I hope you Like and happy reading ^_^
🌻🌻🌻
- Daffa POV -Aku menatap curiga dua manusia aneh didepan ku, pasalnya saat ini mereka menunjukkan senyuman mautnya yang jika para gadis melihatnya dapat ku pastikan gadis-gadis itu akan langsung jatuh hati karenanya, tapi menurutku senyuman Aldo dan Evan kali ini terlihat aneh, sangat aneh, seaneh dunia ini.
Karena tidak mau ambil pusing aku kembali meminum es tehku yang masih tersisa.
'Loh loh mereka mau ke mejanya Daffa? '
Mendengar namaku disebut-sebut membuatku mengernyit heran.
'Siapa yang mau nyamperin gue?' tanyaku dalam hati
'Berani banget ya mereka berdua'
'Pasti mau ngegodain Daffa, gk malu apa sama hijabnya'Mendengar bisik-bisik tetangga yang tidak ada habisnya membuatku semakin mempertajam Indra pendengaranku tanpa mau melihat siapa orang yang mereka maksud.
'itu bukannya si cewek cupu yang dapet beasiswa kan ya? '
'Cupu? Beasiswa?' tanyaku lagi pada diriku sendiri.
'Syita kok mau ya temenan sama dia? Palingan juga cuman dimanfaatin'
'Syita?'
Aku melihat bayangan seseorang disebelah kiri ku yang ku yakini pasti gadis yang tadi dibicarakan oleh mereka.
"Ehm....Permisi........Daffa" Ucap seorang gadis yang berdiri di sampingku, tapi tunggu... Suaranya terdengar familiar.
Aku melakukan persiapan dengan memasang wajah super duper datarku, tidak lupa dengan kata-kata yang mungkin dapat membuat gadis itu sakit hati nantinya, okehh katakanlah aku jahat dan aku tidak peduli.
Tepat saat aku menoleh, aku sedikit terkejut namun tetap kututupi dengan wajah datarku melihat siapa gadis yang saat ini berdiri di sampingku.
'Afifa?'
Aku masih menatapnya datar lalu menaikkan sebelah alisku.
"A-anu, Bu Ina mau bicara sama kamu" Ucap Fifa gugup sambil memperlihatkan layar ponselnya
Aku mengerutkan kening mencoba mencerna ucapan gadis berhijab ini, lalu beralih melihat ponsel yang Fifa sodorkan dan langsung menyambar ponsel tersebut.
"Halo........Bunda? " Tanyaku ragu-ragu sambil melirik Fifa.
"Daffa? Kamu dengar Bunda kan? " Ucap Bunda disebrang sana.
"Fa ponsel lo gue bawa keluar" Ucapku pada Fifa yang hendak membawa ponsel Fifa keluar karena suasana kantin yang ramai membuat ku tidak bisa mendengar suara bunda disebrang sana.
Setelah mendapat anggukan dari Fifa, aku langsung melenggang keluar dan menuju toilet pria. Biasanya toilet pria selalu sepi saat jam istirahat karena para siswa kebanyakan lebih memilih untuk menenangkan cacing kelaparan dalam perut mereka.
"Daffa"
"Hallo" panggil Bunda berkali-kali disebrang sana."Iya Bun, ini Daffa. Bunda kok bisa telfon Fifa?"
"Mau gimana lagi Daffa, ponsel kamu ketinggalan kan? Bunda keinget kalo Afifa sekelas sama kamu, ya Bunda telfon aja Afifa" jelas Bunda.
"Kenapa gk telfon Evan aja?" Tanya ku sedikit protes.
"Oh iya, bunda gk kepikiran" ucap Bunda disana.
"Bunda mau bicara apa?"
"................
KAMU SEDANG MEMBACA
You are the Reason.
Teen FictionTentang Afifa Imamah Maulida gadis yatim piatu yang hanya hidup berdua bersama kakak laki-laki nya, kehidupan Afifa yang semula tenang dengan kesehariannya yang monoton menjadi kacau setelah secara tidak sengaja dirinya memergoki Daffa Pratama Pradi...