06.KEJUTAN

15 3 0
                                    

"Ini kejutan untuk anak papah, kamu seneng kan papah pulang?" Tanyanya sembari merentangkan tangannya.

"SENENG BANGET!" Teriak Kila sembari memeluk Dewangga dengan erat.

Kila seneng, karna beberapa hari kedepan. Kila nggak dapet siksaan dari tante Melody pah. Andai papah tau, kalau Kila nggak bahagia jika papah nggak dirumah. Kila berdo'a sama tuhan, semoga papah terus disamping Kila sekarang dan selamanya- batin Kila berucap. Tak terasa cairan bening keluar begitu saja tanpa permisi.

"Loh kok anak papah nangis? Kenapa?" Tanya Dewangga saat ia melihat putrinya sudah sesegukan.

"Nggak papa, Kila seneng banget papah disini. Ini itu tangisan kebahagiaan tau pah" Ujar Kila sembari mengusap air matanya.

"Tadi kamu bilang siksa? Siapa yang disiksa?" Tanya Dewangga sembari menaikkan satu alisnya.

"Em, itu Bi Ijah. Iya, Bi Ijah sering banget disiksa iya kan bi?" Ucap Kila sembari menoleh kearah bi Ijah, bi Ijah pun bingung harus menjawab apa. Ada isyarat melalui kedipan mata Kila, akhirnya bi Ijah pun memutuskan untuk mengangguk saja.

"Bi Ijah disiksa siapa?" Tanya Dewangga yang masih penasaran.

"SAMA AKU" tegas Kila sedikit teriak. Dewangga pun kaget.

"Kamu ini, nggak boleh. Minta maaf sama Bi Ijah sana. Papah kan udah bilang, jangan nakal selama papah tinggal" titah Dewangga sambil menasehati Kila dengan lembut.

"Hehe iya pah"

"Bi Ijah Kila minta maaf ya" ucap ku sembari menghapiri bi Ijah dan mencium pungung tangannya. Bi Ijah pun sontak kaget, ia segera menganggukan kepala dan tersenyum kearah Kila.

"Nggak papa non, bibi malah seneng non siksa hehe" kekehan bi Ijah.

"Bibi ini, ada-ada saja. Orang disiksa kok malah seneng" Ujar Dewangga sambil menggelengkan kepala.

***

18.56

"Mas aku panggil anak-anak dulu yah" ucap Melody dan diangguki Dewangga. Melody pun menaiki anak tangga untuk menghapiri kamar Aleta dan Shakila. Ia harus terlihat adil dan sayang pada Kila saat Dewangga dirumah.

"Aleta sayang, makan malam dulu yuk" ucap Melody tanpa mengetuk kamar anaknya.

"Yuk" sahut Aleta sembari berjalan beriringan bersama Melody.

"Kita kekamar Kila dulu" Ujar Melody membuat Aleta bertanya, heran menurutnya.

"Ngapain mah?"

"Kamu lupa? Papah pulang, Kita harus bersikap apa pada Kila?" Sahut Melody yang membuat Aleta menggerutu tak karuan.

Tok tok...

Tok..tok

tak ada sahutan oleh sang empunya kamar. Saat Melody ingin mengetuk pintu kamar Kila yang ketiga kalinya, ternyata lebih dulu Shakila membukakannya.

"Lama banget sih" ketus Aleta sambil menaruh kedua tangannya di depan dada.

Kila berjalan begitu saja tanpa berucap apa-apa, ia capek terus meladeni mereka. Tak lama kepergian Kila, Melody lebih dulu menarik tangan Kila dengan kasar.

"Aw!" Pekik Kila sambil menoleh kearah ibu tirinya.

"Awas kalau kamu berani bilang pada papah mu jika kau selalu saya siksa" bisik Melody kepada telinga Kila, meremang hingga membuat bulu kuduknya berdiri. Bukan seperti bisikan manusia, melainkan iblis. Air mata Kila hampir saja jatuh, namun ia segera menyekanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R e y h a nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang