“Hei.. sunny, ayo bangun!! Hari hampir siang, katanya mau membelikanku rubik baru…”gerutu frans sambil mengoyang-goyangkan tubuhku yang masih berbalut selimut tebal.
Aku sedikit membuka mataku, nampak ia mulai tersenyum kegirangan.
Aaarrrggghhh….
Mataku benar-benar masih ingin terpejam. Hampir setahun lebih semenjak kedatangan frans ke rumah, jangankan untuk tidur, untuk memejamkan mata pun seolah-olah adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan.
Frans…
Mungkin kalian akan bertanya, siapa dia?
Dia adalah jiwa seorang anak berusia 16 tahun yang meninggal sebelum dilahirkan. Meskipun saat itu belum genap sebulan ia hidup dalam rahim ibunya tapi kini di dunianya ia telah tumbuh secara nyata. Rambutnya sedikit bergelombang, berkulit sawo matang, berlesung pipit dan yang paling khas darinya adalah harum tubuhnya yang lebih mirip harum bedak bayi.
Sudah hampir setahun lebih ia mengikutiku kesana kemari, bisa dibilang ia merupakan teman tak kasat mataku yang baru.Ya… aku punya kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhuk halus. Aku sendiri bahkan tak tahu menyebut diriku ini apa?
Kemampuan ini telah ada dalam diriku semenjak aku berusia empat tahun, dan semenjak itulah aku merasa bahwa aku ini berbeda dan “aneh” menurut orang-orang yang ada di sekelilingku.“Sunny, ayolah, keburu siang ntar!”gerutunya sambil menarik-narik selimut yang masih melilit indah ditubuhku.
“Oh.. come on, frans, ini baru setengah tujuh pagi. Toko permainan juga bahkan belum buka.”aku masih berusaha menahan posisi selimut diatas tubuhku.
Tak bisa dipungkiri, mataku terlampau lelah bahkan untuk sekadar membukanya, ini karena semalam aku harus begadang mengerjakan tugas proposalku ditambah lagi harus menemaninya menonton film Anabelle yang selalu dipuja pemain utamanya, katanya pemeran anabelle itu cantik dan menggemaskan. Sungguh!! Aku benar-benar sangat lelah!!
“Karena itu, nanti kamu malah molor sampai siang. Ayolah, Sunny.. ”rengeknya lagi.
“Ok.. ok!! Aku bangun. Tapi janji, seusai membeli rubik, tak ada acara nonton film Anabelle, tak ada lukisan, tak ada nyanyian dan tak ada jajanan aneh-aneh, karena hari ini aku juga mau fokus ngerjain tugas proposal aku yang hampir kelar!”putusku sembari duduk menghadap kearahnya yang tengah melongo karena mendengar ocehanku.
“Kenapa? Keberatan? Yaudah.. aku mau lanjutin tidur lagi.”sambungku lagi hendak kembali keposisi semula namun baru saja hendak kutarik kembali selimut tuk menutup tubuhku, ia menahan pergelangan tanganku dengan menunjukkan puppy eyesnya ia mengerucutkan bibirnya yang bisa kubilang sebagai jurus andalannya tuk meluluhkan hatiku.
Namun, sayang hari ini jurusnya benar-benar tak berefek padaku karena rasa kantuk dan lelah ini lebih berefek pada tubuhku saat ini.
“Apa lagi?”kesalku.
“Baiklah. Aku janji tapi cuma untuk hari ini perjanjian ini berlaku tapi esok dan seterusnya jangan harap!!”jawabnya tegas.
“Baiklah..”
“Kalau begitu, ayolah pergi bersiap-siap dan kita berangkat sebelum siang..”
Dengan perlahan aku beranjak dari tempat tidur dan segera bergegas ke kamar mandi.“Oh.. aku bisa gila kalau seumur hidupku seperti ini.”batinku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pemandu Jiwa
TerrorSunny, gadis indigo yang menjalani hidupnya dalam kesendirian karena diusir oleh keluarganya sendiri. Dalam menjalani kehidupannya, ia di temani oleh Frans si hantu cilik yang selalu membantunya dimana saja hingga akhirnya sesuatu terjadi dan membua...