'Euphoria..
Take my hands now
You are the cause of my euphoria
Yeah yeah yeah yeah yeah (yeah yeah)
Yeah yeah yeah yeah yeah yeah
Euphoria..
Yeah yeah yeah yeah yeah yeah
Close the door now (door now)
When I'm with you, I'm in utopia'Bibirnya terlihat getir mengikuti setiap lirik dari alunan lagu berjudul Euphoria yang dinyanyikannya solo tiga tahun lalu, ia masih saja tak percaya jika dulu dirinya begitu percaya diri sekali menyanyikan lagu bernada tinggi itu lalu dengan setengah menahan ketakutannya, ia tapakkan kedua kakinya sekuat mungkin pada pijakan besi yang dikaitkan kuat pada tali baja yang menjuntai panjang sekali membawanya terbang melintas diantara ribuan penggemarnya.
Suara teriakan army begitu membekas hebat di ingatan seorang Jeon Jungkook yang kini hanya bisa terbata-bata mengikuti alunan lagu yang sudah berganti dengan judul Your Eyes Tell. Ia ingat itu adalah lagu solo yang ia nyanyikan terakhir sebelum kecelakaan mobil itu terjadi. Seolah menjadi pertanda Jungkook masih meyakini jika mungkin saja kini ia adalah seorang penyanyi yang terkena kutukan dari lagunya sendiri. Meskipun ia juga masih menyisakan kewarasannya sedikit yang sekeras mungkin meyakinan jika itu hanyalah kebetulan saja. Atau memang sudah takdirnya harus berjalan demikian.
"Jungkook..."
Seolah mengetahui kedatangannya Jungkook tak menjawab apapun. Ia bahkan terlihat keras sekali merapatkan dua bibirnya yang seketika saja membuat ruam wajah di tamunya siang ini kecewa namun Taehyung tak lagi ingin membalik langkahnya. Ia turunkan perlahan tubuhnya hingga hampir sejajar dengan dudukan Jungkook, ia tatap baik-baik bagaimana rupa lelaki cantik yang sedang merajuk itu. Taehyung sudah hapal dengan kelakuan rivalnya jika sudah begitu ia memang sedang menyimpan kekecewaan namun Jungkook juga adalah lelaki yang sangat membuatnya keliru juga di beberapa waktu. Terkadang ia tak jujur mengatakan yang sesungguhnya.
"Jungkook.. apa kau tak merindukanku?"
Masih menolaknya Jungkook egois menggelengkan kepalanya berkali-kali membuat lelaki berambut pirang itu gemas, ia tahu Jungkook hanya pura-pura saja.
"Hhhmmm~... baiklah kalau begitu aku akan kemba-....."
"JANGAN!! EU-A-aku mo-hon jangan..
Jangan sekarang maksudku..!!"
Jemarinya kembali menjepit hidung, Taehyung memang memiliki kebiasaan aneh ia selalu melakukan itu saat tawanya pecah. Menundukan kepalanya ia maksudkan agar memberi jeda dulu untuk mengatur tawanya namun bukannya mereda ia malah semakin ingin meledak karena kembali mendapati kebiasaan unik Jungkook yang selalu melipat dua telapak kakinya entah mengapa. Taehyung merasa perasaan sesaknya memudar sedikit.
"V.. bolehkah aku memelukmu?!"
Seketika mengangkat wajahnya ia tatapi lelaki cantik itu yang dirasa kali ini sudah kembali seperti beberapa waktu lalu, tatap bola mata bundarnya terlihat menggemaskan meskipun kini warnanya sudah tak lagi sama. Dengan senyuman yang mengembang penuh ia rangkul tubuh adik kecilnya itu dalam dekapannya, ia tahu Jungkook bukanlah orang yang dengan jahatnya akan mengacuhkan ia lebih dari satu hari. Bagaimanapun mereka berterngkar dibandingkan saling menyerang keduanya akan lebih mirip dengan anak kembar yang sedang memperebutkan mainan. Dan itu adalah pemandangan yang amatlah sangat menggemaskan untuk teman-temannya.
"V adalah hyung terakhir yang belum kupeluk.. kau jahat.."
Ia tepuk lembut punggung lelaki cantik yang masih merajuk itu, Taehyung sadar jika kesalahannya memanglah fatal. Ia melupakan janji untuk menjemput Jungkook pagi ini karena Taehyung gagal menahan kantuknya. Ia masih terlelap sedang Jungkook sudah berkali-kali menghubunginya menagih janji yang lelaki pirang itu katakan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes Tell - END
FanfictionJeon Jungkook, golden maknae kesayangan Bangtan itu kini tak lagi bisa menemukan sinarnya. Ia jatuh terpuruk dalam keputus asaannya dan pandangan mata yang hanya ia dapati dalam gelap saja. Lelaki cantik itu mengalami sebuah kecelakaan tragis yang s...