Hallo guyssssss.
Jadi gimana kabarnya setelah sekian lama di tinggalin.
Semoga sehat yah. Jaga pola makannya dan jangan lupa pake masker juga cuci tangan
Salam sayang yah dari gue***
Pukul tujuh malam di Banda naira, agri masih tidak nyaman dengan keadaan seperti ini, betapa tidak suasana yang awalnya agri kira akan baik-baik saja ternyata berubah delapan puluh derajat dari perkiraan nya, Banda naira dan malam telah mengembalikan jarum kenangan yang seakan menikam seluruh inti di diri agri.
" Gri.! Kamu kok benggong aja sih dari tadi?". Tanya wandi
" Eh.. Enggak kok wan, aku cuma lagi liat bintang aja kok, bintang nya bagus yah malam ini? ". Jawab agri agak sedikit kaget.
" Apaan sih gri. Bahkan kamu aja gak di restuin sama semesta".
" Ha?.. Maksut kamu apa wan...?"
" Gri. Kamu itu gak di ijinin semesta buat berbohong... "
" kenapa emangnya..?"
" Karna keliatan banget dosa nya di wajah mu... "
" Astaga wan. Kamu jahat banget sih sama dewi neptunus... "
" Iya deh dewi. Maafin kebodohan hulubalang yah... " celetuk wandi sambil membungkukan badannya di hadapan agri.
" Ahahahaha... Permintaan di terima hulubalang wandi... "Keduanya lalu tertawa di bawah sinar rembulan yang sudah hampir penuh itu. Sedang dari kejauhan ada anak manusia yang melihat ke arah langit dengan begitu serius nya. Gio, terpaku di bawah langit malam di temani dengan segelas kopi dan 1 bungkus batang rokok mulai menarik tangan nya bersamaan dengan keliaran pena hitam yang ia namai desember itu. Gio memang aneh. Dia selalu saja ingin menamakan semua hal yang terlihat kesepian. Entah itu pena, batu pantai, daun gugur, biji anggur, atau bahkan sesuatu yang tak ia lihat pun ingin sekali ia namakan. Namun tidak bisa, Gio tidak suka dengan sesuatu yang tidak pasti. Jarak duduk gio yang sengaja agak sedikit jauh ini memunculkan tanda tanya di hati agri. Apakah memang benar dia sudah lupakan aku? Apakah benar dia telah lupa bahwa aku begitu mencintai nya? Apakah semua pertanyaan ku hanya menjadi apakah yang tak temu Jawab nya?.
" Hallo... Tuan dan Nyonya. Makanan anda sudah kami siapkan, mohon untuk di cicipi...!" ucap Adrian menirukan suara pelayan kerajaan.
" Ahahahaha.... Lo kok mirip banget sih yan, jadi pelayan gitu?" tanya wandi.
" Aku siap jadi apa aja asal putri agri bahagia... "
" Lo salah yan, putri enggak mungkin mau berjodoh sama pelayan.. " jawab wandi.
" Nah gini nih pemikiran yang harus di basmi dari dunia, denger yah wan, jodoh itu bukan soal mau atau nggak nya kita sama orang lain. Tapi soal tuhan jodohin kita sama umat yang dia udah tentuin. Mau kita mau atau enggak kalau gue jodoh nya sama agri yah lo enggak bisa apa apa dong..." jelas Adrian panjang lebar.
" Ahahahaha.... Yan lo ngomong gini mirip pakar ilmu hitam tau nggak... "
" Loh emang kenapa? Orang gue bener kok. Iya kan gri? " tanya Adrian
" Eh.... Eheheheh iya lo bener kok yan... " jawab agriDari kejauhan terlihat gio mulai membereskan barang-barangnya dan berjalan menghampiri agri, Adrian, dan wandi.
" Agri... " sapa gio dengan suara khas nya.
" Eh iya gi, kenapa?"
" Ayo, makan... "
" Iya... "Wandi yang melihat itu hampir tidak percaya, pasalnya gio bukan tipe orang yang mudah menampakkan perhatian nya untuk orang lain. Gio adalah orang yang tidak banyak bicara dan bodoh amat dengan keadaan.
Semua berkumpul di depan tenda berwarna hijau, dengan beralaskan pasir pantai dan daun pisang mereka mulai menyantap makanan buatan neya, cakra, daruna dan aryo. Suasana makan malam dengan berhiaskan bintang dan cahaya bulan itu terasa begitu hangat dan romantis. Agri sesekali menatap gio yang serius dengan apa yang di depannya, sedang cakra dan neya sepertinya mereka berdua pacaran. Sebab cakra begitu perhatian terhadap neya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanda Tanya (On Going)
RomanceSeperti pada judul cerita ini perihal kamu semesta selamanya mungkin akan jadi tanda tanya yang tak akan pernah ku temukan jawabnya. Tidak apa! Jika suatu saat kita tidak di persatukan bersama, setidaknya dahulu aku pernah setia pada satu nama. Sa...