ETHEREAL
(Adj) extremely delicate light, not of this world.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
After reading this, you will bear the sins on your own 🔞
Slow update (づ ￣ ³￣) づ
Bxb (homophobic go away from here!!!)
Don't forget to follow, vote 🌟, and...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Renjun baru terbangun dari tidurnya, setelah mendengar ketukan yang dilakukan secara berulang-ulang oleh sang mama dari luar kamar.
"Ne, ma. aku sudah bangun."
Setelah itu dapat Renjun dengar langkah telapak kaki sang mama yang perlahan menjauh. Tak ingin membuat kedua orang tuanya menunggu terlalu lama, Renjun pun segera bangkit dari acara tidurnya dan mandi seperti biasa.
Renjun mengira semuanya akan berjalan lancar-lancar saja tanpa hambatan seperti hari-hari sebelumnya, sampai ketika matanya melihat sesuatu yang aneh pada pantulan dirinya di depan cermin.
Mata Renjun spontan melebar, ketika lihat bercak kissmark yang memerah berada di sekitar area lehernya, serta jangan lupakan bibirnya yang juga ikut membengkak saat ini.
Bahkan Renjun tidak menyadari hal itu sedari tadi ketika ia sedang sikat gigi, salahkan matanya yang masih terlalu mengantuk hingga ia memilih untuk menutup matanya ketika sedang sikat gigi.
Renjun juga tidak mau bersikap sok polos, Renjun tentu saja mengakui bahwa ia memang sudah mengerti dengan hal-hal yang memang seharusnya di ketahui oleh anak seusianya.
Namun masalahnya walaupun Renjun mengerti akan hal-hal seperti itu, Renjun sama sekali belum pernah melakukan hal itu pada siapapun. Lantas mengapa ada tanda laknat ini di tubuhnya?
"Sayang, sudah selesai?"
Wendy, mama renjun kembali mendatangi kamar sang anak serta memanggil Renjun dari luar kamar. Hanya untuk memastikan bahwa putra manisnya itu tidak mengalami kesulitan apapun di dalam sana.
"Iya, ma... sebentar. Mama duluan saja, Renjun akan segera turun. "
"Baiklah sayang, mama dan baba tunggu di meja makan, ne."
Setelah kepergian sang mama, Renjun kembali panik sendiri di dalam kamarnya.
'Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan untuk menutupi tanda laknat ini? '
Renjun lantas segera berjalan kearah lemari pakaian, dan mengambil syal merah miliknya.
Syal merah itu nantinya akan ia gunakan untuk membalut lehernya yang kini telah di penuhi dengan banyak sekali kissmarkyang entah siapa yang buat.
