Semenjak hari itu hubungan keduanya sedikit meningkat, biasanya Gulf yang gencar mendekati meskipun dengan raut malu tak terkira. Terkadang Mew juga suka mencuri kesempatan untuk mendekati juniornya, entah apa maksudnya. Seperti sering pulang bersama dan saling menyapa jika bertemu di koridor kampus.
"Halo Nong Gulf."
"H-halo Phi Mew." Gulf mengeratkan tasnya menahan diri untuk tak memekik, Mew tampan sekali dengan kemeja putih tergulung sampai siku. "Phi mau ke kelas?"
Mew mengangguk ringan, matanya melnelisik Gulf dari atas hingga bawah. Manis dan menggemaskan.
"Mau jalan ke kelas bersama?"
Gulf senang bukan main, ia mengangguk ceoat mengiyakan ajakan Mew. Sederhana, jalan beriringan menuju kelaspun tak apa. Gulf merasa lebih dekat dengan Mew, tapi tidak melupakan kegiatannya sebagai stalker handal Mew dan mengirim surat beramplop baby blue tanpa nama.
------------
Siang ini Gulf menemani Tecno untuk mengunjungi Champ, sekalian modus melirik ke arah Mew. Tecno sudah lebih dulu menghambur mendekati senior favoritenya, lain dengan Gulf yang mengintip malu di depan pintu kelas. Sedikit banyak mengutuk Tecno karena menelantarkannya.
Harusnya Gulf tetap menunduk dan berdiri di depan pintu saja, jangan masuk ke kelas apalagi melihat pemandangan tak sehat bagi hatinya. Mew sedang gencar didekati senior perempuan yang sama seperti waktu itu, meski Mew hanya merespon sedikit tapi tetap saja keduanya terlihat akrab.
Gulf meremat celana seragamnya gugup, bahkan ketika netranya bersibobrok dengan milik Mew ia tanpa sadar membuang muka. Memilih pergi dari kelas seniornya dan berlari menuju taman belakang.
Mew melihat itu, tatapan sedih tanpa semangat dari junior manisnya. Bukan khawatir melainkan senyum yang Mew torehkan.
"Dasar Gulf!" Sudah dipastikan jika juniornya akan berfikir yang bukan-bukan.
------------
Disinilah dia, menggeser sedikit demi sedikit layar kamera miliknya. Berisi puluhan foto Mew. Entah kenapa hatinya sensitif, kedekatannya dengan sang senior memang hanya sebatas tegur sapa dan pulang pergi bersama. Tapi rasanya Gulf ingin memiliki Mew seorang diri. Egois sekali pikirnya naif.
"Aku suka Phi Mew~" lirihnya, liquid bening meluncur membasahi pipi gembilnya.
"Mae, rasanya sakit ketika orang yang kau suka dekat dengan yang lain." Kembali menggeser foto berikutnya, senyuman tersungging.
"Heheh.. Phi Mew lucu sekali ketika tidur." Itu adalah foto yang ia dapat ketika seniornya ketiduran di perpustakaan kampus. Tentu saja ia menggunakan fitur zoom untuk memotretnya.
"Kenapa tampan sekali~" dan berikut ini adalah foto yang Gulf ambil ketika seniornya sedang serius memegang bola basket. Rasanya luar biasa senang. Tidak sadar jika bel kampus sudah berbunyi pertanda murid diperbolehkan pulang.
------------
Hari ini langit cerah, Gulf dengan tas gendong dan kamera menggantung di lehernya duduk menunggu bus. Siapapun yang lewat disana memekik gemas melihat bagaimana Gulf menyapa setiap orang dengan cengiran cerianya.
"Hey Nong, mau menemaniku?"
Suara itu, Gulf sangat menghapalnya. "Aw? Phi Mew?"
"Ayo temani aku makan siang." Lalu Gulf dengan seluruh kepolosannya benar-benar ingin pingsan, tangannya digenggam halus tangan besar Mew yang menyeretnya pelan menuju kedai makanan. Ahhh rasanya bahagia senang gembira.
Mew mempersilahkan Gulf duduk di kursi sebelum dirinya, ia tersenyum kecil ketika Gulf bergumam terimakasih.
"Aku pesan ramen pedas-"
"Loh.. kan Phi Mew tidak bisa makan pedas. Pesan yang biasa saja." Potong Gulf tanpa tau malu. Mew menulis pesananya dan juga Gulf.
Menatap juniornya penuh selidik, "Kau tau dari mana aku tidak bisa makan terlalu pedas?"
Adalah kalimat terpanjang yang pernah Mew ucapkan selama Gulf kenal. Suaranya menggetarkan jiwa dan sanubari anak Mae Kanawut.
"Eh? Itu- anu.. aku pernah dengar dari.. dari.. ahh!! Kan memang makanan pedas tidak baik bagi kesehatan Phi." Lalu memasang wajah polos luar biasa, berharap Mew percaya.
Nyatanya sang senior adalah manusia dengan kadar otak yang haqiqi, dia tentu tau jika Gulf berbohong. Salahkan Gulf yang begitu kentara menutupi kebenarannya perihal ia menjadi stalker Mew sampai kedetail terkecil sekalipun.
Mew yakin seribu persen Gulf bahkan tau ukuran celananya.
"Hm. Cepat makan dan ceritakan tentang dirimu."
Gulf menatap Mew penuh tanya, berfikir apakah seniornya ingin mewawancarai dia seperti idol-idol televisi? "Oh? Aku mengerti! Phi pasti ingin main drama kan.. aku berperan sebagai idol dan Phi jadi wartawannya."
Astaga polosnya~
Mew gemas setengah mati. "Anggap begitu." Lalu sibuk makan, ia jadi bingung sendiri.
------------
Keduanya kini tengah berjalan beriringan, hari sudah malam memang tapi Gulf tidak takut karena tidak sendirian. Setelah makan tadi ia benar-benar menceritakan tentang dirinya.
Mulai dari makanan kesukaannya yang dominan manis, seluruh koleksi figur sepak bola dikamarnya, sampai kekesalannya terhadap Tecno semua ia ceritakan.
"Phi aku menyukai seseorang tapi sepertinya dia menyukai orang lain huft~" kepalanya menunduk lesu, kakinya menendang kecil batu dijalan. Mew mendelik melihatnya, tentu ia tau siapa seseorang yang Gulf suka. Yang ia bingung adalah kalimat menyukai orang lain.
"Kau sudah pastikan itu?"
"Uhm?" Kepala Gulf mendongak menatap Mew lugu. "Memastikan?"
Dibalas anggukan dari Mew, "Kau harus pastikan dulu supaya tidak salah paham."
Gulf berfikir sebentar sebelum dengan lantang berkata. "Phi Mew sedang menyukai seseorang tidak?"
Mew menjerit tertahan, astaga Gulf dengan segala keolosannya yang menggemaskan. Jika tidak ingat kalau Gulf punya keluarga sudah dipastikan Mew akan menculik dan menyimpannya seorang diri.
"Hm. Aku sedang menyukai seseorang." Jawaban singkat Mew nyatanya memberi dampak besar bagi kelangsungan hidup hati seorang Gulf Kanawut.
Ohh~ Gulf yang malang.
TBC
Malang sekali🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
I WUV YOU
RandomGulf Kanawut mahasiswa angkatan pertama yang diam-diam menyimpan rasa pada seniornya. Perangainya yang pemalu membuat Gulf harus puas menjadi stalker dadakan Mew Suppasit dengan cara yang lucu. "Phi Mew sedang menyukai seseorang?" "Iya." . "Phi M...