"Sah?!"
"Saaaahhhh..."
Akad baru saja diikrarkan oleh Rifan. Hati Dinda tidak karuan dibuatnya.
"Saya janji, ini sebatas status. Dan itu pun di depan mama dan papa saja. Karena saya tahu betul bagaimana posisi kamu. Reputasi saya juga jadi taruhan nya. Terima kasih atas bantuannya. Saya benar-benar hutang hidup sama kamu." Bisik Rifan saat acara makan siang di sebuah restoran mewah selepas acara akad tadi. Sebagai bentuk perayaan mungkin. Yang hanya dihadiri oleh keluarga inti Rifan. Bibir Dinda mengulas senyum namun singkat. Pikirannya bercabang, hatinya bimbang. Tapi kasih sayang ibu Nada, Ibunya Rifan membuatnya bersedia ikut dalam sandiwara ini.
"Ma, Pa.. Rifan sama Dinda malam ini izin nginap di hotel ya?! Itung-itung bulan madu."
"Masa bulan madu cuma stay di hotel dalam kota. Ajak Dinda bulan madu keluar dong, Rif."
"Siap. Tapi Rifan belum ambil cuti. Ntar deh Rifan janji bawa Dinda bulan madu beneran secepatnya, kalau cuti Rifan udah di ACC."
"Yaudah kalian ke hotel jam berapa?"
"Langsung, abis dari sini."
"Maklum pengantin baru, selalu terburu-buru." Goda Pak Hutomo, Papa Rifan. Rifan nyengir.
Setelah selesai santap hidangan. Semua pergi meninggalkan restoran tidak terkecuali Rifan dan Dinda. Keduanya tancap gas ke arah berlawanan.
"Saya turun di depan, Dok."
"Disini?"
"Iya. Makasih, Dok."
"Saya yang harusnya makasih sama kamu."
# # #
Dinda mengganti pakaiannya. Sambil merapikan rambutnya yang basah, Dinda menatap dirinya sendiri melalui cermin. Hampa.
"Udah pulang?"
"Udah, A. Tumben pulang cepet?"
"Iya, aku mau packing pakaian ganti. Tiga hari ke depan aku ada kerjaan di Jakarta. Nggak apa-apa kan kalo aku tinggal?" Tanya Deri datar. Dinda tersenyum seraya menggeleng. Karena dia tahu Deri tidak butuh dan tidak pernah mendengar kata-katanya. Deri tampak sibuk berbenah. Setelah selesai, ia langsung pamit. Pergi.
# # #
"Kamu bisa tolongin saya kali ini? Mama masih di rumah. Dia curiga kita nggak pulang-pulang. Kamu bisa ke rumah saya dan nginap di tempat saya?"
"Hah?!"
"Saya tau ini kelewatan. Tapi saya bener-bener bingung."
"Saya lagi ada di luar kota."
"Dimana?"
"Cianjur. Lagi ketemu klien."
"Nginap?"
"Belum tau, soalnya ini juga kliennya belum datang di tempat kita janji ketemu." Terang Dinda. Rifan spontan melirik arlojinya. Pukul 5 sore.
"It's ok. Take care Dinda." Tutur Rifan bernada hopeless. Dinda mendadak tidak enak hati.
# # #
Dinda mengemudikan mobilnya dengan kecepatan agak tinggi. Beruntung malam ini lalu lintas tidak terlalu ramai. Melewati klinik, mobil Rifan masih terparkir rapi di parkiran klinik. Dinda ikut memarkirkan mobilnya di parkiran klinik tersebut.
"Maaf, dr. Rifan masih ada?"
"Masih, tapi pendaftaran sudah selesai, Bu." Sekilas Dinda melirik jam dinding di front office klinik, pukul 20.00 wib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Kedua (FULL PART DI KARYAKARSA)
Cerita PendekIstri kedua sudah sering kita temui ceritanya. Kalau suami kedua? Pencapaian #1 -CeritaCinta (09/01/2021-13/01/2021) #1 -Dewasa (16/01/2021-17/01/2021) #1 -Poliandri (16/01/2021-31/01/2021) #1 -CeritaCinta (20/01/2021-03/02/2021) #1 -Dokter (14/03...