2. PERTEMUAN

89 6 0
                                    


"Entah kamu yang menemukan ku atau aku yang menemukan dirimu, permen."

-Aldebaran Melviano

Seorang gadis memasuki area SMA Garuda. Nampaknya ia merupakan siswi baru di sekolah tersebut. Menelusuri setiap lorong yang ramai dengan murid yang lalu lalang. Mencari dimana keberadaan ruang kepala sekolah berada. Gadis dengan mimik wajah yang cantik dan polos. Memiliki rambut lurus yang indah, tanpa ia kucir. Hanya saja dia memakai jepit rambut bergambar bintang di rambut indahnya. Aneh, seperti anak kecil. Dia terus berjalan melihat kanan kiri di sekitarnya hingga tak sadar ia menabrak seseorang.

Bruk..!

"Anjir..! Mata lu kemana, jalan aja sampai nabrak bego." ucap lelaki itu dengan nada yang sedikit meninggi.

"Maaf, saya mencari ruang kepala sekolah sedari tadi tidak bertemu. Maafkan saya jika menabrak kamu tadi. Apakah ada yang sakit?" ucap perempuan itu kepada sosok lelaki yang di tabrak tadi. Ia menatap lelaki tersebut dengan pandangan bersalah dan khawatir.

"Oh, anak baru ternyata. Gua tunjukin ayo sini. Salam kenal gua Aldebaran Melviano. Panggil saja Baran/Melvin
" timpal Baran. Ya lelaki itu menolong si gadis. Beruntung bukan? Atau gak nih?.

"Ah iya, terima kasih. " gadis itu mengganggukan kepala dan mengikuti Baran dari belakang. Ia heran kenapa para siswi disini melihat Baran dengan tatapan yang seperti itu lah. Siapa Baran ini? Kenapa sosoknya seperti dia kenal? Kenapa dia mengingatkan pada seseorang?. Sudahlah tidak penting, harus cepat menemukan ruangan itu.

Dua manusia tersebut berjalan mencari ruangan kepala sekolah. Baran yang tidak peduli dengan bisikan para siswi di sini. Karna sudah biasa baginya. Ia cukup menulikan indra pendengarannya dan bersifat acuh dengan segalanya.

"Noh sampe, jangan kesasar lagi. Google maps gatau area sekolah sini." ucapnya dan berlalu pergi.

"Eh, iya. Ah anu nama gue.." jawab gadis itu terputus karna sosok lelaki itu sudah pergi. Kemudian ia melupakan hal tersebut dan masuk ke kelas.

Pukul 06.45 di kelas IPA 1.

"Eh anjir gua denger ada anak pindahan." ucap Alister yang sedang duduk di meja.

"Kan si Daster ini masalah cewe nomor satu, dasar fakboi." Timpal Ain menatap Alister sinis.

"Gak kaget gua kalo si Alis ini fakboi." sanggah Vigo yang menyontek tugas Andrew.

"Hahh.." Baran menghela nafas nya, ia duduk di sebelah Revan.

"Nape lu?" ucap mereka bersamaan.

"Pagi-pagi gua udah di mintain tolong sama ciwi, males gua. Tapi dia kebingungan." Ia menyandarkan punggung nya pada kursi dan menatap langit-langit kelas.

"Tumbenan si es balok nolong orang. Cantik gak?" -Alister

"Iya, polos kaya bocil. Rambut dia ada jepit rambutnya." ucap Baran kemudian menengok ke Alister.

"Anjor mamen, ciwi lagi nih." -Bumi

"Biasa,Alister." - Vigo

"Ape dah gua salah ape." -Alister

"Lu fakboi sat." -Ain

"Terus gimana lagi Bar?" -Alister

"Gatau, males." ia membungkukkan badannya kemudian meletakan kepalanya di meja dan memejamkan mata. Nyaman, itu rasa Baran.

"Ni anak di biarin kek tai." timpal Alister.

"Woi duduk anjg, Bu Vina dateng." ucap ketua kelas yang menyuruh semua murid kelas itu duduk.

AldebaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang