Konsentrasi Deri buyar saat mengingat mimpinya semalam. Panggilan masuk dari Dita pun dia abaikan. Terlebih tiba-tiba Dinda izin keluar kota untuk acara pekerjaan.
"Der, bini lu mana?"
"Lagi ada kerjaan di luar kota."
"Yakin kerjaan? Secara kelakuan lu alasan keluar kota nggak tau nya jalan sama kekasih gelap." Ceplos Rudi. Deri menelan saliva.
"Din, lagi apa?"
"Abis meeting. Kenapa A?"
"Kapan pulang?"
"Besok kalau udah beres semua. Lusa pulang."
"Kamu sama siapa disana?"
"Sama klien."
"Jangan nakal, cepet pulang. Take care honey." Pesan Deri yang langsung sukses membuat Dinda mengerutkan keningnya.
Sambungan telepon terputus. Deri berjalan menuju kantin kantornya. Langkahnya terhenti mendengar perbincangan rekan kerjanya.
"Dr. Rifan yang ganteng itu ya? Duren lho dia."
"Kabarnya sih lagi deket sama cewek yang suka ke sini lho."
"Siapa-siapa?"
"Itu lho cewek yang suka ke lantai 8. Yang suka ngobrol sama si Siska." Deg. Jantung Deri seolah berhenti berdetak beberapa detik. Dr. Rifan dekat sama perempuan yang suka ke lantai 8 dan Siska? Itu kan....Mungkinkah? Batinnya.
Deri izin pulang lebih awal dan cuti dadakan beberapa hari. Hatinya tiba-tiba terasa panas mengingat peristiwa di kantin tadi. Ya di kantornya hanya Rudi yang tahu status pernikahan Deri dan Dinda selebihnya tidak ada yang tahu Dinda itu sebenarnya sudah resmi menjadi istrinya.
"Kemana bro?"
"Nyusulin bini."
# # #
"Kamu masih di Bandung?"
"Masih, Dok."
"Boleh ke tempat kamu?"
"Maksudnya?"
"Saya juga lagi di Bandung."
"Serius, Dok?"
"Duarius malah kalau bisa."
"Ohh dikirain Darius."
"Itu sih nama artis, Din. Please deh..." Terdengar Dinda tergelak. "Cepetan kasih alamatnya. Saya langsung on the way nih."
"Cieee kangen ya?!" Cetus Dinda yang langsung menutup mulut ketika sadar apa yang baru saja dia ucapkan.
"Iya dong, masa suami nggak boleh kangen istri." Goda Rifan. Dinda salah tingkah.
"Hai..." Sapa Rifan seraya merentangkan kedua tangannya saat Dinda membuka pintu apartemen yang dia sewa selama berada di Kota Kembang ini. Dinda nyengir.
"Masuk, Dok."
"Pelukan saya dianggurin nih."
"Bukan muhrim."
"Sepertinya anda lupa, siapa saya dan siapa anda." Ujar Rifan sok serius. Dinda meringis. Dia sendiri tidak paham harus seperti apa sebenarnya terhadap Rifan. Dia memang benar mengucapkan ijab kabul walau sebatas pernikahan siri. Tapi status asli Dinda juga bersuamikan Deri sah secara agama dan negara. Poliandri pun dilarang di agamanya. Melihat perubahan aura Dinda. Rifan langsung mengalihkan topik. "Saya nggak disuguhi minum? Haus lho saya."
"Ehh iya, dokter mau minum apa?"
"Apa aja bebas, asal jangan racun."
"Hahaha dokter bisa aja. Dokter lagi ada kerjaan di sini?" Tanya Dinda sembari menuju kitchen set yang berada di dekat pintu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Kedua (FULL PART DI KARYAKARSA)
Cerita PendekIstri kedua sudah sering kita temui ceritanya. Kalau suami kedua? Pencapaian #1 -CeritaCinta (09/01/2021-13/01/2021) #1 -Dewasa (16/01/2021-17/01/2021) #1 -Poliandri (16/01/2021-31/01/2021) #1 -CeritaCinta (20/01/2021-03/02/2021) #1 -Dokter (14/03...