[ 1 ]

267 12 0
                                    

" GUE MAU MATI SEKARANG JUGA PRIL! " Teriak -Pui- salah satu sahabat gue yang sangat tergila-gila dengan salah satu band yang gue gak cukup kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" GUE MAU MATI SEKARANG JUGA PRIL! " Teriak -Pui- salah satu sahabat gue yang sangat tergila-gila dengan salah satu band yang gue gak cukup kenal.

TEMPT itulah nama yang tertera dipapan spanduk. Entahlah gue gak tau salah satu band ini. Keluaran baru mungkin? Atau mereka yang terkenal lewat iming-iming media sosial? Ah, atau karena ketampanan mereka? Gue akui disisi bakatnya itu, wajah mereka pun memadai untuk membuat para gadis menjadi histeris termasuk Pui.

Sekarang gue sama Pui lagi berbaris mengantri untuk silih bertegur sapa juga berfoto-foto dengan mereka. Tepatnya acara meet and greet yang digelar sebelum konser dimulai. asal kalian tau, gue gak terlalu suka dengan band semacam ini. Dan sebenernya gue terpaksa terseret kesini karna Pui yang minta gue buat nemenin dia. Gila bukan? Seharusnya gue tau nama-nama mereka sebelum gue kesini. Minimal gue tau sedikit asal muasal mereka.

Dan yang gue tau cuma laki-laki dengan rambut blonde gelap, yang sedari tadi dikejauhan, gue dan dia silih bercuri-curi pandang. Ini aneh. Bukan gue yang mencuri pandangan nya, tetapi dia yang sedari tadi natap gue lekat-lekat dan membuang muka dikala gua menangkap dia yang lagi mandangin gue. Gue yakin dia yang bernama Perth mungkin?

" Apa ini masih lama Pui? " Tanya gue ke Jovi sambil mendengus kesal. Karna kita sudah hampir satu jam berdiri.

" Pril sabar dong, kita udah dipaling depan. Setelah mereka selesai baru deh kit- " Ucapan Pui terpotong ketika salah satu crew mereka menyuruh kami masuk.

" Ayo-ayo! " Serunya mempersilahkan gue dan Pui.

" Udah gue bilang, sabar Pril " Ucap Pui lalu menatap ke-empat laki-laki idaman didepan nya dengan gemas.

Gue cuma memutarkan kedua bola mata dan terkekeh karna gue gatau nama mereka. Dengan cekatan, gue menarik lengan Pui sebelum dia pergi semangat menghampiri ke-emapat laki-laki itu.

" Pui tunggu! " Cegat gue.

Pui pun menoleh sebal, " kenapa? "

" Gue gak tau nama mereka " Jawab gue sambil menggaruk tengkuk yang gak gatel.

Pui pun mendengus pelan, " Ingat-Ingat ya, gabakal gue ulangin lagi. Yang itu Gun, dan itu Plan, dan itu Title, dan yang terakhir itu Perth. " Kata Pui sangat cepat.

Gue bahkan bingung yang mana Gun, Plan, Title, dan Perth pun gue agak ragu dia bernama Perth. Mungkin Gun? Ah persetan dengan nama mereka.

Sekarang gue udah berhadapan dengan pria berambut coklat gelap. Dia tampak udah seneng nyambut gue, tetapi gue sebaliknya.

" Hai Plan! " Sapa gue pada nya, yang langsung diberi tatapan bingung.

" Plan? " Tanya nya yang seperkian deti tertawa.

Gue terkekeh dan hanya senyum kikuk.

" Kau tidak tau nama kami? " Tanya laki-laki itu ke gue dengan ramah.

Gue meggeleng sebagai jawaban tidak. Dan beralih dia tertawa lagi.

"Sepertinya kau kesini karena melihat kamu tampan dan terbirit-birit ingin bertemu ya? " Tanya nya lagi dan gue tahu bisa menebaknya dia yang paling onar.

" Ah tidak. Aku hanya menemani sahabatku kesini " Jawab gue dan laki-laki itu tampak malu dengan jawaban gue. Mungkin dia merasa dia terlalu percaya diri.

" Yasudah, aku Gun senang berkenalan denganmu? " Ucapnya yang seperti nya bertanya siapa namaku.

" Prilly Anastasya " Bales gue.

Dan setelah itu gue udah salah menyebutkan nama 3 laki-laki. Yang gue anggap Plan ternyata bernama Gun, yang gue anggap Perth ternyata bernama Plan, yang gue anggap Plan ternyata bernama Title. Dan gue gapercaya pada keyakinan gue sendiri bahwa laki-laki ber-rambut blonde gelap itu memang bernama Perth.

Sekarang gue udah dihadapannya. Dengan wajah lelah, gue udah ga pengen ber basa basi.

" Hey kenalin aku Perth Tanapon, kau? " Tanya nya sambil menjulurkan lengan antusias sendiri. Padahal Gun, Title dan Plan tidak seperti ini.

" P-prilly Anastsya " Jawab gue gugup. Dan hey kenapa gue harus gugup?

" Nama yang cantik " Pujinya dan senyum nya memang manis.

Gue cuma tersenyum simpul membalasnya,

" Karna nama belakang kamu Anastasya aku panggil Aca aja ya? Btw bisakah kita berfoto? " Pinta nya dan gue merasa bingung, seharusnya gue yang minta foto.

" Oh oke " Ucapku menyodorkan ponselku yang tidak digubris. Ternyata Perth mengeluarkan ponselnya menyuruh salah satu crewnya untuk mengambil gambar kami.

" Okey 1, 2, 3... "

Cekrek.

Gue agak sedikit kikuk bergaya ketika Perth yang tiba-tiba dalam hitungan ketiga mengubah gaya nya yang tadinya merangkul, menjadi meluk gue.

To Be Continued.

Glückstag :
(n.) lucky day

-

Thankyou udah baca cerita ini hehe enjoy dan semoga suka ya... sorry kalo banya typo hehe💖

-2020

Gluckstag | Perth Tanapon •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang