maaf na.. kemarin Phi Champ sedang baik padaku, ia mengajak ku pulang bersama jadi maaf melupakanmu."
Sahabatnya merajuk, memajukan bibirnya dengan tangan bersidekap. "Belum pacaran saja sudah lupa sahabat bagaimana kalau sudah pacaran! Apa aku akan dibuang?"
"Hoi! Hoi! Tentu saja tidak, maka dari itu aku ingin memberimu info supaya selangkah lebih dekat dengan Phi Mew."
Pekikan Tecno memacu adrenalin Gulf, lihat saja sekarang bocah polos itu tengah menatap berbinar sahabatnya. "Benarkah?"
"Iya. Phi Champ adalah sahabatnya, kemarin dia bilang kalau Phi Mew belum memiliki kekasih, makanan kesukaannya adalah yang tidak terlalu manis dan tidak pedas. Dia juga suka komik manga. Itu saja yang dikatakan Phi Champ."
Nyatanya itu adalah lebih dari cukup untuk wawasan Gulf tentang Mewnya. Berimbas pada sepanjang kelas pemuda kucing sibuk bersemu memikirkan pujaan hati.
------------
Lain halnya dengan Mew, saat ini ia tengah duduk menyendiri di taman belakang yang sepi. Tangannya membuka perlahan amplop baby blue yang selalu ia dapat setiap harinya dalam sepekan ini.
'Sawadee krap Phi Mew :-D Permainan basket mu kemarin selalu hebat seperti biasanya. Aku suka. Ahh, andai aku bisa lebih dekat denganmu :-( kemarin aku melihat kau bersama seorang wanita, apa dia kekasihmu?'
Sudah isinya itu saja, Mew tersenyum geli membayangkan setiap ekspresi yang juniornya wakilkan dalam emoji. Netranya menerawang jauh pada sosok pemuda kucing polos yang baru ia ketahui belakangan namanya, Gulf Kanawut.
"Ahh stalker manisku."
TBC
Ini tuh bukan cerita panjang, ga sampai 7 palingan. Cek absen please.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WUV YOU
RandomGulf Kanawut mahasiswa angkatan pertama yang diam-diam menyimpan rasa pada seniornya. Perangainya yang pemalu membuat Gulf harus puas menjadi stalker dadakan Mew Suppasit dengan cara yang lucu. "Phi Mew sedang menyukai seseorang?" "Iya." . "Phi M...