Hari ini adalah hari pertama Raina masuk ke SMA Dirgantara. Setelah Hari menyakitkan itu. Raina membujuk orang tuaku untuk pindah sekolah, tentu saja itu bukan hal yang mudah. Tapi mampu dia hadapi.
Flashback On.
"Ma, Pa. Aku janji prestasiku gak akan berkurang mama sama Papa taukan kalo SMA Dirgantara itu sekolah yang bergengsi dan semua yang ada disitu murid berprestasi dengan aku masuk ke sana prestasi ku akan bertambah dan aku gak akan mempermalukan nama keluarga kita justru aku akan membuat nama keluarga Alexandre semakin harum percaya sama aku Ma, Pa." Bujuk Raina.
"Emang apa kurangnya sih SMA Pertiwi? Itu gak kalah bergengsi." Ucap Leon dengan geram.
"Beda lah Pa! Bosen aku disitu." Jawab Raina tak kalah geram.
"Udah-udah!! Kenapa kamu bosen?" Tanya Kania dengan lembut.
"..." Raina bungkam, dia tidak tahu harus jawab apa.
"Rain? Kok gak jawab pertanyaan Mama?" Tanya Leo.
"Aku gak mau liat muka dia." Jawab Raina.
Jawaban Raina membuat semua orang terdiam, membeku. Hingga akhinya mereka memutuskan untuk membiarkan Raina pindah sekolah.
"Yaudah terserah kamu." Jawab Leo.
"Biarin aja lah ya Pa?" Tanya Kania.
"Hm." Jawab Leon.
"Oh." Jawab Raina yang terlihat jelas ditujukan kepada Leon.
"Irit banget." Sindir Leo.
Raina hanya melirik sekilas dan pergi ke kamarnya. Tapi lirikan itu sangat menakutkan, Leo bergidik ngeri melihatnya. Kania ikut merinding. Leon? Masabodo, dia tetap fokus ke layar Laptopnya, yang berisi dokumen-dokumen yang tidak Leo fahami, tapi Raina faham.
Flashback Off.
Dan sekarang Gadis itu sedang mempersiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah barunya itu.
"Semua udah siap." Raina pun segera turun dari kamarnya ke ruang makan.
Di ruang makan
"Ma, pa. Raina berangkat dulu ya takut telat. Raina juga belum tau ruang kepala sekolahnya dimana." Kata Rainadengan nada yang dingin.
"Oh, yaudah sana, nanti telat." Kata Papa Raina dengan nada yang tak kalah dingin darinua. Namanya Leon Maximillien. Seorang pemilik sebuah gedung Entertainment yang mengarungi banyak artis berbakat.
"Kamu gak mau sarapan dulu? makan roti minimal biar perutnya keisi." Kini Mamanya yang berbicara, tentu saja dengan suara yang lembut. Namanya Kania Alexandre. Seorang Desainer jenius yang selalu mempunyai lebih dari 5.000 pesanan baju tiap minggunya.
"Gak usah Ma, nanti telat Raina makan disekolah aja pas istirahat, langitnya juga mendung itu nanti hujan," Jawab Raina.
"Bang Leo mana ma." Sambungnya sembari celingukan.
"Biasa lah paling masih bertarung sama mimpinya." Jawab Kania sambil terkekeh kecil.
"Yaudah Ma, Ma aku pergi dulu."
Jawab Raina sambil menyalimi tangan orang tuanya dan memanggil Satria Supir keluarganya yang paling sering mengantar Raina kemanapun dia pergi."MAS SATRIA ANTER KESEKOLAH DONG!!" Teriakan Raina menggelegarkan seisi ruang makan
"Jangan ter-" Perkataan Leon terputus oleh teriakannya lagi yang memanggil Abangnya Tersayang kali ini. Lebih tepatnya Abang Laknat, atau dia yang laknat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Teen FictionRaina Alexandre, seorang Gadis yang dulu sering terlihat bahagia, namun siapa sangka ternyata dia mempunyai banyak luka saat itu. Terlebih lagi luka yang paling dalam berasal dari SAHABAT nya sendiri. Sahabat yang dulu selalu membuatnya tersenyum, k...