" Yang tadi ternyata menyenangkan! " senang dan entah kenapa itu benar benar menyenangkan.
Sekarang gue sama Perth lagi di taman kota. Perth senyum kaya biasa, tapi kali ini tangan nya ikut mengacak-ngacak rambut gue.
" Senang berkenalan denganmu Prilly Anastasya. " ucap Perth dan gue terkekeh.
" Lo emang udah biasa kaya gini ya sama fans-fans lo? " tanya gue yang sontak bikin Perth terkejut.
" Tidak. Ini untuk pertama kalinya, mungkin cuma sama kamu doang. Aku juga enggak ngerti apa yang lagi aku pikirin sekarang. " jawab Perth, yang gue akui dia berkata jujur. Gue pandai dalam bahasa tubuh.
Gue cuma tersenyum simpul mendengarnya, berlalu keheningan tercipta setelah itu. Gue gak berbunga-bunga ataupun terbang cuma karna kalimat yang dia lontarkan tadi. Gue cuma bingung harus jawab apa dan setelah itu gue harus apa?
Dan gue memilih untuk mengecek arloji dipergelangan tangan gue. Astaga ini udah hampir sore, kenapa waktu berjalan enggak terasa? Apa gue sama Perth terlalu larut dalam percakapan dijalanan? Atau konser kecil-kecilan tadi dibazar? Rasanya ini kaya mimpi.
" Lo latihan jam berapa, Perth? " tanya gue yang sedikit punya topik.
Perth pun terkekeh dan mengecek arloji pula dilengannya. Ia tersentak kaget saat melihatnya.
" Ya ampun ca, latihan sebentar lagi dimulai dan aku gak tau sekarang kita lagi dimana! " seru Perth panik dan gue juga ikut panik.
" Yaudah kita pergi sekarang juga. " ajak gue yang lalu gue dan Perth berlarian ketempat parkir.
Dijalanan kini malah memberikan kemacetan dan juga cuaca yang mulai mendung. Padahal tadi siang cukup terik dan cerah jika dikatakan seharusnya sore ini enggak akan hujan.
Perth tampak menggigit bibir bawahnya panik, gue berusaha menenangkannya bahwa kita ga akan tersesat dan sampai tujuan.
Tiba-tiba saja tetes demi tetes rintik hujan turun, membuat gue dan Perth berdecak sebal. Kenapa dalam situasi genting selalu harus turun hujan? Dan kami pun memutuskan untuk berteduh.
Gue membuka bagasi motor disaat gue dan Perth meneduh sebentar di halte, Perth terus menatap kaca helm nya. Dan sedikit keberuntungan gue cuma bawa satu jas hujan, Gue lupa bawa jas hujan punya Pui. Gue menepuk dahi bimbang, Beralih gue balik mengampiri Perth.
" Gue cuma bawa satu jas hujan. " ucap gue kecewa dan Perth malah senanh mendengarnya.
" Benarkah? Yasudah kita pergi sekarang! " Katanya dan gue mengernyit dahi karna bingung.
" Bagaimana? " tanya gue.
" Aku bajunya, kamu celananya, Ca. Double jaketmu dengan jaketku. " titah Perth yang langsung melepaskan jaketnya dan memasangkan nya ke gue.
To Be Continued
Glückstag :
(n.) lucky day-
Thankyou udah baca cerita ini hehe enjoy dan semoga suka ya... sorry kalo banyak typo hehe💖
jangan lupa voment dan follow nya juga ya biar aku rajin up.💖
-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Gluckstag | Perth Tanapon •
Fanfiction[ ON GOING ] " perthppe mentioned you in their story " short story of Perth Tanapon ©️2020. remake ss of ' lucky day ' by @ciigoo