"Kalo gue jadi elu nih ya, gue bakal pundung. Gue nggak bakal balik kerumah, pokoknya gue marah!" Ucapnya dengan nada mulai emosi.
"Ya nggak gitulah Nin, gue bukan anak tk lagi. Jadi gue nggak boleh egois" sahutku sambil tersenyum kecut.
"Tapi gue nggak bisa liat lo gini, masa muda lo nggak boleh di sia-siain. Lu nggak bakalan ngerasain masa muda yang kedua kalinya Kila, lu harus tegas dan gue tau lo kuat ngadepin ini semuanya. Gue duluan dadah, hati-hati dijalan Kila" ucap Nindi dan berlalu pergi sembari melambaikan tangannya keudara, ucapan Nindi membuat Kila diam seketika sebelum ia menghampiri motor metic miliknya.
Apa yang dibilang Nindi ada benarnya juga, gue harus tegas. Tapi bukan sekarang, ada waktunya Kila- batin Kila bersuara.
Tak ambil waktu lama, Kila segera mengambil motor metic-nya. Dan segera keluar dari area sekolah, dengan kecepatan normal Kila mengendarainya.
***
"Kila pulang" ucapku sembari memasuki rumahnya."Ganti baju, lalu antar pesanan" timpal tante Melody Yang membuat Kila mengehela nafas berat.
Kila segera keatas lalu ganti baju, tak membutuhkan waktu lama. Hanya sepuluh menit waktu yang Kila pergunakan.
Kila pun turun lagi kebawah, menghapiri keraha Melody.
"Pesanannya mana tan?" Tanya Kila sopan.
"Diatas meja makan" sahutnya ketus sembari masih fokus ke acara televisi yang sedang ia lihat.
Kila pun menurut, langsung saja ia kearah meja makan. Banyak peaper bag yang berjejer disana. Sekitar seratus lima puluh peaper bag.
Lelah, satu kata saja yang mendeskripsikan keadaan Kila sekarang.
"Kila pamit, assalam'mualaikum" ucapku sembari mencoba mencium pungung tangan Melody.
"Nggak usah cium tangan! Kuku saya lagi di kutek, kalo kesenggol terus berantakan? kamu mau ganti hah?!" Murkanya kepada Kila, lebih baik Kila mengalah dengan cara diam.
"Yasudah pergi sana!" Ujarnya ketus sembari tak menoleh kearah Kila sedikit pun. Kila pun hanya mengangguk dan keluar rumah dengan hati yang mencelos.
Melody melirik jam, masih jam satu. Kenapa udah pulang? Kan masih lama harusnya? Tau ah ngapain aku mikirin anak nggak jelas- batin Melody lalu melanjutkan menonton acara televisi yang tertunda sebentar.
***
Sepanjang perjalanan menuju rumah pelanggan, Kila menangis dalam diam. Ia tak bisa berbicara apa-apa, membantah pun enggan rasanya.
Drttt drrtt
Handphone milik Kila bergetar, mau tak mau Kila harus mengangkatnya terlebih dahulu barangkali saja penting. Kila meminggirkan motornya ketepi.
"Papah" ucapnya begitu saja saat terpampang jelas nama ayahnya lah dilayar kacanya.
Pas Kila kaya gini? Kenapa ada aja. Mah, jangan tolong Kila, Kila saat sedih nggak butuh siapa-siapa, Kila cuma mau sendiri. Kila nggak mau mamah kasih orang yang Kila sayang untuk nenangin Kila, walaupun sejenak. Jadi mohon, lain kali mamah jangan kirim orang-orang tersayang ke Kila saat Kila sedih, Karna Kila nggak mau mereka ikut sedih. Termasuk mamah- batin Kila berucap sembari menahan sesegukan nangis dalam diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
R e y h a n
FanficKisah hidupku mula-mula bahagia. Namun, sesosok pelita hidupku pergi untuk selamanya--mamah, hidupku menjadi hancur seketika. Ayah gantikan mamah dengan wanita lain. Setelah ayah menikah, hidupku disiksa oleh ibu dan kakak tiriku yang sekarang berse...