I hope you Like and happy Reading ^_^
🌻🌻🌻
- Afifa POV -Setelah Pak Ridwan keluar kelas. 5 menit kemudian Bu Vena, guru bahasa Indonesia memasuki kelas dengan tangan kosong membuat seisi kelas menyambut kedatangan Bu Vena dengan mata berbinar.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam Bu" jawab seluruh murid
"Hari ini Ibu ada urusan diluar jadi-"
"Alhamdulillah" seru sebagian murid dengan semangat 45
"Tetap saya beri tugas" lanjut Bu Vena, seketika membuat raut wajah seluruh murid menjadi lesu.
"Yaahhhhhhh biasanya juga gk pernah ada tugas Bu" keluh salah satu siswi kecewa.
"Itukan biasanya, hari ini saya mau yang gk biasa. Tugasnya sudah saya share di grup kelas, kalian kerjakan hari ini" ucap Bu Vena
"Mengerti?" Tanya Bu Vena
"Iyaaa Buuuuuuuu" jawab murid sekelas
"Ingat jangan keluar, boleh rame tapi tetap didalam kelas! Kalau begitu saya permisi, assalamualaikum " ucap Bu Vena lalu melangkah keluar kelas.
"WAALAIKUM SALAM "
Semua murid dikelas mengeluarkan ponsel mereka masing-masing, mengecek tugas yang diberikan Bu Vena.
Setelahnya kalian tahu apa yang terjadi? Sama seperti kelas yang jamkos pada umumnya, suasana kelas seketika menjadi gaduh.
Hanya 6 orang yang mengerjakan tugas Bu Vena termasuk aku, sisanya? ada yang berkumpul dibelakang mabar free fire, ada yang keluar dengan berdalih izin ke toilet padahal ke kantin, dan jangan lupakan dengan para siswi yang asik ber-ghibah ria, intinya kelas ini sudah tidak berbentuk kelas.
Sementara aku menyibukkan diri dengan mengerjakan tugas Bu Vena, sejenak aku menghentikan aktivitasku. Aku baru ingat kenapa Daffa masih disini? Aku pikir dia akan langsung pindah, biarlah lagipula Daffa tidak mengganggu, pikirku.
Kulihat dari ekor mataku Daffa yang sejak tadi hanya diam memperhatikan kelas, sekarang menggerakkan tangannya ke saku celana dan seragamnya seperti sedang mencari sesuatu lalu beralih membuka tasnya.
"MASIH BERSAMA.......CAK DIMASSSSS" teriak sang wakil ketua kelas, Dimas yang sudah berada didepan kelas dengan membawa sapu dan sontak membuat pandangan seisi kelas tertuju padanya.
Sudah bukan rahasia umum lagi jika Dimas sering mengadakan konser saat jamkos bahkan sering ada siswa dari kelas lain yang ikut bergabung.
"Weeeeeeeeeeee" sorak beberapa siswa dalam kelas seolah mendukung tindakan Dimas.
"Woi woi. Sekate-kate lo semua, emang yang punya kuping kalian doang. Kita juga punya" protes gadis berambut keriting sebahu, Winda sekretaris kelas mewakili beberapa siswi lain yang tidak setuju.
"Sewot amat lo kriwul" Balas Dimas tidak mau kalah.
"Udah Dim, gk usah didengerin. Lossssssss wes" teriak Aldo, ketua kelas.
"Tuh gue udah dapet lampu ijo dari ketua kelas, bisa apa lo"
"Hishhhhh, ya itu karena lo berdua satu frekuensi"
"Tuh tau, mending lo duduk yang manis kayak si Fifa tuh" Ucap Dimas sambil menunjukku sementara Winda hanya mendengus kesal.
Akibat helaan nafas Daffa membuatku meliriknya, sepertinya dia tidak menemukan apa yang dia cari, pikirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are the Reason.
Teen FictionTentang Afifa Imamah Maulida gadis yatim piatu yang hanya hidup berdua bersama kakak laki-laki nya, kehidupan Afifa yang semula tenang dengan kesehariannya yang monoton menjadi kacau setelah secara tidak sengaja dirinya memergoki Daffa Pratama Pradi...